Vita,
di Balikpapan atau di Duri atau di Rumbai dan banyak lagi daerah yang merupakan 
kantor perusahaan minyak juga bisa menikmati fasilitas itu (golf nya malah 
gratis),  tapi menurut statistik yang di publish dulu jumlah yang terbesar yang 
keluar dari Chevron.  Jadi mungkin kombinasi kenyamanan dan duit yang dicari, 
serta challenge/kesempatan yang diberikan perusahaan di luar negeri.

Sebenarnya apakah benar industri migas di Indonesia kekurangan tenaga kerja?
dua minggu lalu, saya masih mendengar beberapa kawan yang merasa under-utilized 
di perusahaan tempat dia bekerja.  dan itulah yang membuat mereka 
bertanya-tanya tentang lowongan di LN. Memang ada yang mengakui sudah di cap 
oleh perusahaan bahwa "tidak bisa dikembangkan"  atau cap semacam itulah.
Jadi tidak akan pernah dikasih tanggung jawab lebih.  terus orang seperti ini 
mau diapakan?  selain merugikan perusahaan juga mematikan orang tsb secara 
perlahan-lahan.
jadi saran saya kepada mereka adalah ngomong lagi sama management dan HR minta 
dikasih challenge yang lebih, dan kalau tetap tidak dikasih yah silahkan 
melamar ke perusahaan lain di dalam negeri atau sekalian ke luar negeri saja.

Orang2 seperti ini banyak sekali di perusahaan minyak di Indonesia, saya juga 
pernah di cap kayak gini di salah satu perusahaan. dan akhirnya saya pindah 
dari perusahaan tersebut.  Lumayanlah bisa kasih lihat bahwa mereka terlalu 
cepat "jump into conclusion".  saya juga melihat hal yang sama di petronas.  
yang "tidak dipakai" di Indonesia malah sering sangat berhasil di sana.   
Banyak sekali contoh2 yang saya rasa sudah menjadi rahasia umum dikalangan 
pegawai petronas asal indonesia.

Mungkin ini adalah challenge yang terbesar yang harus dibenahi oleh perusahaan 
minyak di Indonesia. kalau pegawai tsb belum punya keahlian yang diperlukan, 
kan bisa di training, setiap perusahaan minyak punya dana training.  
Saya yakin tidak ada yang tidak mau maju.  please jangan blame bahwa pegawai 
nya sudah tidak akan bisa dikembangkan karena sikap mereka.  Pasti masih bisa 
dikembangkan . . . . . .   siapapun. . . . . . 

saya sempat ngomong hal ini sama salah satu VP suatu perusahaan multi nasional. 
 dia lagi interview saya ttg kemungkinan hire saya di perusahaaan nya tetapi 
saya tanyain kenapa teman2 saya yang diperusahaan itu tidak dikasih aja 
tanggung jawab yang ditawarkan ke saya.  dan dia bilang orang tersebut tidak 
akan bisa ke posisi ini.
Memang perusahaan tidak bisa menjanjikan "the sky is the limit".di posisi 
managerial.

saya tahu posisi manager terbatas, tetapi kan masih ada jenjang lain yaitu 
jenjang professional?
semua perusahaan mengatakan akan memberikan kesempatan pegawai mereka ke 
jenjang professional, akan tetapi berapa saja yang benar2 memberikan kesempatan?

Banyak teman2 yang di Unocal dulu bercerita bahwa professional ladder 
dijalankan dengan baik di Unocal.  bagaimana dengan perusahaan yang lain?

tetapi ada juga yang memang suka pindah2 "daerah investigasi" dan sering 
disebut masuk kategori "happy wanderer", tetapi masih banyak juga daerah di 
Indonesia yang bisa memberikan challenge ke happy wanderer ini.

fbs





----- Original Message ----
From: Parvita Siregar <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, May 28, 2007 3:48:17 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di 
Tanah Air Picu Brain Drain


Bahasanya Mas Andang  susah ih :)

Mas Awang, saya setuju, pendapat Mas Awang.  Kalau bisa bangun siang dan
tidak macet2an ke kantor, atau sempat jogging sebelum sarapan dan
berangkat ke kantor, pulang ke rumah masih melihat matahari terbenam dan
main tenis atau sepak bola dan main dengan anak-anak, sekolah
kwalitasnya baik dan gratis, ya mikir2 jugalah.  

