Ini merupakan "TANTANGAN" besar bagi IAGI ...
Apalagi pak Gubernur minta angka eksak, mana yang bisa lebih dipercaya  5 -
6 bulan atau 30 tahun.  Mudah2an IAGI bisa menerangkan dari mana angka 30 th
tsb diperoleh, karena kalau diitung dengan waktu Geologi, plus-minusnya bisa
besar sekali. Ini pertanyaan yang gampang2 susah .... susah karena harus
diterangkan dengan bahasa publik, bukan "bahasa geologi".


Wass,





On 3/20/07, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 Kalau di simak pernyataan Gunernur , ada dua hal kenapa dia minta IAGI
,meneliti , pertama untuk diperbandingkan dg ramalan mama Laurent ( "IAGI
menyimpulkan kalau 30 tahun lagi Kota Porong akan ambles menjadi danau,
sementara peramal Mama Laurent menyatakan lima hingga enam bulan lagi akan
ambles. Saya bukannya percaya ramalan, tetapi ini adalah pendapat," ucapnya.
 Kedua Gubernur minta jaminan IAGI  (  "Apakah ramalan IAGI itu sudah
benar, saya minta jaminannya.)
kalau diperhatikan kesimpulan kesimpulan selama ini ttg masalah Lusi ini
merupakan asumsi asumsi yang  kadang kadang penuh perdebatan , disisi lain
yang diminta Gubernur sudah harus "eksak". dan dengan jaminan .
Apakah nantinya ini tidak akan menimbulkan permasalahan dikemudian hari.

ISM


----- Original Message -----
*From:* Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
*To:* iagi-net@iagi.or.id ; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)<[EMAIL 
PROTECTED]>
*Sent:* Sunday, March 18, 2007 5:57 PM
*Subject:* [iagi-net-l] IAGI Sambut Permintaan Gubernur Jatim untuk Kaji
Ulang Lumpur Lapindo



*16/03/07 14:59*
IAGI Sambut Permintaan Gubernur Jatim untuk Kaji Ulang Lumpur Lapindo
 Surabaya (ANTARA News) - Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menyambut
baik keinginan Gubernur Jaw Timur (Jatim), Imam Utomo, untuk mengkaji
kembali hasil penelitiannya yang menyimpulkan kalau jarak 1,5 kilometer
areal sekitar pusat semburan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. di
Sidoarjo akan ambles (turun).

"Kita sambut baik permintaan Pak Gubernur tersebut. Baru kali ini ada
pejabat publik minta secara terbuka kepadsa IAGI. Ini menandakan apa yang
kita perbuat menjadi perhatian masyarakat Indonesia, khususnya Jatim," ucap
Eddy Sunardi, Ketua Departemen Pengembangan IAGI, saat dihubungi dari
Surabaya, Jumat.

Permintaan Gubernur Jatim kepada IAGI tersebut dinyatakan ketika
memberikan sambutan Pendapat Akhir terhadap Raperda Provinsi Jatim tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jatim di DPRD Jatim, Kamis
(15/3).

"IAGI menyimpulkan kalau 30 tahun lagi Kota Porong akan ambles menjadi
danau, sementara peramal Mama Laurent menyatakan lima hingga enam bulan lagi
akan ambles. Saya bukannya percaya ramalan, tetapi ini adalah pendapat,"
ucapnya.

Dia mengemukakan, kalau memang hasil kajian IAGI benar-benar menunjukkan
Kota Porong akan ambles maka merupakan kewajiban pemerintah untuk melakukan
relokasi warga, sehingga kalau lima hingga enam bulan ambles, maka warga
tidak menyalahkan pemerintah.

"Saya tidak mau mengatakan akan memindahkan warga Porong. Tetapi, saya
meneliti dulu apakah bahayanya lubang yang sekarang terjadi itu. Kalau sudah
diteliti saya baru melaporkan ke pemerintah pusat untuk melakukan tindakan,"
katanya.

Sekarang ini, ujar Imam, pihaknya memerintahkan masyarakat untuk melakukan
persiapan. "Apakah ramalan IAGI itu sudah benar, saya minta jaminannya.
Kalau memang jarak 1,5 kilometer tidak bisa ditempati, maka harus relokasi.
Namun, ini jangan diperbesar, nanti warga akan panik," katanya menegaskan.

Eddy yang juga Ketua Tim Investigasi semburan lumpur Lapindo di Porong,
Sidoarjo, menuturkan bahwa hasil pencitraan "land satelite" areal sekitar
pusat semburan yang akan ambles radius dua kilometer, berbentuk elip
mengarah ke Timur laut, di mana sejak November 2006 setiap harinya rata-rata
ambles 15 cm.

Logikanya, menurut dia, dengan semburan lumpur panas Lapindo yang begitu
besar lebih dari 100.000 meter kubik (m3) setiap harinya, maka sejak jauh
hari tanah sekitar pusat semburan sudah ambles. Namun, ia menilai, karena
adanya gaya pengapungan dari bawah tanah, sehingga mampu mengimbangi
percepatan penurunan.

Mengenai "insersi" atau memasukan untaian bola-bola beton ke pusat
semburan yang dilakukan Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo
(PSLS) atas rekomendasi ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB),
dinilainya, sebagai upaya mengurangi semburan lumpur panas, dan merupakan
upaya yang sia-sia sekaligus menghamburkan dana saja.

Ia menjelaskan, suhu di atas pusat semburan lumpur panas mencapi 100
hingga 150 derajat Celsius, sementara itu di bawahnya bisa mencapi 200
derajat Celsius, sehingga lambat laun tapi pasti untaian bola-bola beton itu
akan leleh juga.

IAGI sejak awal sudah merekomendasikan lumpur di buang ke laut melalui
kanal-kanal permukaan, dan setelah hal itu dilakukan, ternyata kekhawatiran
mengenai munculnya lumpur beracun tidak terbukti.

"Kita konsentrasi urusi permukaan saja, dengan membuat kanal menyalurkan
lumpur ke laut. Dananya cukup besar, agar tidak sia-sia, ya urusi permukaan,
terutama masalah ganti rugi bagi warga korban. Biar saja semburan lumpur
terjadi, itu merupakan `mad vulcano` yang diprediksi berlangsung sampai 30
tahun ke depan," demikian Eddy Sunardi. (*)

*Copyright (c) 2007 ANTARA*


--
http://rovicky.wordpress.com/


Kirim email ke