Pak Budi Santoso, saya nggak tahu banyak tapi market capitalization
junior company kecil aja, kalo pun amblas yang kejeblos tentu sedikit
orang. Sbg info tambahan (maaf kalo sdh tahu) data dari Bloomberg per
17 Aug 06 menyebutkan market value utk mineral industry itu US$788bn
dan nilai empat coys teratasnya US$316bn (hampir 50%) -- mirip
fenomena Pareto. Malah saya pernah baca thn 2005 tapi lupa sumbernya
67% junior coy yg listing di ASX itu kebanyakan saham publiknya hanya
13%.
Hal ini yang berkebalikan dengan senior company --- harga saham turun
sedikit atau sedang downturn aja thn depan langsung project sana-sini
dipotong.
On 9/14/06, budi santoso <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Lho bukannya yang sedemikian tergantungnya terhadap
kinerja harga sahamnya/kemerosotan harga sahamnya
justru si junior ini karena salah sedikit saja mereka
langsung babak belur, kalau yang besar saya pikir gak
begitu karena hal ini berkaitan dengan unsur
'materiality' dari hasil pekerjaan tersebut.
Mis: si gajah A punya project greenfield exploration
dengan potensi sangat menjanjikan tetapi secara umum
'kabar baik' ini tidak atau belum cukup berunsur
'material' karena dinilai belum akan berpengaruh
terhadap performance perusahaan secara keseluruhan
begitu juga sebaliknya. Lha kalau yang junior, satu
saja projectnya ternyata berisi pepesan kosong . .
tamat sudah riwayatnya . . .
sTJ
--- Noel Pranoto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Itu mgkn sering dibilang concept study kalo di
> mining. Ada yg benar2
> memang study ada juga yang study-study-an alias
> ngintip kalau-kalau si
> junior menemukan giant deposit. Yang dimaksud Pak
> Rovicky benar karena
> mereka adl public listed coy yg berbasis aset --
> jika asetnya jelek
> maka otomatis capital loss.
>
> On 9/14/06, Rovicky Dwi Putrohari
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > ada filosofi lain.
> > Biarkan si kecil yg bermain, anak gede nanti beli
> yg potensi positip aja.
> >
> > Ketika ada satu drilling dryhole, bagi perusahaan
> gede yg ditakutkan
> > bukan rugi biaya eksplorasi/ngebornya, tetapi
> turunnya saham. Satu
> > sumur biaya 10 juta tetapi kalau saham trus anjlok
> 20 point bisa-bisa
> > nilai totalnya lebih besar dari biaya satu sumur.
> Itulah sebabnya
> > perusahaan besar cenderung mengebor yg risiko
> rendah tetapi akan
> > memberikan dampak positip pada nilai saham. Disini
> pikirannya
> > enterpreneur atau bisnismen yg lebih dominan
> >
> > Bagi perusahaan kecil (private) kalau toh gagal ya
> ndak apa-apa toh yg
> > rugi satu doank. Dampak ke saham ndak besar,
> tetapi kalau dapet kan
> > keuntungan bisa berlipat-lipat.
> >
> > Kecenderungannya akhirnya perusahaan besar memilki
> anak2 perusahaan
> > kecil2 yg menjalankan eksplorasi yg berisiko.
> Nantinya kalau dapet
> > "dibeli" oleh induknya. Dulu yg berani bermain
> eksplorasi risiko
> > tinggi (risiko politik dll) di Cepu Blok kan
> perusahaan kecil bernama
> > Ampolex, begitu ada tanda-tanda sukses baru Mobil
> membeli Ampolex.
> >
> > sepertinya yg kecil-kecil ini cabe rawit yak
> >
> > rdp
> >
> > On 9/14/06, Sukmandaru Prihatmoko
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > Menarik nih.... ulasan bung STJ yang lagi
> "dibuang" di Afrika ini.
> > >
> > > Adakah di minyak, coy "gajah" dan coy "junior"
> macam di mineral ini ya?
> > >
> > > Salam - SP
> > >
> > > -----Original Message-----
> > > From: budi santoso
> [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > > Sent: Thursday, September 14, 2006 5:08 PM
> > > To: iagi-net@iagi.or.id
> > > Subject: RE: [iagi-net-l] Mineral Exploration
> Coys Baru Masuk
> > >
> > > Pak Ndaru,
> > >
> > > Saya pikir merekalah pioneer2 dalam dunia
> eksplorasi
> > > ini bahkan merekalah explorationist sejati meski
> > > kadang nekat . . . bahkan terlalu dan
> keterlaluan.
