Pak Yudi,
Saya coba jawab sebisanya dari perspektif eksplorasi batubara/metan yg
pernah saya lakukan (karena saya kira Anda bekerja di perusahaan tambang
batubara). Silakan jika rekan-rekan yang bekerja di migas punya pendapat
lain.

Selama ini geophysical log yg di-run pada lubang eksplorasi batubara/metan
hanya membantu secara tdk langsung dlm hal kedalaman, ketebalan, kualitas
dan kontinuitas lateral dari target. Nilai resistivity pada batubara
dipengaruhi terutama oleh kadar air (baca: ranking) dan salinitas, jadi
dalam suatu coalfield dimana ranking/kelas batubaranya sama (misalnya
sama-sama lignite atau bituminus) sulit dilihat adanya relasi antara
resistivity dgn kandungan gas metan pada suatu lapisan batubara. Resistivity
biasa digunakan secara tdk langsung untuk membantu evaluasi prospek.
Misalnya jika dari resistivity diketahui adanya intrusi batuan beku dan
pengaruh devolatisasi batubara, maka umumnya kandungan gas relatif kecil
jika dibanding seam yang "normal".
Kurva sonic log dalam eksplorasi batubara/metan juga hanya dipakai secara
tidak langsung karena cuma menunjukan perbedaan rank/kelas batubara. Jika
target batubaranya memiliki kelas yg sama sulit mencari hubungan kandungan
gas metan dlm lapisan batubara dengan infleksi kurva sonic. Namun sonic ini
sangat berguna untuk  mendeteksi densitas roof/floor batubara dlm ekstraksi
batubara/metan nantinya. Neutron porosity juga tdk terlalu membantu, karena
respon batubara umumnya sama di sekitar 48-81 pu tergantung dari
rank/kelas-nya.

Metan dlm batubara terperangkap dlm 3 bentuk: adsorpsi pada permukaan
molekul organik, gas bebas dlm pori/rekah dan terlarut dlm air yg terdapat
pada batubara. Karena yg paling signifikan kuantitasnya adl gas bebas yg
terdpt pada pori/rekahan, maka dlm eksplorasi batubara/metan mau tdk mau
metoda langsung harus dilakukan dgn mengambil contoh intibor (coring)  utk
mengetahui kandungan gasnya. Yg umum dilakukan pada eksplorasi batubara adl
dgn menghitung:
1. Gas yang hilang (lost gas), biasa disebut Q1 data, yakni hilangnya gas
sejak ditembus mata bor hingga dimasukan ke dalam tabung/bomb/canister.
Biasanya diekstrapolasi dari data desorpsi 2 jam pertama.
2. Desorpsi (Q2), yakni gas yg lepas dari batubara dlm tekanan atmosferik
pada saat berada dlm tabung/bomb/canister. Ini umumnya dilakukan di
lapangan.
3. Residu (Q3), yakni gas yg tersisa dlm batubara stlh proses pengukuran
desorpsi gas selesai. Dilakukan di lab dimana batubara digerus hingga 212 um
mesh dlm tabung tertutup utk menghitung volume gas yang keluar.

Sample kemudian dianalisa proksimat utk membuat kurva kandungan gas terhadap
kedalaman, ash dan rd. Dari data Q1+Q2+Q3 maka didapat QM (m3/t) sebagai
nilai kandungan gas (N2+CO2+CH4). Jika diketahui kandungan gas cukup besar
dan prospektif, biasanya dilanjutkan dgn uji selanjutnya utk mengetahui
komposisi gas secara rinci dan bebas dari kontaminasi udara seperti uji He
flushed sample dll.

Sekian dulu, maaf kalau terlalu panjang dan semoga membantu.

Salam,
Noel


On 5/3/07, kartiko samodro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Kalau saya boleh menambahkan ( mohon dikoreksi kalau salah , karena saya
sendiri belum pernah bekerja di cbm)

Kalau saya analogikan di migas, mungkin sama seperti study kematangan
source rock melalui log data.

kalau di cbm, saya membayangkan bahwa saya mungkin hanya membutuhkan
density log ( atau sonic ) dan resistivity ( dan atau cukup mudlog data ).
dari density / sonic, saya akan mengetahui kualitas porositynya, tebalnya
 dan bisa saya gunakan untuk melakukan korelasi antar sumur sehingga saya
bisa mengetahui dimensi dari batubara di field tersebut.
Untuk mengetahui kematangan : kandungan gasnya , saya gunakan resistivity
(+ bermain di gas ratio data).
Kemudian bisa kita overlaykan nilai porosity dengan nilai resistivity
dan gas datanya , maka kita bisa menarik kesimpulan semi kuantitatif tentang
kematangan batu bara tersebut dan besar kandungan gasnya.


