Pak Romdoni dan Pak Benz, Ya, maksudnya bantuan Pemerintah, bukan ganti rugi. Pak Benz, kalau mau menyalahkan si ini atau si itu dan gak peduli dengan sebenarnya bagaimana saya pikir itu proses pengkambinghitaman, atau sarat muatan politis.. Selamat berlibur panjang, awang -----Original Message----- From: benyamin sembiring [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 16, 2007 4:00 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI salam,
Pak Awang, Sepengetahun saya apabila terjadi bencana alam, pemerintah tidak pernah mengganti rugi terhadap kerugian masarakat. Yang ada pemerintah mengeluarkan dana APBN untuk memperbaiki/menormalkan kembali kehidupan masyarakat. Kalau bencana alam, jumlahnya sesuai dengan kemampuan pemerintah. Bisa kita lihat tsunami aceh, gempa jogja semua bencana alam dan pemerintah tidak pernah mengganti tapi membantu. Bahkan belum ada juga bencana alam yang diganti rugi oleh pihak suasta, jadi pernyataan Lapindo kalau mereka akan mengganti rugi semua, artinyakan sudah jelas. Tapi kalau itu akibat Lapindo yang menurut Pak Awang akan dibayarkan ke oleh Lapindo (dan lapindo pun tidak akan dirugikan karena asuransi) maka lebih baik rasanya kalau kejadian itu diakibatkan oleh Lapindo Mengapa : 1. Pemerintah tak perlu mengeluarkan uang untuk menganti rugi artinya APBN kita tidak terkuras 2. Lapindopun tidak rugi karena ada asuransi 3. Masarakat mendapat ganti rugi sesuai dengan harga pasar, bukan sesuai kemampuan Lapindo 4. Proses pembayaran pun akan lebih cepat Jadi tunggu apa lagi Masyarakat sudah lama menanti agar Lapindo bisa mengganti rugi salam benz Pada tanggal 16/03/07, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Pak Romdoni, Saya pikir perbedaan pendapat itu tak akan berpengaruh banyak kepada masyarakat Sidoarjo. Bila ini murni bencana alam maka Pemerintah yang harus mengganti kerugian masyarakat (seperti bencana alam gempa). Bila ini murni karena pemboran Banjar Panji-1 maka kontraktor Lapindo lah yang menggantinya. Buat Lapindo pun gak terlalu beda, bila ini alam, ia akan di-cost recovery, bila ini akibat pemboran yang human error maka ia tak akan di-cost recovery (tapi asuransi akan menggantinya). Barangkali terjadi perbedaan dalam kecepatan pembayaran ganti rugi, bisakah Pemerintah segera mengganti ganti rugi masyarakat bila ini bencana alam, sebab dana bencana Pemerintah pun sangat terbatas. Maka untuk sementara, ditalangi Lapindo entah ia bersalah atau tidak atau barangkali setengah bersalah ?? Sulit memang, harus ada keputusan hitam putih sementara masalahnya ada di wilayah abu2. Salam, awang -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 16, 2007 3:31 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI Sedikit komentar dan pendapat, Perbedaan pendapat dari penyebab lusi menurut saya bisa salah satunya disebabkan karena perbedaan background ilmu pengetahuan. Misalkan, karena saya seorang operation geologist, yang lebih sedikit tahu tentang drilling practice dibandingkan pengetahuan saya tentang geologi regional, Tentunya pendapat saya akan lebih condong bahwa penyebab LUSI adalah akibat pengeboran, apalagi setelah membaca data2 pengeboran yang dipaparkan oleh saudara Sugeng Hartono (walaupun masih mungkin banyak data yang tidak diungkap). Walaupun secara pribadi, setelah membaca email2 sebelumnya yang diantaranya dari Pak Awang, saya tidak menutup diri bahwa ada faktor lain penyebab lusi. Yang saya ingin tanyakan dan concern saya adalah, apakah 2 pendapat ini pada akhirnya akan berdampak besar kepada masyarakat. - Apakah pendapat 1, yang menyatakan bahwa lusi karena pengeboran atau kelalaian, membuat masyarakat lebih diuntungkan karena mendapat ganti rugi dari pihak terkait ? - Dan apakah pendapat 2, yang menyatakan bahwa lusi karena gempa atau bencana alam, membuat masyarakt dirugikan karena TIDAK mendapat ganti rugi, karena berarti tidak ada pihak yang harus bertanggung jawab? Jikalau ini konsekuensinya, tentu akan sangat berat sekali membenarkan salah satu pendapat bila tidak ada bukti yang sangat akurat Diperlukan team yang solid dari berbagai kalangan yang berbeda background pengetahuan dan bukan hanya interpretasi pribadi masing2. Mohon maaf kalau ada kata2 yang salah, hanya pendapat pribadi Salam Romdoni edison sembiring <[EMAIL PROTECTED]> 03/16/2007 03:01 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI Perbedaan pendapat membuat semakin banyak "solusi", walapun semuanya masih interpretasi dan asusmsi(kualitatif), bagi kita yang junior dengan mengikuti diskusi para senior2 kami semakin banyak tahu dan terkadang membuat semakin tidak ngeh ..... Seperti kata Ahli2 drilling sebelumnya, sangat penting untuk mendapatkan data primer pengeboran BP1, yang sampai sekarang belum bisa diakses, mungkin dari sana akan banyak hal yang bisa diketahui dan kuantitatif. Salam, /Edison Sembiring Landmark AFRICA --- Witan Ardjakusumah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Setuju pak Nyoto, perbedaan harus disyukuri , > tentunya tanpa tuduhan > melakukan tindakan sumir kepada pihak yang mempunyai > pendapat yang > berbeza > > > > Selamat berlibur panjang > > Wass. > > Witan > > > > ________________________________ > > From: nyoto - ke-el [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, March 16, 2007 9:30 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka > Kepada Ketua Umum IAGI > > > > Mas Arie, terima kasih komentarnya. > > Memang kalau saya ikut didalam penelitian/studinya, > jelas komentar saya > akan berbeda. Semua kan tergantung dari apa yang > kita "lihat", sedang > misalkan kita melihat barang yang sama aja, > kesimpulan kita bisa juga > saling berbeda, dan itulah perbedaan yang harus kita > syukuri, karena > kita telah diberikan akal olehNya untuk dipakai, > dimana hasil buah > pikiran kita bisa sama tetapi bisa juga berbeda , > kalau semua orang > didunia ini berpikiran sama ... ya malah repot > nantinya kan ... > > > hevenaiswiken .... > > > > wass, > > > > > > > > > > > On 3/16/07, Arie Purba Tata > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Nyoto, > > Saya pribadi mlihat respon bapak, sepertinya bapak > lebih ahli dan punya > data yang cukup, sehingga dengan mudahnya langsung > membantah, penelitian > yang memang dilakukan, ada baiknya kalo bapak > sendiri melakukan > penelitian yang sama kemudian dipresentasikan, > sehingga kita bisa lihat > dengan lebih bijak permasalahan nya, apa yang bapak > simpulkan di email > sebelumnya, saya kira sama dengan kesimpulan yang > diambil di acara yang > diadakan IAGI kemaren hanya pada saat itu tidak di > bilang presentage > drilling BJP-1 lebih besar atau pun sebaliknya. > > > > > > Wassalam > > Arie > > > > ________________________________ > > From: nyoto - ke-el [mailto: [EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, March 16, 2007 8:51 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka > Kepada Ketua Umum IAGI > > > > Oohalah maas, interpretasi koq ambil analognya yang > jauh2 sampai ribuan > kilometer to mas. > > Wong sudah jelas ada data yang hanya beberapa puluh > meter jaraknya, koq > yang dipakai yang berribu2 kilometers, tambah > semakin sumir dong nanti > kesimpulannya mas ...... hanya sebuah pendapat saja. > > > > > > > wass, > > > > > > > > On 3/16/07, Awang Harun Satyana < [EMAIL PROTECTED] > <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > Pak Rovicky, > > Kalau hanya melihat crossplot after-effect gempa > dengan sumbu2 distance > (terhadap episentrum) dan magnitude gempa memang > LUSI jauh di posisi > anomaly, sehingga kita yang menafsirkannya langsung > akan berkesimpulan > LUSI "jauh panggang dari api" sebagai diakibatkan > gempa. > > Tetapi, coba kita lihat slide2 selanjutnya dari > Prof. Mori itu, bahwa > banyak after-effect gempa yang bisa menimbulkan > banyak reaktivitas > gejala geologi seperti geothermal dalam jarak ribuan > km. Bahkan, saat > gempa Sumatra Desember 2004, spring water level di > Jepang terpengaruh > dalam jarak sekitar 6000 km. > > Lagipula, cross plot di atas itu tak pernah melihat > bagaimana kondisi > struktur bawah permukaan antara Pusat gempa dengan > terjadinya > after-effect. Kalau jaraknya > 1000 km, dan > magnitude < 5 Mw, tetapi ada > > tectonic freeway di kerak Bumi antara episentrum dan > tempat after-effect > terjadi (mis bud volcano), maka saya pikir mud > volcano akan tetap > terjadi walau posisi plot-nya jauh ke atas garis > batas di cross plot > tersebut. > > Benar kata pak Rovicky, statistik penting, tetapi > kita harus memeriksa > satu demi satu karakteristiknya. Korelasi tak > serta-merta bisa > menunjukkan pembenaran suatu gejala sebab di geologi > banyak parameter > yang variable-nya tak bisa dikuantifikasi. > > Salam, > awang > > -----Original Message----- > From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto: > [EMAIL PROTECTED] > <mailto:[EMAIL PROTECTED]> ] > Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:05 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Respon-2 Surat Terbuka > Kepada Ketua Umum IAGI > > Menghubungkan gempa dengan semburan memang bukan hal > tidak mungkin > karena secara statistik memang ada didaerah lain > yang menunjukkan hal > itu. Tentusaja sebagai geologi tidak serta merta > menggunakan data > statistik, karena setiap data memilki karakteristik > sendiri-sendiri. > Setiap data point memilki attribut-attribut sehingga > memenuhi > persyaratan untuk menunjukkan korespondensi > (relasi). > > Dalam hal gempa menyebabkan reaktivasi semburan mud > volkano bisa > dilihat persyaratannya yang dilihat dengan cara > fisis yaitu diukur > atau ada hal-hal dalam bentuk ukuran "measurement". > Faktor-faktor yang > === message truncated === ________________________________________________________________________ ____________ Don't get soaked. Take a quick peek at the forecast with the Yahoo! Search weather shortcut. http://tools.search.yahoo.com/shortcuts/#loc_weather ------------------------------------------------------------------------ ---- Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 ------------------------------------------------------------------------ ---- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------