Hla...kalo tidak ada water sourcenya biarpun permeabilitasnya segede bagong
apa bisa jadi water drive reservoir ???

-soerya-


On 15/05/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Ikut menanggapi juga, biar rame.
Setuju Pak Razi, saya kira penyebab utama water drive mechanism bukan
karena konektivitasnya dengan permukaan, tetapi karena permeabilitasnya.
Sebagai contoh, di salah satu cekungan di sekitar selat sunda, ada
beberapa reservoir yg pada kedalaman >3700 feet dengan strong water drive
mechanism, padahal reservoir2 tsb tidak terhubung ke permukaan oleh
struktur dan memiliki geometri yg pinch out thd salah satu flank cekungan
yg sangat minim terdapat fault. Reservoir2 tsb memiliki permeability > 1
darcy. Karenanya, saya kira permeability merupakan faktor yg lebih
menentukan. Sehingga jika ingin dibuat logika simple, semakin dalam
reservoir tsb, mungkin akan semakin 'tidak strong water drive' akibat
pengaruh permeability reduction due to overburden/diagenesis.
Adapun eksistensi reservoir2 tsb biasanya terdapat pada depth yg dangkal,
mungkin karena kompaksi litologi yg masih relatif rendah yg secara
otomatis akan berpengaruh pada permeabilitasnya.
Namun yg perlu dipertanyakan adalah applicability logika tsb thd
reservoir2 limestone karena seperti kita tahu, terkadang terjadi
dissolution pada reservoir2 limestone seiring overburden sehingga malah
terjadi peningkatan porosity-permeability.
mohon maaf atas segala kesalahan.

regards,
roby nurzaman

Kirim email ke