 On 5/3/07, Bayu Nugroho <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
>
> Salam, Pak Wahyu
>  mungkin perlu pembenaran tentang penjelasan saya.
> Adanya kick berarti menandakan di batu bara tesebut mempunyai ruang
> (pori/cleath) dan terisi oleh gas / fluida. beberapa tool logging membaca
> pengaruh tersebut, sehingga pada geofisika log akan terjadi spike-spike
> (lonjakan/depresi yg tiba2). seperti resistivity (kick pd batubara) akan
> mlonjak sangat jauh /tinggi) di bandingkan dengan batubara lainnya. akan
> lebih jelas kalo  liat mudlog-nya pak wahyu.
>
> mungkin bapak2 yg sudah pengalaman di dunia log-an lebih bisa memberi
> jawaban yg lebih cerah.
>
> Salam,
>
> Bayu Nugroho
>
> Geologist
> GDA Consultant
> Jl. Tebet Timur Dalam X no 2
> Tebet, Jakarta Selatan.
> Phone : 021-83792688
> mobile: 08129320050
>
>
> On 5/3/07, Wahyudi Adhiutomo Sri Wijono < [EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> >
> > Salam,
> >
> > Rekan-rekan, saya terbantu sekali dengan info2x tentang CBM, tapi
> > pengen tahu jawaban pertanyaan yang sudah-sudah, yaitu...bagaimana kick di
> > geofisika log yang menunjukkan adanya CBM? Terima kasih.
> >
> >
> >  On 4/30/07, Kabul Ahmad <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
> > >
> > >  Bagi Sdr Naslin dan bagi peminat CBM dan SPE member , ratusan paper
> > > telah diterbitkan oleh SPE. Coba buka http://www.spe.org/elibrary/
> > > kata kunci coal bed methane...
> > > Juga dariAAPG  di  http://emd.aapg.org/technical  dll, ratusan lagi
> > > papernya..kata kunci coalbed methane...
> > > Dulu tahun 1996-an saya sering hydraulic fracturing ( enhance oil
> > > production ) di coalbed methane di New Mexico USA.
> > > Apakah ada Coal Bed Methane ditemukan di cekungan/lapangan migas di
> > > Indonesia ?? dimana ?
> > >
> > > Salam,
> > > KA
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > >  *From:* naslin lainda <[EMAIL PROTECTED]>
> > > *To:* iagi-net@iagi.or.id
> > > *Cc:* Paulus Tangke Allo <[EMAIL PROTECTED]>
> > > *Sent:* Monday, April 30, 2007 5:41 PM
> > > *Subject:* Re: [iagi-net-l] tambahan ttg CBM
> > >
> > >
> > >
> > > Dear All,
> > > Saya juga pengen minta pencerahan ttg CBM dari sisi Operational:
> > > 1. Berapa total gas (TG) reading minimal pada waktu drilling kalau
> > > kita ketemu CBM? apakah diatas 2000 units atau tidak ada batasan tertentu 
?
> > > 2. Bagaimana respon log nya? terutama density-neutronnya?
> > > 3. Kalau kita mau analisis CBM di laboratorium, sample apa yg kita
> > > butuhkan? apakah harus Whole core? atau cukup dengan SWC ? bagaimana 
dengan
> > > cutting? Mungkin bapak2 di Lemigas bisa menjelaskan?
> > > 4. Kalau kita drilling untuk oil/gas well tapi ternyata ketemu CBM,
> > > bagaimana prosedur aplikasinya? Bapak2 di BP migas mungkin bisa kasih
> > > pencerahan?
> > >
> > > Terimakasih sebelumnya
> > >
> > > Naslin
> > >
> > >
> > > On Sun, 29 Apr 2007 Paulus Tangke Allo wrote :
> > > >---------- Forwarded message ----------
> > > > From: Yudi S Purnama <[EMAIL PROTECTED]>
> > > >
> > > >Rekans,
> > > >Ini saya dapet file mengenai CBM completion plus keterangannya.
> > > >Btw, Pak Noel, saya tertarik untuk tahu lebih jauh mengenai problem
> > > >drainase karena milonit pada cleat. Kalau Pak Noel tidak keberatan,
> > >
> > > >bisa tolong beri tahu saya bagaimanakah saya bisa dapat papernya?
> > > >
> > > >Kahatur nuhun
> > > >
> > > >Yudi S. Purnama
> > > >GDA Consultant
> > > >Address: Jl. Tebet Timur Dalam X No. 2
> > > >Phone: 021 8379 2688,
> > > >Fax: 021 8379 2687
> > > >E-mail: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
> > > >Jakarta - Indonesia
> > >
> > > 
>----------------------------------------------------------------------------
> > > >Hot News!!!
> > > >CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
> > > [EMAIL PROTECTED]
> > > >Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
> > > >29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
> > > >Bali Convention Center, 13-16 November 2007
> > > 
>----------------------------------------------------------------------------
> > >
> > > >To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > > >To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > > >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > > >Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > > >Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > > >No. Rek: 123 0085005314
> > > >Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > > >Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > > >No. Rekening: 255-1088580
> > > >A/n: Shinta Damayanti
> > > >IAGI-net Archive 1:
> > > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > > >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > >
> > > >---------------------------------------------------------------------
> > >
> > >
> > >   [image: 
578x38_salary.gif]<http://adworks.rediff.com/cgi-bin/AdWorks/click.cgi/www.rediff.com/signature-home.htm/[EMAIL
 PROTECTED]/1105834_1100164/1105050/1?PARTNER=3&OAS_QUERY=null+target=new+>
> > >
> > >
> >
> >
> > --
> > Respecfully yours,
> >
> > Wahyudi Adhiutomo
> > Mobile:   +62812 15 91630
> > Email:     [EMAIL PROTECTED]
> >
> > Planning and Development Department
> > PT. Borneo Indobara
> > Satui Site, South Kalimantan
> > Jl. Propinsi Km. 167
> > Satui, South Kalimantan
> > Fax:     +62512 61557
> > Phone: +62512 2707547
>
>
>



--
Noel

Kirim email ke