Wah, kalo udah liat uraian yang beginian ... rasanya saya kok tambah kuno
ya... gak mudeng mudeng ....

Berikut sih hanya angan angan (karena gak pernah ngerti) tentang NMR. Mohon
pencerahan untuk yang ahli. Silahken mas Bambang Gumilar memberikan
petuahnya ...

1. Alat ini diklaim bisa untuk mengukur pore distribution yang terbebas dari
matrix properties  (lithology-independent porosity tool). Namun dalam
kenyataannya masih memberlakukan perbedaan T2 cut off pada lithology yang
berbeda. Generally, untuk sandstone sekitar 33 ms dan limestone sekitar
90-100 ms. Dari sini sebenarnya klaim diatas sudah "agak" gugur (maklum
orang jawa, nolaknya alus).

2. Alat ini secara teoritis mengukur dan berhubungan dengan jumlah hidrogen
index yang ada di fluida, jadi fungsinya sama dengan neutron. Cara yang
ditempuh adalah dengan membuat polarisasi ion ion hidrogen yang diukur dalam
besaran T1 (polarisation time - dalam ms) dan kemudian mengukuran relaxation
time dalam besaran T2 (dalam ms). Sekarang ini yang menjadi titik fokus kita
kebanyakan adalah T2 ini. Di dalam operasi logging, maksimum waktu dari T2
ini biasanya sekitar 3000 ms atau 3 sec (yang di display di log) tapi
ternyata bisa sampe 6 sec kalo dilihat di DLIS filenya. Saya tidak tahu
persis berapa sebenarnya waktu yang diperlukan supaya T1 sempurna. Untuk
kedua jenis batuan, yaitu sandstone dan limestone mempunyai perbedaan.
Sempurnanya T1 akan memberikan kesempurnaan T2. Nah bagaimana kalo
seandainya T1 tidak sempurna, tentu T2 nya menjadi lebih pesimis (koreksi
kalo salah).

3. Pengukuran NMR di Coreplug untuk limestone, hampir diperlukan waktu
sekitar 15 sec hanya untuk T1. T2 akan sangat tergantung dari pore
geometrynya. Untuk mega pore, T2 bisa mencapai lebih dari 10 sec. Pengukuran
T2 ini tergantung juga bagaimana kita men-desatured core di lab untuk
mendapatkan irreducible water saturation yang kemudian akan menghasilkan T2
cut off nya. Hasil sementara dari lab menunjukan bahwa T2 cut off bervariasi
dari 90 sampe 165 ms.... ada kecenderungan semakin besar porosity semaki
besar T2 ... is it make sense? keliatannya saya lagi berhadapan dengan
non-connected pore, otherwise then something wrong with my logic.

4. Hasil core NMR kemudian diaplikasikan ke NMR log dan kita sudah minta
ke service coy untuk mengkalibrasi log. Hasilnya sungguh luar biasa. T2 cut
off kini bergeser sampe mencapai 225 ms... amazing sekali ..... trendnya
sama dengan core NMR, semakin pororus, semakin besar T2 nya......
Menggelitik sekali dari analisa tersebut kenapa di porositas yang besar kok
T2 tambah besar? .... si expert gak bisa njawab ......si angan angan tambah
bengong ...
saya bilang bahwa by logic seharusnya menjadi lebih kecil karena clay bound
waternya lebih kecil .....si expert gak membantah .. cuma dia tanya ...
terus dimana saya harus pasang T2 cut off? lho aku yang bayar kok dia yang
nanya? ..... bengong lagi ....
kesimpulannya saya harus tetap bayar ... he he ...lumayan bisa dapat honda
odysse tuh.

5. Saya tidak punya pengalaman di sandstone, apakah serepot itu menentukan
T2 cut off?
saya belum berani beranjak ke e-facies yang canggih karena yang kayak gini
gini aja masih bengong ... lha belum lagi ngomong masalah mix-wettability di
limestone yang menambah daftar krodit si angan angan ini .....belum lagi
kalo komposisi sandstonenya tambah ruwet kayak ada glauconite segala yang
mungkin saja berpengaruh kepada pembacaan T1 nya ...


salam

sf - si angan angan yang lagi bengong dan gak mudeng mudeng NMR

On 4/13/07, Sandrya Laksana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Pa'Gde,
Aku coba menghubungkan semua data MATCH, terutama utk meyakinkan E-facies
ku.
Krn secara prinsip (kalo salah tulung koreksi), T2 relaksasi
mengidentifikasikan perbedaan porous network. Karena perbedaan porous
network tersebut, secara QUALITATIVE aku coba melihat interpretasi
faciesnya.
Trims infonya utk penggunaan xplotnya.

Salam,
 Sandrya


Pada tanggal 13/04/07, Wirawan, Gde <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
>
>   Woi..Dry,
>
> Comment elu susah euy….susah ngejawabnya. Tapi gini Dry, elu udah pernah
> ngerun NMR atau sejenisnya khan? Coba lakukan xplot antara Porosity (dr NMR
> dan sejenisnya) dan Vsh dengan menggunakan xplot shale distribution dari
> Thomas-Stieber. Nah dari sini bisa ditentukan perkiraan apakah itu
> structural, laminated atawa dispersed shale vector. Kalau secara langsung
> "Debris flow"..wah kagak ngetri gue, paling pake Borehole image. Slumping
> juga kelihatan pake borehole image.
>
> Apa elu punya senjata Pamungkas untuk menjelaskan "Facies" dari NMR.
>
> Madrid gimane? Telenovela-nya OK?
>
> -Gde-
>
>
>

Kirim email ke