Yang belum jelas bagi saya itu apakah bola pijar atau aurora itu adalah
mengapa dia muncul di Jogya tetapi epicentrum gempa terjadinya di 100 km
selatan Pangandaran?
Kalau gejala ini dapat dipakai petunjuk gempa.
Atau apakah aurora itu tampak sehari sebelum gempa Jogya?
RPK
----- Original Message -----
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Friday, July 21, 2006 8:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: bukan "aurora" tapi bener api !!
Banyak yg "*bersaksi*", duh kok kayak pengadilan aja, bahwa yg dilihat dan
direkam dan disiarkan di tipi itu adalah '*bola api*', bukan aurora ...
*nah
lo !
Bagaimana lagi penjelasannya ?*[image: More...]
gejala aurora alami memang berlangsung lama, tapi ini cahayanya hanya
sebentar saja. Sangat mungkin gejala aurora ini juga hanya dalam waktu
singkat karena gejolak gelombang EMnya juga terganggunya sebentar.
"Tapi Mas Vicky, .... ini *api* kok, bukan aurora, ... *sumprit *!" ....
Kalimat ini yg ada di comment email ke saya sebelumnya ... Duh !
Saya tidak menyangsikan atas pandangan mata ataupun rekaman video, karena
tidak melihat sendiri namun saya mencoba menjelaskan sesuai dengan
keilmuan
yang saya miliki, ya.
Dibawah laut dalam dekat dengan permukaan dasar laut ini sering dijumpai
"gas hydrates", Bahkan di Selat Makasar menyimpan hydrate ini seperti yang
aku tulis duluu
disini<http://bacaan-hari-ini.blogspot.com/2006/03/gas-hydrates-in-north-makassar-basin.html>.
gas ini merupakan kristal dari metana. Tau metana kan, itu tuh yang kata
pak
guru kimia SMAku dulu rumusnya CH4. Nah gas hydrates ini tentunya bisa
saja
sebagai sumber "bahan bakar". Hydrates ini merupakan kristal gas metan,
namun bisa saja masih belum mengkristal, sehingga masih berbentuk gas
seperti yang ditulis pak Ma'rufin sbelumnya yang juga crita ttg fireball
disini<http://rovicky.wordpress.com/2006/07/19/samudra-yang-kembali-bicara/>
.
OK sumber bahan bakarnya memang ada tapi kan harus ada pemantiknya ?
[image: Electromagnetic pulse during
earthquake]<http://rovicky.wordpress.com/files/2006/07/em-eq.jpg>Sudah
banyak penelitian tentang adanya perubahan atau lonjakan pola gelombang EM
(gelombang elektromagnetik) yang bersamaan dengan getaran gempa. Banyak
sudah yg melihat tentang EM ini ketika gempa, namun masih sulit dilihat
apakah EM ini akan muncul menjelang, bersamaan, atau setelah gempa. Yang
paling banyak dijumpai ternyata bersamaan (coinsidence) dengan gempa.
Perubahan gelombang EM ini tentusaja mempengaruhi eletrisitas ditempat itu
dan tentusaja menjadikan adanya loncatan muatan listrik dari bumi.
Lonjakan
elektrik ini di alam dikenal sebagai petir atau kilat. Kemungkinan besar
memang kilat inilah yg menjadi pemantiknya.
Jadi lengkap sudah "ada bahan bakar dan ada pemantik", maka segitiga
kebaran
sudah terpenuhi kan. Kalau memang yg dilihat itu memang api seperti api
kompor gas dirumah itu, maka penjelasan logis saya karena ada pelepasan
metana disertai dengan terbentuknya petir. Api ini tentunya tidak akan
lama
karena langsung terputus dari sumbernya. Sama halnya dengan aurora yg
terjadi akibat gangguan EM sesaat (wupst .. aku masih ngeyel ya).
*pssst ini rahasia ya* .... cadangan hydrates di Indonesia (selat makasar)
ini ada 1.89 trillion m3 (67
TCF)<http://www.searchanddiscovery.com/documents/abstracts/2004hedberg_vancouver/extended/jackson01/jackson01.htm>klik
saja. Mau tahu cadangan di lapangan gas terbesar Arun ? Wah yang di
Selat Makasar ini bisa dua tiga kali lipet dari arun itu... *pssst ini
kalau
ketahuan musuh ilang deh*. Nah kalau yg di Samodra Indonesia juga ada,
waduuh ini barangkali rejeki dibelakang tsunami yang ditunjukkan oleh
Gusti
bahwa disitu ada energi.
--
http://rovicky.wordpress.com/
---------------------------------------------------------------------
----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006
----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------