Jadi inget kasus tambang rakyat di Bangka, nggak ada tuh protes getol dari asosiasi atau LSM lingkungan hidup dan coba memperkarakan masyarakat penambang liar tersebut. Padahal lingkungan jadi amburadul banyak danau2 baru terbentuk tak beraturan.
Tapi saat kasus buyat..wahhhh banyak tuh LSM terlibat protes
Kemudian saat LUSI mau dibuang ke laut, banyak LSM pada protes sampai menggerakkan nelayan2 pesisir....tapi sekarang sepi-sepi saja.........

At 10:17 PM 12/13/2006 -0800, you wrote:
Matur nuwun mas Daru. Saya sudah coba lihat pre
viewnya . . sangat menarik!

Bagaimana kalau IAGI order satu copy untuk referensi
internal (saya yakin mas Wirabudi bersedia untuk
"menyisihkan" sebagian "anggaran" departemennya)  bisa
juga kemudian diputer seperti layar tancep gratisan di
komunitas sendiri dengan mengundang pihak lain
(rekan-rekan LSM baik yang pro maupun yang anti
tambang). Kalau perlu bisa dilakukan dengan acara:
"bedah film" bukan untuk mengkritisi sisi artistiknya
tapi dari segi isi, manfaat dan pelajaran dibaliknya.

sTJ

--- Sukmandaru Prihatmoko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Topik lain, dapat dari kawan………
>
>
>
> Saya belum melihat film-nya, tapi melihat ulasan-nya
> … sepertinya bagus
> sekali.
>
>
>
> Jadi ingat ……. 2 ­ 3 tahun lali IAGI ber-rencana
> bikin film ttg dunia
> pertambangan untuk sosialisasi ke “semua arah”, dan
> pernah mencoba minta
> sponsor dari IUGS…… adakah yang meneruskan upaya
> ini.
>
>
>
> Salam ­ Daru
>
>
>
> =============================================
>
> From: Bosta Pratama [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, December 12, 2006 10:06 AM
> Subject: FW: Mine Your Own Business
>
>
>
> Bacaan menarik, semoga berguna.
>
>
>
> Salam, Bosta
>
>
>
>
>
>
>
>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
> >>>>>>>>>>>>>>>>>>
>
> Mine Your Own Business - December 10, 2006
>
>
>
> Saat saya mendapat pemberitahan bahwa ada pemutaran
> filem dokumenter tentang
> suatu kegiatan 'anti-environmentalist', saya menjadi
> tertarik dan
> mendaftarkan diri untuk mengikuti kegiatan yang juga
> disertai dengan acara
> diskusi dengan pembuat filemnya. Pada tanggal 23
> November 2006 saya hadir
> dalam pemutaran filem dokumenter "Mine Your Own
> Business" oleh Phelim
> McAleer dan Ann McElhinney
> (http://www.mineyourownbusiness.org/) di bioskop
> Paradiso, Northbridge, Perth.
>
> Saya merasa filem dokumenter tersebut tiba-tiba
> menjadi sesuatu yang harus
> ditonton oleh banyak kalangan di negeri saya. Meski
> tidak harus menyetujui
> apa-apa yang ditampilan, tapi jelas filem ini telah
> memaparkan kenyataan dan
> hidup masyarakat sekitar tambang yang nyatanya
> bertentangan dengan apa yang
> dihembuskan oleh sebagian environmentalist yang
> sebenarnya tidak hidup
> diantara mereka, dan kalaupun hidup diantara mereka
> (salah satu
> environmentalist filem tersebut), mereka hidup dalam
> kondisi hidup yang
> tidak sebanding. Isu pencemaran lingkungan,
> keindahan lingkungan asli, dan
> keinginan masyarakat untuk hidup apa adanya dengan
> alam telah dihembuskan
> oleh mereka untuk menentang kegiatan tambang di
> suatu daerah. Kemiskinan
> adalah gaya hidup (lifestyle) yang selayaknya
> dipertahankan.
>
> Namun sebaliknya, masyarakat yang hidup ditengah
> kemiskinan dan kemelaratan
> menghendaki perubahan dalam hidup mereka, salah satu
> yang sangat diharapkan
> adalah bekerja di tambang yang akan dibuka dengan
> pendapatan yang baik.
>
> Mc Aleer meliput kampanye Greenpeace untuk menutup
> tambang emas di
> pegununggan Transylvania di tahun 2000.  Liputan itu
> menngubah pandangannya
> terhadap kegiatan environmentalist.
>
> Dia coba membuat filem dokumenter dan mentelusuri
> sisi 'untold story'
> langsung dari lokasi di sekitar penambangan. Filem
> ini di mulai dari
> Rumania, di tambang Rosia Montana yang menghadapi
> masalah besar perizinan
> karena aktifitas sekelompok environmentalist yang
> mengusung isu pencemaran
> lingkungan. Dia mendapati Rosia Montana di Rumania
> sebagai sebuah desa yang
> sangat miskin, dengan 75% pengangguran, sanitasi dan
> air bersih yang
> terbatas dan orang sangat membutuhkan pekerjaan.
> Daerah ini telah menjadi
> kota tambang sejak jaman Romawi, tapi tambang milik
> negara terakhir tutup
> dan sekarang sebuah tambang Canada, Gabriel
> Resources, ingin mengambil-alih.
> Mereka berjanji menyediakan lapangan kerja,
> membangun kembali infra-struktur
> dan membersihkan pencemaran dari tambang lama.
>
> Gheorghe Lucian, seorang pemuda kampung dan
> pengangguran yang dulu bekerja
> di tambang setempat, ikut dengan Phelim sepanjang
> pembuatan filem pergi ke
> Madagaskar dan juga Chili. Banyak pernyatan yang
> cukup menyentuh dari
> penduduk setempat mengenai pergulatan hidup yang
> akrab dengan kemiskinan dan
> kemelaratan. Gheorghe mengemukakan: “Orang-orang
> tidak memiliki makanan
> untuk dimakan. Mereka tidak punya uang untuk membeli
> pakaian… Saya tahu apa
> yang saya inginkan ­ pekerjaan. Saya tahu apa arti
> kemiskinan.” Ella, adik
> Gheorghe, menyatakan: "Mereka yang membawa ide ini
> adalah orang kaya dan
> mereka tidak hidup di sini. Kami yang di sini perlu
> makan, dan kami harus
> bekerja dan kami perlu pekerjaan."
>
> Dalam filem berdurasi 1 jam ini, alur cerita
> dibawakan mengalir,
> mewawancarai beberapa environmentalist, para pakar
> komunikasi, penduduk
> setempat di berbagai lokasi, dari Rumania,
> Madagaskar hingga ke Chili.
> Kadang dengan kocak menangkap penyataan para
> environmentalist dan secara
> visual dikonfrontasikan dengan keadaan sebenarnya di
> lapangan dengan
> mendengar langsung pernyataan warga.
>
> Françoise Heidebroek, seorang penentang tambang
> Rosia Montana dari Belgia
> menyatakan bahwa masyarakat Rumania lebih suka naik
> kuda daripada mobil, dan
> menggantungkan diri pada peternakan, perkebunan
> kecil, dan pengolahan kayu
> untuk hidup mereka. Penduduk setempat ketika
> diwawancarai menyatakan lahan
> mereka terlalu gersang untuk ditanami, hanya tomat
> yang bisa tumbuh, dan
> mereka ingin naik mobil dan ingin toilet didalam
> rumah karena suhu diluar
> mencapai -25 derajat C, jadi mereka mengharapkan
> tambang yang akan dibuka
> membawa mereka peluang tersebut. Bagi beberapa
> environmentalist, nampaknya
> kemiskinan adalah pilihan hidup dan gaya hidup. Tapi
> sayangnya itu bukan
> pilihan hidup untuk mereka dan mereka merasa
> berkewajiban memilihkan jalan
> hidup tersebut untuk orang lain.
>
> Di Madagaskar, seorang aktifis lingkungan dari satu
> badan lingkungan
> terhormat berargumen tentang makna sebuah
> kebahagiaan, bahwa seseorang di
> kota dengan ketercukupan tidak selalu berarti lebih
> kebahagiaan daripada
> seseorang yang hidup melarat di desa sekitar Fort
> Dauphin di Madagaskar.
> Ketika dia dikonfrontasikan dengan fakta bahwa
> penduduk sekitar hidup dalam
> kemiskinan dan kemelaratan, di coba berfilosofi
> tentang arti kebahagiaan.
> Bahwa kebahagian bukan hal yang material, dia
> membandingkan dengan berapa
> kali orang desa melarat bisa tersenyum dan tingkat
> depresi dibandingkan
> dengan orang dikota seperti di London atau New York.
> Mereka yang melarat di
> desa tidak menyekolahkan anaknya karena gaya hidup
> mereka yang tidak
> menginginkan pendidikan, katanya. Dia menentang
> pembukaan tambang di Fort
> Dauphin. Sebelumnya, aktifis ini menunjukkan kapal
> pesiarnya yang seharga
> $35,000.  Saat dikonfrontasikan dengan pendapat
> penduduk
=== message truncated ===




____________________________________________________________________________________
Yahoo! Music Unlimited
Access over 1 million songs.
http://music.yahoo.com/unlimited

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-----  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006
-----  detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke