Wah bagus ramngkumannya Mas. Jumlah merkuri hitungan saya, 125 kg Hg/hari itu dengan anggapan kandungan mercuri 2,565 mg/liter, atau 0,0002 %. ( Dari ambang batas 0,002 mg/liter). Dan jumlah lumpur per hari 50.000 m3. Semua dalam bentuk senyawa, dan memisahkannya tentu hasilnya Hg tak akan sebesar itu. Bisa rendamen (hasil di banding kandungan pada prosessing) hanya 50 %, atau kurang.
Bila kandungan merkuri Lusi 2565 mg/liter (bukan 2,565 mg/liter), maka presentasi beratnya 0,2%. Walau rendamen prosesnya kecilpun, Hg ini umumnya ekonomis, gampang di proses. Bila kandungan sebesar ini, maka Lusi mengandung merkuri 125.000 kg/hari = 125 ton/hari. KLH nadanya sudah akan memastikan, yang di buang ke laut akan bebas limbah. Begitu ? Ada yg mau analisa merkuri Lusi ? Salam, MYT. -----Original Message----- From: heri ferius [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, September 01, 2006 1:13 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Trend solusi dari emailer ttg LUSI Sekedar rangkuman arah solusi dari emailer. Kalau material lumpur (berserta air) yg "menggunung" ini tidak segera dialirkan akan sangat-sangat embahayakan. Bendungan darurat atau tanggul darurat ini sangat rapuh.... sangaat rapuh. Menambah tinggi berarti mempertaruhkan kekuatan vertikal, namun menambah luas juga akan menampung curah hujan lebih banyak nantinya. Satu-satunya ... alirkan saja ke laut !! Di buat kolam bertingkat, berjejer, anggap lah untuk sebulan perlu 30 kolam, seperti parit /kanal disekat-sekat, lumpur dialirkan kekolam, secara alami sudah bisa dipisahkan air dan solidnya. Dikolam terakhir air akan banyak, ditreatmen lalu kelaut. Solid kolam awal-awal di angkat, bisa untuk bahan baku spt: bata, beton, keramik, dll, dsb. membuka lapangan kerja. Mengingat sifat lumpur yang cair, maka untuk memindahkanya sebaiknya mengikuti sifat lumpur itu sendiri yang mengalir ke arah tempat yang lebih rendah. Kita hanya memberikan path nya berupa canal. Oleh karena itu untuk dalam waktu pendek ini dialirkan ke laut saja dengan membuar canal yang lurus ke arah Timur berjarak kurang dari 20 km. Hal ini bisa bertahan lama, malahan bisa diharapkan membentuk suatu delta yang nantinya bisa sebagai daerah hunian. Tiap hari memperbesar pond yang ada. sekarang pond kelima sudah harus dibuat lagi untuk menampung "masa depan" lumpur, berapa hektar lagi. Sementara kebocoran tanggul ganti berganti saja di lain2 lokasi. Sudah seharusnya pemerintah mengeluarkan tindakan tanggap darurat, termasuk pemindahan penduduk, relokasi industri, pembuangan material semburan (misal ke sungai / laut dan pembangunan prasarananya - kanal, pipa,dll).Yang lebih penting adalah penyelamatan publik dan penataan kembali dengan segala resikonya. Ingat hujan deras sudah mulai turun beberapa hari di beberapa daerah, dan segera akan terjadi juga di Porong dalam waktu dekat. Sudah menjadi kewajiban pemerintah / negara untuk mengambil alih tanggap darurat ini. Relokasi penduduk dan penataan ruang (industri, sarana transportasi) hanya bisa dilakukan oleh negara. Pengurangan / pengalihan material semburan (mau ke pantai / laut mana) juga hanya bisa sebagai kebijakan negara, termasuk perubahan yang akan terjadi (juga potensi konflik dan retensi) hanya negara yang dapat mengintervensi, walaupun semua akan di tanggung lapindo. POTENSI tambang air raksa dalam semburan lumpur. Menurut buku Exploration and Mining Geology dari Peters (1978): kadar bijih mercury adalah antara 0.2% sampai 8%. Bahkan bijih Hg ini memprosesnya tidak sulit, sudah keluar sendiri, tidak perlu crusher dan sebagainya tinggal diolah atau disaring saja. Lusi menghasilkan Hg 125 kg perhari ?????, perlukah semburan lumpur perlu dilestarikan ?. Salam HF __________________________________________________ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru ----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru ----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------