> > >
> > > Menurunkan 'threshold' mungkin salah satunya
> tapi bagi
> > > mereka 'no pain no gain'
> > >
> > > bagi perusahaan gajah, seperti kita ketahui
> mereka
> > > terlalu konservatif jadi sering terlambat
> > > mengantisipasinya; terlalu 'rumit' parameter
> yang
> > > digunakan. Yang mereka lakukan selalu menunggu
> sampai
> > > (gajah-gajah) lainny beraksi dan lagi-lagi
> akhirnya
> > > mereka selalu terlambat.
> > >
> > > bagi saya mestinya; justru di kondisi seperti
> ini si
> > > gajah bisa lebih leluasa 'bermain' karena tidak
> banyak
> > > 'competitor' dan mereka umumnya punya kemampuan
> teknis
> > > untuk men'generate' sebuah 'project' dan
> > > mengevaluasinya secara lebih baik dibanding
> juniors.
> > >
> > > Sebenarnya si gajah gak masalah, tapi si
> personal
> > > pengambil keputusan untuk masuknya yang gak mau
> > > mengambil mempertaruhkan 'jabatannya' . . wajar.
> Tapi
> > > terdengar konyol jika mereka ini (secara
> personal
> > > oknumnya) tahu akan potensi suatu daerah di
> suatu
> > > negara katakanlah Indonesia project "A" tapi
> tidak
> > > 'berani' mengambil keputusan untuk masuk . .
> tapi
> > > akhirnya ada sebuah junior yang akhirnya
> menemukan
> > > sebuah world class deposit tepat di daerah yang
> si
> > > oknum ni pikirkan sebelumnya. . . yang bisa
> mereka
> > > lakukan akhirnya 'hanya' rame-rame dengan
> gajah-gajah
> > > mendekati si junior . . . dengan kemungkinan
> kalah
> > > dalam bersaing meminang si Junior ini . . .
> > >
> > > Dengan sumber dana yang jauh lebih memadai
> mestinya
> > > mereka lebih bisa persistent untuk
> mengaplikasikan
> > > ide-ide konseptuanya terhadap suatu daerah,
> 500rb-1jt
> > > untuk melakukan assessment terhadap sebuah
> daerah
> > > perosective sebenarnya . sesuatu yang hampir
> 'nothing
> > > to loose' bagi si gajah ini . . . apalagi si
> junior
> > > juga akan dengan sendng hati "menerima linpahan"
> > > 'abandoned project' ini dari si Gajah ini jika
> pada
> > > akhirnya mereka memutuskan untuk idak
> meneruskannya .
> > > . jadi meskipun gajah; besar, dan relatif lambat
> > > gerakannya, mestinya dicangkokan kepadanya otak
> > > 'kancil' dari sisi "kecerdikannya" tapi bukan
> > > kelicikannya . . .
> > >
> > > wah terus terang pak, saya 'kesel' juga kerja
> dengan
> > > si 'gajah' sampai berbusa-busa promosi negeri
> ini,
> > > salah-salah malah 'dibuang' ke Afrika' seperti
> > > sekarang ini . . . he he he
> > >
> > >
> > > --- Sukmandaru Prihatmoko <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > >
> > > > Pak Awang/ Bung STJ/ Mas Agus dkk,
> > > >
> > > > Apakah masuknya/ tertariknya investor ke
> Indonesia,
> > > > walau mereka sadar
> > > > banyak kendala "non-teknis" spt yg kita sebut
> > > > barusan, boleh diartikan bahwa
> > > > mereka ini (termasuk yg berstatus calon
> > > > investor)telah menurunkan
> > > > threshold-nya untuk masuk ke suatu Negara??
> Menarik.
> > > > Mungkin jawabannya...
> > > > adalah iya, karena kalau kita amati yg mulai
> > > > "berani" adalah para junior
> > > > coys, yang biasanya lebih fleksible dan lebih
> berani
> > > > ambil resiko, sementara
> > > > coys besar tetap saja "jaga jarak".
> > > >
> > > > Jadi kalau kita ambil positip-nya dari situasi
> ini,
> > > > masih terbuka kesempatan
> > > > lebar buat investor pribumi (Indonesia) untuk
> > > > berkompetisi dengan investor
> > > > asing skala kecil ini, dan meramaikan industri
> > > > eksplorasi, membuka lapangan
> > > > kerja baru dst -dst.... (cmiw). Siapa berani?
> > > >
> > > > Salam - Daru
> > > > ---- belum berani jadi investor ----
> > > >
> > >
> > >
> > >
> > >
>
---------------------------------------------------------------------
> > > ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> > > ----- Call For Papers until 26 May 2006
> > > ----- Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
> > >
>
---------------------------------------------------------------------
>
=== message truncated ===
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com
---------------------------------------------------------------------
----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006
----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------
----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006
----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------