Ya, Pak Rovicky, dia yang dimaksud : Michael Wells Mandeville. Apakah yang 
disuguhkannya itu science atau pseudo-science saya pikir kita bisa menilainya 
dari publikasi2nya itu. Hanya, kadang-kadang sulit juga membedakannya bila 
perbedaannya kabur, misalnya "geo-fantasi", apakah ini pseudo-science sebab 
mengkhayalnya keterlaluan (untuk zaman ini)- tetapi bisa saja ternyata benar 
untuk masa-masa yang akan datang.
   
  Yang sekarang terasa absurd, belum tentu absurd pada masa mendatang. 
Misalnya, orang menilai Wagener pada tahun 1915 sebagai orang yang absurd sebab 
mengeluarkan teori bahwa benua2 itu berjalan, apalagi dia mengeluarkan teori 
bahwa berjalannya benua akibat Bumi berotasi, jadi semacam akibat gaya 
centrifugal. Tetapi, sekarang ternyata terbukti bahwa benua2 di muka Bumi 
kebanyakan memang berjalan-jalan.
   
  Di ranah sains pun terdapat teori/metode yang lahir, hidup, lalu mati, 
dinyatakan tak berlaku lagi, digantikan oleh teori/metode lain. Misalnya, 
pemakaian metode dating absolut dengan K-Ar, sekarang banyak dipermasalahkan 
sebagai tidak akurat, padahal banyak teori tektono-volkanik kita di Indonesia 
sudah dibangun di atas dating tersebut. Lalu apakah sekarang kita serta-merta 
mesti menggugurkannya karena metodenya sendiri lemah/salah.
   
  Siapa yang bilang kalau Eocene volcanic arc di Jawa ada di offshore Jawa 
sekarang ? Itu kata groupnya Robert Hall di pertemuan IPA kemarin, padahal yang 
diajarkan ke kita oleh Hamilton dan Katili adalah bahwa arc tersebut 
kemungkinan besar ada di sisi utara onshore Jawa sekarang sebab yang late 
Cretaceous arc-nya ada di Laut Jawa sekarang, atau tak pernah ada arc tersebut 
(Soeria-Atmadja et al., 1994) karena pada masa Eocene tak ada peak volcanism, 
hanyalah background volcanism yang tak mungkin membentuk arc. Nah, dalam sains 
pun terdapat hal-hal yang mungkin absurd, apalagi di pseudo-science.
   
  Saya hanya melihat, betapa rajinnya ya orang-orang seperti Mandeville, itu 
patut kita kagumi energinya, soal benar- salahnya memang kita sebaiknya 
hati-hati, jangan menelan begitu saja apa yang ditulisnya. Seperti juga buku 
James Tabor yang tengah populer "The Jesus Dynasty" atau "Da Vinci Code" Dan 
Brown. Buat saya, mesti membaca kedua buku itu dengan hati2, kalau tidak, 
siap-siaplah tergoncang !
   
  salam,
  awang
   
  
Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Wah menarik
Pak Awang Saaya tertarik dengan si Mandeville ini.
Apakah beliau ini scientist atau pseudo scientist ?
Apakah yang ada disini ini ? http://www.michaelmandeville.com/
Soale kalau iya disitu buanyak sekali klaim yang dibuat bahwa dia
bilang teori ini menjelaskan segalanya ... whaddduh !!!

Kalau wobble dan milankovitch memang sudah masuk ranah uji fisis yang
cukup intens, walaupun sekali lagi seperti kata anda. Selalu saja ada
pro-kontra.

Soal pasang ini.
Gravitasi dan pasang air laut kali ini cukup besar mempengaruhi dua
samodra besar yaitu Samodra Indonesia dan Pasific. Gelombang pasang
tinggi mempengaruhi hindia cukup besar, namun harus diingat bahwa
VOLUME air tetap sama. sehingga tidak disemua tempat didunia ini harus
mengalami pasang naik selama peristiwa segarisnya bulan, bumi, dan
matahari.
Pantai selatan Jawa mengalami pasang tertinggi dan menyebabkan
kenaikan paling teruk. Waktunya juga tidak bersamaan dengan naiknya
muka air laut di Surabaya dan pantai utara Jawa.

RDP

On 5/21/07, Awang Satyana wrote:
>
> Kebersamaan gelombang pasang yang melanda Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara dan
> terukurnya gempa secara fluktuatif di wilayah Indonesia, dan terjadinya
> posisi segaris antara kedudukan Bumi-Bulan-Matahari bisa saja mengindikasi
> kemungkinan kebenaran hipotesis "vortex tectonics"
>
> "Vortex tectonics" (Mandeville, 2001) berteori bahwa gravitasi Bulan dan
> Matahari telah mempengaruhi gerak poros Bumi ketika Bumi berputar. Karena
> Bumi berputar secara miring, maka porosnya pun membuat gerak berputar
> sedemikian rupa sehingga sedikit terhuyung (wobbles). Milutin Milankovich,
> ahli matematika dan meteorologi Serbia telah mengetahui ini dan telah
> membuat siklus periode gerak huyungan Bumi ini pada tahun 1920-an. Kini,
> gerak terhuyung ini diaplikasikan ke fenomena gerak kerak Bumi dan atmosfer
> di atasnya.
>
> Vortex tectonics memperkenalkan 22 grafik/siklus yang memperlihatkan bahwa
> gerak-gerak tektonik utama, termasuk gempa dan volkanisme, juga fenomena
> cuaca macam el nino, la nina, dan pemanasan global berhubungan dengan gerak
> kerak Bumi ketika Bumi melakukan gerakan huyungannya (terkenal sebagai gerak
> Chandler's wobbles). Karena gerakan ini, posisi relatif kerak Bumi akan
> berubah posisi dan orientasi relatif terhadap poros rotasi Bumi.
>
> Dalam posisi astronomis segaris antara Bumi-Bulan-Matahari seperti terjadi
> pada 17 Mei 2007 kemarin, jelas gravitasi Bumi mau tak mau akan terganggu,
> kemudian mempengaruhi pola gerak huyungan poros Bumi, yang selanjutnya akan
> berpengaruh ke fenomena gerak material mantel-kerak Bumi-sampai pola golakan
> atmosfer di atasnya.
>
> Mengapa hanya wilayah tropika yang terlanda ? Sebab, di wilayah tropika Bumi
> menggembung akibat rotasi sentrifugal, dan secara atmosferik di wilayah ini
> jugalah terjadinya pertemuan-pertemuan massa udara (front), gelombang laut,
> bahkan lempeng-lempeng tektonik.
>
> Beberapa riset vortex tectonics telah menemukan hal2 sebagai berikut :
> terjadi siklus variasi orbital sistem Bumi-Bulan-Matahari sepanjang 14 bulan
> dan 6,5 tahun, sehingga fenomena dinamika Bumi akan mengikuti siklus ini.
> (1) siklus 14 bulan (gelombang X dan Y dalam vortex tectonics) dan 6.5
> tahun ( Primary Axis Cycle) akan menginduksi gempa dan aktivitas volkanik;
> (2) ritme aktivitas volkanik di sistem busur langsung mencerminkan tempo
> primary axis cycle; (3) fenomena El Nino (ENSO) sejajar dengan aktivitas
> volkanik, yaitu akibat langsung Primary Axis Cycle sepanjang 6,5 tahun; 4)
> gerak progresif poros rotasi Bumi sejak 1900 nanmpaknya memicu aktivitas
> gempa dan volkanisme.
>
> Begitulah vortex tectonics, yang mencoba menjelaskan hubungan posisi-posisi
> planet, gravitasinya, dan efeknya terhadap fenomena dinamika Bumi secara
> solid earth (mantel-kerak) maupun fluid earth (atmosfer).
>
> Jelas ada yang pro dan ada yang kontra, wajar, tetapi begitulah ilmu
> pengetahuan sebab tanpa pro dan kontra ilmu tak akan berkembang.
>
> salam,
> awang
>
>
>
> Shofiyuddin wrote:
>
> Apakah secara regional juga terjadi, misal di Malaysia dan Brunei?
> Kalo tidak, kira kira kenapa?
> Rasa rasanya kok Indonesia digempur terus terusan sama "bencana alam".. dari
> Tsunami Aceh, Pangandaran, G. Merapi, Gempa Yogya, Banjir di Manggarai,
> Lumpur Sidoarjo, banjir Jakarta, tanah longsor dimana mana, dsb dsb ...
>
> On 5/21/07, Supardan wrote:
> >
> > Kalau gelombang pasang tersebut diakibatkan oleh gaya-gaya astronomis,
> mengapa kok lokasi terjadinya setempat-setempat ya, mestinya terjadi di
> sepanjang pantai kan?. Lagipula, gelombang pasang ini tidak hanya terjadi di
> pantai selatan (Jawa khususnya), namun juga terjadi di pantura (pantai
> Kenjeran - Surabaya, pantai di kota Semarang dsb).
> >
> > Pada saat awal terjadinya gelombang pasang (di pantai Sumbar/ Padang), BMG
> menjelaskan bahwa fenomena tersebut terjadi akibat gaya astronomis. Namun
> begitu kejadian tersebut juga mengenai daerah-daerah lain (tidak hanya
> pantai selatan/ pantai di tepian Samudera Hindia) saja, penjelasan BMG
> (Ahmad Zakir) kok jadi lain ya. Konon katanya, fenomena tersebut diakibatkan
> oleh adanya akumulasi angin (tekanan?), yang pada akhirnya menimbulkan
> gelombang (besar?). Seperti halnya saya, masyarakat luaspun saya rasa juga
> bingung atas penjelasan BMG tersebut.
> >
> > Yang bener yang mana ya mas Rovicky? Apakah gempa juga memiliki kontribusi
> terhadap kejadian ini?
> >
> > Suwun,
> > Pardan - Jatim.
> >
>
>
>
> ________________________________
> Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and
> always stay connected to friends.
>
>


-- 
http://rovicky.wordpress.com/

----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------



 
---------------------------------
Never miss an email again!
Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. Check it out.

Kirim email ke