It's a matter of quality of life kok.  Kalau soal uang, ngga kan ada
cukup2nya...

Parvita H. Siregar
Salamander Energy
Jakarta-Indonesia


Disclaimer:  This email (including any attachments to it) is
confidential and is sent for the personal attention of the intended
recipient only and may contain information that is privileded,
confidential or exempt from disclosure.  If you have received this email
in error, please advise us immediately and delete it.  You are notified
that using, disclosing, copying, distributing or taking any action in
reliance on the contents of this information is strictly prohibited.

-----Original Message-----
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 28, 2007 1:09 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI
di Tanah Air Picu Brain Drain

Permasalahan brain-drain yang dikemukakan di initial posting nampaknya
punya 
dimensi supra-struktur kebijakan, strategi besar korporasi, lembaga
negara, 
dan pemerintahan secara umum. Sementara opini yang dikemukakan broer
Awang 
terlampir lebih menjelajah wilayah filosofis (kebahagiaan versus materi)
dan 
penyerapan subtil individual (yang seringkali sakral) atas filosofi
tersebut 
untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Repotnya adalah: 
apabila para pengambil kebijakan (korporasi, negara, dsb) menerapkan 
filosofi individual dalam kebijakan yang mempengaruhi kemaslahatan 
masyarakat banyak, dimana bisa saja terjadi pengabaian (negligence) atas

konsern masyarakat banyak (yang punya filosofi individual
ber-beda2)....... 
Mudah2an berbagai perkembangan yang terjadi di kancah pertenaga-kerja-an

migas kita bisa menggugah (pelan2 juga nggak papa), membangkitkan, dan 
menggerakkan para pengambil kebijakan kita untuk tanggap/concern dan 
mengambil tindakan segera.

Salam

adb



----- Original Message ----- 
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Monday, May 28, 2007 12:23 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI
di 
Tanah Air Picu Brain Drain


Yang bergaji rp 100 jt/bl atau rp 1 jt/bl sama-sama bisa hidup,
sama-sama bisa menyekolahkan anak-anaknya, dan punya kenikmatan serta
keluhannya masing-masing. Tak ada jaminan bahwa yang bergaji rp 100
jt/bl tak pernah mengeluh atau pusing atau kuatir. Di tengah kemacetan
kota Jakarta, yang bergaji Rp 100 jt/bl marah karena terjebak macet dan
kuatir mobil mewahnya terserempet metromini yang dinaiki orang bergaji
rp 1 jt/bl yang tersenyum saja melihatnya. Penghasilan tak pernah
berkorelasi positif dengan kebahagiaan. Orang yang gajinya kecil akan
menyesuaikan dengan apa yang mampu dibelinya.

Kalau "brain drain" hanya mengejar uang, hm...

Masih banyak yang tak bisa dibeli dengan uang..

Salam,
awang

-----Original Message-----
From: Leonard Lisapaly [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 28, 2007 11:04 C++
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI
di Tanah Air Picu Brain Drain


Meminjam istilahnya Bapak Orang Miskin di acara Republik BBM :

"Sedikit-sedikit uang, sedikit-sedikit uang, uang kok cuma sedikit ...."

LL

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 28, 2007 10:48 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli
Geofisika Indonesia
Subject: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di
Tanah
Air Picu Brain Drain

Dari 5 tahun lalu kita diskusi braindrain di IAGI-net ga pernah
selesei .... Kita bisa debat berbusa-busa soal gaji cukupnya berapa
banyak. Namun kenyataan bahwa gaji masih menjadi impian pekerja di
Indonesia. Simak uraian dari KB Antara dibawah sana.

Uang bukan segalanya
tapi segalanya perlu uang ...
waaks ! :)

RDP

Ekonomi & Bisnis

27/05/07 11:15
Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain
Drain

Canberra (ANTARA News) - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia
(PPIA) mengusulkan perlu dihapusnya segera kebijakan yang membedakan
gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan orang Indonesia
berkualifikasi sama di Tanah Air, karena ditengarai turut memicu
larinya atau "brain drain" kalangan terdidik Indonesia lulusan luar
negeri.

Usul tersebut mengemuka dalam diskusi PPIA di Universitas Nasional
Australia (ANU) tentang fenomena "brain drain" di kalangan terdidik
dan profesional Indonesia yang enggan pulang ke tanah air setelah
tamat dari pendidikan di luar negeri, demikian informasi yang
diperoleh ANTARA dari PPIA ANU, Minggu.

Disebutkan, usul yang mengemuka dalam diskusi yang menghadirkan dua
orang Indonesia yang sedang bertugas di ANU, Ariane Utomo dan Wijayono
Sarosa, itu masih akan ditindaklanjuti dan digodok secara lebih
mendalam dalam konferensi perhimpunan mahasiswa Indonesia dari seluruh
dunia yang direncanakan berlangsung di Sydney pada September
mendatang.

Dalam diskusi yang dihadiri puluhan mahasiswa ANU dan doktor Indonesia
yang kini bekerja di universitas terbaik di Australia itu, terungkap
bahwa perbedaan gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan asing
maupun lokal kepada para tenaga ahli dan konsultan asing dan Indonesia
dengan kualifikasi keahlian yang relatif sama ini sudah berlangsung
sejak lama.

Di perusahaan pertambangan milik Amerika Serikat di Provinsi Papua, PT
Freeport Indonesia, misalnya, disebutkan bahwa sudah lama terjadi
kebijakan yang membedakan gaji para konsultan asing dengan konsultan
Indonesia, padahal mereka memiliki kualifikasi dan keahlian sama.

Kebijakan yang diskriminatif itu diyakini menjadi salah satu penyebab
terjadinya "brain drain" di kalangan terpelajar Indonesia lulusan luar
negeri atau orang-orang terbaik Indonesia yang meninggalkan Tanah Air
untuk bekerja di luar negeri sebagai profesional.

Di Malaysia, pemerintah negara itu memberikan insentif yang menarik
kepada warganya yang melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa
negara untuk kembali ke Malaysia setamat dari universitas mereka.

Sementara itu, Ariane Utomo kepada ANTARA yang menghubunginya dari
Darwin mengatakan di Australia, fenomena "brain drain" itu justru
lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak Indonesia yang lulus
program strata satu dari universitas-universitas di Australia.

"Trend jumlah lulusan S-1 universitas-universitas Australia yang asal
Indonesia cenderung tinggi. Setelah mereka tamat, mereka melamar untuk
mendapatkan status residen tetap di Australia, karena memang
Pemerintah Australia membuka pelulang untuk itu," katanya.

Menurut Ariena, Australia mendapatkan keutungan dari fenomena ini,
yakni tersedianya 'tenaga kerja terdidik yang siap pakai' kendati
"brain drain" ini sebenarnya tetap memberikan nilai positif, yakni
terbuka dan bahkan semakin luasnya jaringan kerja orang-orang
Indonesia yang memilih menetap sementara dan bekerja di luar negeri.

Seorang mahasiswa pasca sarjana asal Indonesia, Yopi, yang juga
mengikuti diskusi mengatakan sudah saatnya Bappenas dan
lembaga-lembaga lain di Tanah Air menghentikan kebijakan yang
membedakan gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan
Indonesia.

"Gap (ketimpangan) ini adalah isu yang sangat penting bagi kita,"
katanya.
(*)

Copyright (c) 2007 ANTARA

-- 
http://rovicky.wordpress.com/

------------------------------------------------------------------------
----
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------
----
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------


------------------------------------------------------------------------
----
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
--------------------------------------------------------------------- 

------------------------------------------------------------------------
----
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
------------------------------------------------------------------------
----
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------


----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007
----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke