>
   Rekan rekan

    
Sebagaimana yang sering saya sampaikan , memang (kita tahu semua )
bahwa
     yang diperlukan Pemerintah adalah
"kepastian" .
     Karena tanpa ini ,
Pemerintah tidak dapat melakukan tugasnya untuk melakukan 
     perencanaan mitigasi.
     Dan karena"kepastian" yang diminta
akan memberikan dampak ekonomi - sosial dan 
    
politik yang besar perlu pemikiran bersama yang komprehensif.
     Karena itu mengumpulkan ahli ahli 
kebumian yang bebar benar komperten dalam suatu
     forum merupakan salah satu jalan.

     Walaupun permintaan ini sebenarnya suatu hal
sebenarnya harus diberikan TANPA 
     permintaan
dari Gubernur, tetap merupakan "kehormatan " yang harus diterima
sebagai
     konsekwensi profesi.

     Ayo IAGI segera mulai . Bravo.

     Si Abah

    
___________________________________________________________________

    Kalau di simak pernyataan Gunernur , ada dua
hal kenapa dia minta IAGI
> ,meneliti , pertama untuk
diperbandingkan dg ramalan mama Laurent ( "IAGI
>
menyimpulkan kalau 30 tahun lagi Kota Porong akan ambles menjadi danau,
> sementara peramal Mama Laurent menyatakan lima hingga enam bulan
lagi akan
> ambles. Saya bukannya percaya ramalan, tetapi ini
adalah pendapat,"
> ucapnya.
>  Kedua Gubernur minta
jaminan IAGI  (  "Apakah ramalan IAGI itu sudah
> benar, saya
minta jaminannya.)
> kalau diperhatikan kesimpulan kesimpulan
selama ini ttg masalah Lusi ini
> merupakan asumsi asumsi yang 
kadang kadang penuh perdebatan , disisi lain
> yang diminta
Gubernur sudah harus "eksak". dan dengan jaminan .
>
Apakah nantinya ini tidak akan menimbulkan permasalahan dikemudian
hari.
> 
> ISM
> 
>   ----- Original
Message -----
>  
From: Rovicky Dwi Putrohari
>   To:
iagi-net@iagi.or.id ; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
>  
Sent: Sunday, March 18, 2007 5:57 PM
>   Subject: [iagi-net-l]
IAGI Sambut Permintaan Gubernur Jatim untuk Kaji
> Ulang Lumpur
Lapindo
> 
> 
>   16/03/07 14:59
> 
>   IAGI Sambut Permintaan Gubernur Jatim untuk Kaji Ulang Lumpur
Lapindo
> 
> 
> 
>   Surabaya (ANTARA
News) - Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menyambut
> baik
keinginan Gubernur Jaw Timur (Jatim), Imam Utomo, untuk mengkaji
>
kembali hasil penelitiannya yang menyimpulkan kalau jarak 1,5 kilometer
> areal sekitar pusat semburan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas
Inc.
> di Sidoarjo akan ambles (turun).
> 
>  
"Kita sambut baik permintaan Pak Gubernur tersebut. Baru kali ini
ada
> pejabat publik minta secara terbuka kepadsa IAGI. Ini
menandakan apa
> yang kita perbuat menjadi perhatian masyarakat
Indonesia, khususnya
> Jatim," ucap Eddy Sunardi, Ketua
Departemen Pengembangan IAGI, saat
> dihubungi dari Surabaya,
Jumat.
> 
>   Permintaan Gubernur Jatim kepada IAGI
tersebut dinyatakan ketika
> memberikan sambutan Pendapat Akhir
terhadap Raperda Provinsi Jatim
> tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah Provinsi Jatim di DPRD
> Jatim, Kamis (15/3).
> 
>   "IAGI menyimpulkan kalau 30 tahun lagi Kota
Porong akan ambles menjadi
> danau, sementara peramal Mama Laurent
menyatakan lima hingga enam bulan
> lagi akan ambles. Saya
bukannya percaya ramalan, tetapi ini adalah
> pendapat,"
ucapnya.
> 
>   Dia mengemukakan, kalau memang hasil
kajian IAGI benar-benar menunjukkan
> Kota Porong akan ambles maka
merupakan kewajiban pemerintah untuk
> melakukan relokasi warga,
sehingga kalau lima hingga enam bulan ambles,
> maka warga tidak
menyalahkan pemerintah.
> 
>   "Saya tidak mau
mengatakan akan memindahkan warga Porong. Tetapi, saya
> meneliti
dulu apakah bahayanya lubang yang sekarang terjadi itu. Kalau
>
sudah diteliti saya baru melaporkan ke pemerintah pusat untuk melakukan
> tindakan," katanya.
> 
>   Sekarang ini, ujar
Imam, pihaknya memerintahkan masyarakat untuk
> melakukan
persiapan. "Apakah ramalan IAGI itu sudah benar, saya minta
>
jaminannya. Kalau memang jarak 1,5 kilometer tidak bisa ditempati, maka
> harus relokasi. Namun, ini jangan diperbesar, nanti warga akan
panik,"
> katanya menegaskan.
> 
>   Eddy
yang juga Ketua Tim Investigasi semburan lumpur Lapindo di Porong,
> Sidoarjo, menuturkan bahwa hasil pencitraan "land
satelite" areal
> sekitar pusat semburan yang akan ambles
radius dua kilometer, berbentuk
> elip mengarah ke Timur laut, di
mana sejak November 2006 setiap harinya
> rata-rata ambles 15
cm.
> 
>   Logikanya, menurut dia, dengan semburan lumpur
panas Lapindo yang begitu
> besar lebih dari 100.000 meter kubik
(m3) setiap harinya, maka sejak
> jauh hari tanah sekitar pusat
semburan sudah ambles. Namun, ia menilai,
> karena adanya gaya
pengapungan dari bawah tanah, sehingga mampu
> mengimbangi
percepatan penurunan.
> 
>   Mengenai "insersi"
atau memasukan untaian bola-bola beton ke pusat
> semburan yang
dilakukan Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di
> Sidoarjo
(PSLS) atas rekomendasi ahli dari Institut Teknologi Bandung
>
(ITB), dinilainya, sebagai upaya mengurangi semburan lumpur panas, dan
> merupakan upaya yang sia-sia sekaligus menghamburkan dana saja.
> 
>   Ia menjelaskan, suhu di atas pusat semburan lumpur
panas mencapi 100
> hingga 150 derajat Celsius, sementara itu di
bawahnya bisa mencapi 200
> derajat Celsius, sehingga lambat laun
tapi pasti untaian bola-bola beton
> itu akan leleh juga.
> 
>   IAGI sejak awal sudah merekomendasikan lumpur di buang
ke laut melalui
> kanal-kanal permukaan, dan setelah hal itu
dilakukan, ternyata
> kekhawatiran mengenai munculnya lumpur
beracun tidak terbukti.
> 
>   "Kita konsentrasi
urusi permukaan saja, dengan membuat kanal menyalurkan
> lumpur ke
laut. Dananya cukup besar, agar tidak sia-sia, ya urusi
>
permukaan, terutama masalah ganti rugi bagi warga korban. Biar saja
> semburan lumpur terjadi, itu merupakan `mad vulcano` yang
diprediksi
> berlangsung sampai 30 tahun ke depan," demikian
Eddy Sunardi. (*)
> 
> 
>   Copyright © 2007
ANTARA
> 
> 
> 
>   --
>  
http://rovicky.wordpress.com/

Reply via email to