"geokimia akan sangat berguna kalau geologi jadi sokogurunya"
Sepertinya berlaku hal yg sama dalam geofisika.. :-)
 
Herry


----- Original Message ----
From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, 21 May, 2006 7:45:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia


Kalau "tripartit" (geologi-geofisika-geokimia) ini tidak konvergen,
mana yg dianggap bener ?

Aku dulu (sekitar 8-10 tahun lalu) pernah diskusi dengan Doug Waples
sepanjang perjalanan naik mobil dari Bandung ke Jakarta, ngobrol
tentang Geologi-Geokimia. Nah Doug bilang kalau andata geology dan
geokimia kesimpulannya tidak "akur", beliau menyarankan untuk
menggunakan argumentasi geologi. Karena kajian geokimia lebih banyak
kelemahannya. (tentunya setelah dikaji oleh orang yg sama-sama
kompetensinya).

Nah kalau argumentasi geologi dengan geofisika manakah argumentasi yg
lebih bisa "dipercaya" ?

RDP

On 5/19/06, Lambok Parulian Marpaung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sehubungan dengan tripartid yang dikatakan Pa Awang. Di daerah Jabung pernah
> dilakukan studi geokimia secara detail, dan sangat membantu dalam pemahaman
> sistem petroleum. Sehingga benar yang dikatakan Pa Awang, tidak mereka-reka,
> tapi ada guidance untuk mencari prospek sampai drillable prospect.
>
> Salam,
> Lambok
>
> ----- Original Message -----
> From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Friday, May 19, 2006 3:48 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia
>
>
> Pak Slamet,
>
> Data sulfur, API, n-parafin, isoprenoid dari minyak2 di suatu kawasan kalau
> dihubungkan dan dipahami secara regional akan menggambarkan oil grouping
> serta karakteristiknya. Lalu, source facies-nya bisa kita duga-duga. Kalau
> lalu kita masukkan pemahaman geologic setting dan stratigrafinya akan
> membimbing kita ke pemahaman apa source-nya (formasi apa) dan di mana
> kitchen-nya. Akibatnya, kita akan tahu bagaimana gambaran migrasinya. Juga
> bisa untuk menaksir kawasan terbiodegradasi atau bebas biodegradasi bila
> kita libatkan struktur geologi di dalamnya.
>
> Kalau kita hubungkan data VR dan heatflow tiap sumur, atau dengan heatflow
> regional, kita bisa merekonstruksi sejarah pematangannya, di mana
> oil/gas/overmature window saat ini, dan di mana dulu.
>
> Geokimia akan nyaring berbunyi bila kita tiupkan nafas geologi ke dalamnya.
> Dan tanpa geokimia, semua hanya reka-reka. Kematangan atau oil grouping
> hanya ditunjukkan oleh geokimia, dan kembali ke tadi, geokimia akan sangat
> berguna kalau geologi jadi sokogurunya.
>
> Maka, tripartit geologi-geofisika-geokimia tak boleh diceraiberaikan.
>
> Salam,
> awang
>
> -----Original Message-----
> From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, May 19, 2006 8:08 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia
>
>
> Terima kasih atas penjelasanya.
>
> Andaikata, kita punya 'trace elements' berupa data sulphur, vitrinite
> refelectance, API, n-parafin atau isoprenoid dan juga data heat-flow di
> setiap well yang ada di Kepulauan Sumatera.
> Lalu kita bermain-main dengan mem-plots dan menghubungkan masing-masing
> data tersebut dengan interpretasi isoline dan opposite-nya . . . dan
> cerita geology apa saja yang bisa menghubungkan semuanya itu secara
> specifik?
> Apakah bisa bercerita tentang trend of sediment environment, source
> facies/rocks, partial pressure (CO2), etc.?
>
> Menarik ya mengungkapkan trend secara regional?!
>
>
> Salaam,
> SLAMET RIYADI
>
>
> -----Original Message-----
> From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
> Sent: Thursday, May 18, 2006 4:26 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia
>
> Pak Slamet dan Pak Hendro,
>
> Blockage lebih dikuatirkan terjadi semakin mendekati seabed karena
> pressure dan temperatur yang turun di bawah dew point. Kalau di
> reservoir jauh di bawah seabed, temperatur yang tinggi bisa mencegah
> blokage minyak parafinik. Dalam flow assurance study, kondisi ini akan
> disimulasi, apakah minyak parafiniknya cenderung membeku dan menyumbat
> pipa (blaockage). Sepanjang jalur pipa di atas sea bed pun kondisi
> menjadi rawan karena laut dalam tentu punya temperatur yang minimal (tak
> heran gas hydrate - biogenic gas yang terperangkap dalam kisi2 kristal
> es sering ditemukan tak jauh dari seabed).
>
> Seperti yang Pak Hendro sebutkan, saat ini caranya adalah dengan
> pemanasan di titik2 tertentu di sepanjang tubing dan di beberapa
> "stasiun termal" di sepanjang jalur pipa ke tempat pengumpul. Kalau ada
> booster pompa untuk mendorong minyak tetap punya tekanan agar mengalir
> di pipa yang menanjak pun, maka ini ada thermal booster agar minyak tak
> jadi membeku di pipa meskipun di luar temperatur drop.
>
> Cara lain adalah dengan membuat bio-enhanced buatan, yaitu
> menginjeksikan mikroba pemakan lilin. Atau, dengan injeksi uap/mikroba
> seperti pernah dicoba di lapangan2 di Sumatra Tengah.
>
>
> Bila ada minyaknya, kelihatannya minyak Antarktika tak akan parafinik,
> mungkin tipe yang diproduksi dari marine algae yang miskin lilin.
> Penyumbatan karena pembekuan lebih gampang diatasi daripada penyumbatan
> kimiawi karena kandungan lilin/parafin.
>
> Salam,
> awang
>
> -----Original Message-----
> From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
> Sent: Thursday, May 18, 2006 2:37 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Heavy Oil Fields in Indonesia
>
> Delete------
>
> This message and any attached files may contain information that is
> confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the
> intended recipient. If you are not the intended recipient or the person
> responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised
> that you have received this message in error and that any dissemination,
> copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is
> the disclosure of the information therein. If you have received this message
> in error please notify the sender immediately and delete the message.
>
> ---------------------------------------------------------------------
> -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -----  Call For Papers until 26 May 2006
> -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
> --
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.6.1/343 - Release Date: 5/18/2006
>
>
> --
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.6.1/343 - Release Date: 5/18/2006
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -----  Call For Papers until 26 May 2006
> -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -----  Call For Papers until 26 May 2006
> -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
>


-- 
How to win the game without breaking the rule --> make the new one !

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke