Geologist yang telah menjadi decision maker pada instansi pemerintahan pusat 
dan daerah menggunakan "kekuasaan"nya untuk membumikan geologi : bahwa wilayah 
kita rawan bencana, dan kita punya potensi sumber daya mineral. 
   
  Salam,
  Ery Arifullah

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  > Pak Is dan rekans

Perlu kah IAGI jadi partai untuk mempengaruhi keputusan politik ?
Saya kira tidak perlu , IAGI harus dapat memberikan pengertian ilmu
kebumian dalam hal ini yang bersangkut paut dengan bencana alam (baca
bencana geologi).

Pak Is dan Rekans

"Mungkin perlu tahu" ?
Saya kira seluruh rakyat perlu tahu keputusan politik yang akan disepakati
DPR , dalam hal yang Anda sebutkan , maka ahli kebumian seharusnya dili-
batkan, karena dasar dari "nature" bencana (dalam hal bencana geologi)
adalah peristiwa alam yang dapat diterangkan dengan ilmu kebumian.
Sebagai akibat dari itu maka dalam RUU itu maka ruh "legal"- nya harus
didasarkan pada ilmu kebumian.

Sebagai bandingan ,Prof Pangkalila mengatakan bahwa RUU-APP menjebabkan
"geger" karena tidak didasarkan atas pengertian dan konsep ilmiah.
Hanya didasarkan pada hal yang bersifat "nisbi" sekali.

Nah , kalau RUU yang Pak Ismail sebutkan tidak mau bernasib sama , sudah
SEHARUSNYA Komunitas Ahli Kebumian berusaha untuk memberikan warna pada
RUU tsb, sehingga "sempurna"lah dia sebagai Undang Undang yang akan
dipakai dasar untuk membuat peraturan pelaksananya ditingkat bawah.

Kalau nanti UU-nya "ngaco" , betapa akan "runyam"nya usaha usaha mitigasi
dan rekonstruksi setiap ada bencana.

Bagaimana kita melaksanakan misi politik ini ?

Kita harus seluruh network yang ada , nah Ketua Umum IAGI , mantan aktifis
ilmu kebumian tentunya akan mampu memanfaatkan net work ini.

Apakah mudah , jelas tidak , akan tetapi saya berharap agar kalau benar
RUU Bencana sedang dibicarakan , semoga jangan dulu diputuskan sebelum
kita mendiskusikan-nya.

Si-Abah

_________________________________________________________________________


diskusi di Trijaya FM beberapa waktu lalu )Nah mumpung belum disahkan
> mungkin perlu tahu juga isinya ,
> apakah sektor ilmu kebumian juga ( ada yang punya ? )
__________________________________________________________________________>>>
>> Rekans
>>
>> Kalau kita menghendaki adanya "kepedulian akan gempa"
>> diseluruh
>> persada Indonesia , maka mau tak mau kita harus memakai
>> jalur
>> politik !!!!!!!!!
>> Eeeeeit , jangan mengernyitkan kening dulu doong !
>>
>> Mengapa begitu ?
>>
>> Karena kepedulian yang kita harapkah kepedulian dari
>> komponen
>> bangsa, dia harus memiliki kekuatan yang mengikat,mempunyai
>> jangkauan baik ke eksekutif , judikatif, jadi harus disusun
>> strategi berdasarkan satu keputusan politik.
>> Apakah itu Peraturan Pemerintah , SK Presiden atau bahkan
>> Undang Undang Dengan adanya ini maka perturan peraturan
>> yang mempunyai herarchi lebih rendah akan dapat mengatur
>> umpama :konstruksi bangunan, lokasi lokasi aman bagi
>> pemukiman , arah dari perencanaan dalam segala hal , tata
>> cara sosialisasi mitigasi , evakuasi ,re-konstruksi dsb.
>> Tentu saja peraturan yang lebih rendah herarchi-nya ini
>> akan sangat tergantung pada kondisi geologi dan sosial
>> ekonomi dari daerah.
>>
>> Nah , dalam melangkah menuju adanya suatu keputusan
>> politik tsb diatas , seluruh komponen ahli ilmu kebumian
>> dan fihak fihak yang sudah "sadar bencana" harus
>> memprovokasi agar dapat tercapai suatu keputusan politik
>> tersebut.
>>
>> Sejalan dengan itu , dalam masa "penantian" IAGI dapat
>> melakukan hal yang disebutkan oleh rekan tsb diatas.
>>
>> Tentu saja ini adalah perjalanan panjang dan harus dengan
>> usaha tanpa henti , hal serupa kan dialami oleh rakyat
>> Amerika di California dan Jepang.
>>
>> Si-Abah.
>>
>> ___________________________________________________________________________>
>>
>>
>> Menurut saya ini adalah sasaran antara sebelum adanya
>> suatu keputusan politik yang mengikat seluruh rakyat
>> Indonesia.
>>
>>
>>
>>
>>
>>> Karena menurut saya (1) penambahan pokok bahasan
>>> 'bencana alam' ke dalam kurikulum pendidikan memiliki
>>> misi dan visi yang lebih komprehensif dalam mendidik
>>> dan mengenalkan masalah ini kepada masyarakat secara
>>> umum maka ini kerja 'cukup' besar karena akan
>>> bersinggungan dengan kebijakan depdiknas. Saya yakin
>>> senior-senior kita lebih dari bisa dan bersedia untuk
>>> mendorong atau paling tidak membawa dan membuat isu
>>> ini sampai kepada "mereka" di depdik . .
>>>
>>>
>>> Untuk yang lebih riil dan mendesak saya pikir
>>> (2)pembuatan buku sederhana dengan informasi yang
>>> di"bahasa awam"kan bisa jadi pilihan yang menurut saya
>>> lebih dulu "doable". . .
>>>
>>> Seminar? akan selalu berakhir dengan rekomendasi tanpa
>>> tindak lanjut seperti masalah-masalah lain dan
>>> biasanya terlalu eksklusif karena kalau tidak
>>> terdengar/terlihat eksklusif bagi sebagian atau banyak
>>> orang seminar tersebut tidak menarik apalagi bagi
>>> sponsor . . .
>>>
>>> Langsung saja untuk no (2): dengan keterbatasan yang
>>> ada di IAGI (tapi tidak pada sumber daya manusianya,
>>> kalau yang satu ini saya yakin sangat melimpah) kita
>>> buat "buku contohnya" beberapa eksemplar kemudian kita
>>> bawa ke "departemen/instansi terkait" atau perusahaan
>>> dan minta mereka untuk jadi sponsor untuk mereproduksi
>>> buku tersebut lebih banyak . . . kalau biasanya
>>> prposal membuat buku yang diajukan, saat ini kita
>>> ajukan produk jadinya . . . gimana mas?? kangs? bahs?
>>> paks?
>>>
>>> --- Rovicky Dwi Putrohari wrote:
>>>
>>>> Quote -
>>>> ... saya pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk
>>>> memasukkan ...
>>>> - end qoute
>>>>
>>>> Nah kira-kia bentuk riilnya seperti apa ?
>>>> Press release ?
>>>> Seminar ? Pembuatan buku panduan sederhana dengan
>>>> bahasa awam ?
>>>> Atau demo-damai spt yg ernah terlontar dari abah
>>>> dulu ?
>>>>
>>>> Ya saya juga yakin banyak yg dapat dilakukan
>>>> IAGI-HAGI ... tetunya
>>>> tidak bisa sendiri2, "bersama kita bisa"
>>>> Yuuk !
>>>>
>>>> rdp
>>>>
>>>> On 6/10/06, budi santoso 
>>>> wrote:
>>>> > Saya pikir hal ini dipengaruhi juga oleh 'mental'
>>>> > masyarakat dan pemimpin kita. Meskipun publikasi
>>>> > tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegempaan
>>>> atau
>>>> > kemungkinan-kemungkinan bencana lain yang
>>>> ditimbulkan
>>>> > oleh alam (tanah longsor, letusan gunung berapi
>>>> dst)
>>>> > sudah 'cukup', tapi bagaimanan masyarakat awam dan
>>>> > pemerintah menyikapinyapun seperti baru sadar
>>>> betapa
>>>> > pentingnya dan terlambatnya itu semua setelah
>>>> bencana
>>>> > itu terjadi. Karena ini berkaitan dengan 'culture'
>>>> > kita secara umum yang tidak pernah 'aware' akan
>>>> > hal-hal yang berkaitan dengan kehendakNya maka
>>>> saya
>>>> > pikir kita (IAGI) bisa usulkan untuk memasukkan
>>>> > bahasan tersebut ke dalam kurikulum pendidikan
>>>> kita.
>>>> > Tidak harus menjadi sebuah mata pelajaran baru,
>>>> tapi
>>>> > disisipkan di mata pelajaran "sains" pada tingkat
>>>> SD
>>>> > dan geografi pada tingkat SMP dan SMU. Diharapkan
>>>> dari
>>>> > situ sedikit-demi sedikit masyarakat kita nantinya
>>>> > akan 'familier' dengan bencana alam spt tsb di
>>>> atas;
>>>> > bagaimana terjadinya, mengantisipasi dan
>>>> > menaggulanginya. Tentu saja bahasannya akan
>>>> > disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang ada.
>>>> >
>>>> > Karena sudah sedemikian banyaknya korban yang
>>>> > diakibatkannya, dan hampir semua daerah di
>>>> Indonesia
>>>> > rawan atau punya potensi besar untuk mengalaminya
>>>> di
>>>> > masa yang kan datang. Jadi sudah semestinya kita
>>>> > menyiapkn diri melalui anak-anak kita paling tidak
>>>> ke
>>>> > depan kita akan lebih 'siap' dan tidak ada lagi
>>>> kesan
>>>> > seolah-olah "para ahli kebumian - seperti pahlawan
>>>> > kesiangan".
>>>> >
>>>> > Tanpa usaha dan cara yang komprehensif dalam
>>>> mendidik
>>>> > masayarakat kita dalam hal ini, maka yang terjadi
>>>> > adalah selalu pengulangan-pengulangan korban,
>>>> > penderitaan, pertanyaan, seminar, sosialisasi
>>>> parsial
>>>> > dst yang pada akhirnya akan terasa 'seperti
>>>> sia-sia,
>>>> > terlambat dan seterusnya.
>>>> >
>>>> > Selain tentunya sosialisasi kepada masyarakat yang
>>>> > lebih umum pada saat ini.
>>>> >
>>>> > STJ
>>>> >
>>>> > --- Rovicky Dwi Putrohari 
>>>> wrote:
>>>> >
>>>> > > Ada yg dapat membantu saya menjawab yg ini ?
>>>> > >
>>>> > > Pertanyaan senada dengan hal ini sering sekali
>>>> saya
>>>> > > terima semenjak
>>>> > > gempa-tsunami aceh tahun 2004. Aku rasa
>>>> IAGI-HAGI
>>>> > > sudah saatnya untuk
>>>> > > kembali mendekati masyarakat awam. tantangannya
>>>> > > tidak mudah dan saya
>>>> > > yakin tidak mungkin sendiri-sendiri hanya dengan
>>>> > > "bersama kita bisa"
>>>> > >
>>>> > > Ya "bersama kita bisa "
>>>> > >
>>>> > > RDP
>>>> > > ---------- Forwarded message ----------
>>>> > > From: Hendra Wahyudi 
>>>> > > Date: Jun 9, 2006 11:32 PM
>>>> > > Subject: Apa peranan ahli kebumian
>>>> > > To: rovicky dwi putrohari 
>>>> > >
>>>> > >
>>>> > >
>>>> > > Salam Pak,
>>>> > > Gempa bumi sekarang kan lagi naik daun Pak,
>>>> mulai
>>>> > > dari kalangan ahli
>>>> > > sampai awam sekalipun banyak memberikan opini
>>>> > > tentang gempa. Tapi,
>>>> > > yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini adalah
>>>> > > bagaimana sebenarnya
>>>> > > peran ahli kebumian (khususnya ahli tektonik)
>>>> dalam
>>>> > > meminimalisir
>>>> > > korban gempa ? selama ini kok kesannya, ahli2
>>>> > > tersebut angkat bicara
>>>> > > kalau bencananya sendiri sudah terjadi. Memang
>>>> di
>>>> > > satu sisi apa yang
>>>> > > mereka sampaikan adalah usaha untuk memberikan
>>>> > > informasi tentang
>>>> > > bagaimana kejadian dan mekanisme sebuah gempa.
>>>> Tapi
>>>> > > hanya sebatas
>>>> > > itu. Belum ada langkah riil bagaiman untuk
>>>> > > meminimalkan angka
>>>> > > korbannya, jadi kesannya sia-sia. Semua orang
>>>> sudah
>>>> > > mengetahui kalau
>>>> > > gempa bumi merupakan bencana yang sampai saat
>>>> ini
>>>> > > belum dapat
>>>> > > diprediksi waktu kejadiannya. Jadi, cuma usaha -
>>>> > > usaha peminimalisiran
>>>> > > korban saja yang dapat dilakukan. Informasi
>>>> kalau
>>>> > > Indonesia merupakan
>>>> > > jalur "ring of fire" (kecuali, Kalimantan) hanya
>>>> > > sekadar opini yang
>>>> > > tidak ditindaklanjuti maknanya.
>>>> > > Menurut Pak Rovicky, apakah sebenarnya peran
>>>> atau
>>>> > > tugas yang harus
>>>> > > dilakukan oleh seorang ahli kebumian dalam
>>>> kaitan
>>>> > > dengan pengabdian
>>>> > > kepada masyarakat?
>>>> > > Mohon pendapatnya Pak
>>>> > >
>>>> > >
>>>> > > Salam
>>>> > >
>>>> > >
>>>> > > Hendra
>>>> > >
>>>> > >
>>>> > >
>>>> > >
>>>> __________________________________________________
>>>> > > Do You Yahoo!?
>>>> > > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam
>>>> > > protection around
>>>> > > http://mail.yahoo.com
>>>> > >
>>>> > > --
>>>> > > How to win the game without breaking the rule
>>>> -->
>>>> > > make the new one !
>>>> > >
>>>> > >
>>>> >
>>>>
>>> --------------------------------------------------------------------->>>
>>> > > ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>>>> > > ----- Call For Papers until 26 May 2006
>>>> > >
>>>> > > ----- Submit to:
>>>> > > [EMAIL PROTECTED]
>>>> > >
>>>> >
>>>>
>>> --------------------------------------------------------------------->>>
>>> > > To unsubscribe, send email to:
>>>> > > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>>>> > > To subscribe, send email to:
>>>> > > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>>>> > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>>> > > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>>> > > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>>> > > No. Rek: 123 0085005314
>>>> > > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>>> > > Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>>> > > No. Rekening: 255-1088580
>>>> > > A/n: Shinta Damayanti
>>>> > > IAGI-net Archive 1:
>>>> > >
>>>> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>>>>
>>> === message truncated ===
>>>
>>>
>>> __________________________________________________
>>> Do You Yahoo!?
>>> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection
>>> around
>>> http://mail.yahoo.com
>>>
>>> --------------------------------------------------------------------->>
>>> ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>>> ----- Call For Papers until 26 May 2006
>>> ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>>> --------------------------------------------------------------------->>
>>> To unsubscribe, send email to:
>>> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email
>>> to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>> No. Rek: 123 0085005314
>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>> No. Rekening: 255-1088580
>>> A/n: Shinta Damayanti
>>> IAGI-net Archive 1:
>>> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
>>> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>> --------------------------------------------------------------------->>
>>>
>>
>>
>>
>> --------------------------------------------------------------------->
>> ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>> ----- Call For Papers until 26 May 2006
>> ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>>
>> --------------------------------------------------------------------->
>> To unsubscribe, send email to:
>> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to:
>> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> IAGI-net Archive 1:
>> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
>> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> ---------------------------------------------------------------------
>
>
> ___________________________________________________________
> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> ----- Call For Papers until 26 May 2006
> ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
>





---------------------------------------------------------------------
----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006 
----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------



 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke