Penipuan macam gini bahkan juga pernah menimpa diri saya sendiri dan isteri.
Dikabarkan bahwa saya mendapat musibah kecelakaan di Jakarta dan sedang kritis 
di ICU RSCM. Padahal saat itu saya ada di Riau. Dan Anehnya, inilah anehnya, 
saat isteri saya menerima berita itu, dua no HP saya tidak bisa dihubungi sama 
sekali baik dengan hp isteri maupun telpun rumah. Blank ! Padahal saya beberapa 
menit sebelumnya ada kontak telp dengan HP saya tersebut ke sejumlah teman. 
Anehnya lagi, si penipu tahu persis no HP isteri dan telp rumah, bahkan 
pekerjaan saya, dan alamat kantor segala.
1. Banyak kejadian penipuan ini selalu saja no HP tiba-tiba blank.tak ada 
sinyal atau sulit dihubungi.
2. Penipu tahu anggota keluarga korban dan tahu persis no HP keluarga korban.

Kira-2 siapa ya yang bisa tahu seperti itu ??? Lalu kira-kira siapa yang bisa 
"menutup" akses HP ?
Kalau masalah no hp, alamat dan pekerjaan mungkin dari kartu bisnis yang pernah 
kita sebarkan...tapi menutup akses HP? tahu anggota keluarga ? Ini pasti pakai 
alat canggih atau ada kongkalikong....karena semua no HP di Indonesia sekarang 
ini sudah tedaftar dengan KTP, KK, atau lainnya.
  ----- Original Message ----- 
  From: Franciscus B Sinartio 
  To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia ; iagi-net@iagi.or.id ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; Kuliah Geofisika 
  Sent: Friday, July 06, 2007 2:31 AM
  Subject: [iagi-net-l] Penipuan bermodus operandi kecelakaan


  Hallo semuanya, sorry menyajikan topik yang tidak hubungannya dengan 
geoscience tapi saya merasa mempunyai kewajiban untuk men-share hal ini supaya 
tidak ada yang ketipu lagi.
  saya menulis nya tadi pagi, tetapi malam ini baru bisa akses ke yahoo email 
saya, jadi baru di forward kesini

  fbs
  ======= 



  Ini ada pengalaman penipuan yang terencana.

  Tolong di sebarkan ke semua milis yang anda tahu, supaya tidak ada yang 
menjadi korban.



  Cerita nya begini, mertua saya yang tinggal di Tangerang dapat telepon dari 
seseorang yang mengaku petugas RSCM, dan memberitahu bahwa  dua anak nya yang 
laki dan yang perempuan dalam kecelakaan, dan sedang koma di RSCM.

  Untuk bertahan hidup perlu  sewa alat yang membutuhkan uang Rp 25 juta.  Uang 
itu diperlukan sebelum rumah sakit  memperbolehkan memakai alat tersebut.

  Tentu saja mertua perempuan saya langsung panik, karena memang kedua anaknya 
sedang berencana datang ke Tangerang (dari Labuan ), dan perjalanan biasanya  
memakan waktu sekitar 2.5 jam.

  Mertua saya tidak berpikir untuk men-cek kebenaran berita itu dan panik.

  Segera beliau menelpon anak2nya untuk  mencarikan uang dan mentransfer uang 
ke rekening yang dimaksud oleh penelpon.

  Tetapi karena mertua saya tidak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu, jadi 
beliau coba negosiasi dengan penelpon dan penelpon bersedia menerima Rp 15 juta 
rupiah.

  Mulai lah usaha mengumpulkan yang 15 juta rupiah dilakukan dan sudah ada 
anggota keluarga yang berangkat menuju RSCM.

  Karena 15 juta melebihi batas maksimum transfer dari BCA yang dipunyai dan 
uang yang dikumpulkan berupa cash, maka mereka janjian ketemu di RSCM dan akan 
dibayar cash 15 juta.  Diutuslah salah satu anaknya yang lain untuk ke RSCM 
dengan Rp 15 juta cash.

  Karena mertua saya merasa agak lega sedikit, mulai lah bisa berpikir agak 
tenang. Akan tetapi cuma sebentar dan mulai kuatir lagi.  Pikirannya kalau 
duitnya cuma sebagian dikasih berarti tidak semua alat yang dipelukan dipakai.  
Beliau mulai panik lagi, dan berpikir untuk telepon ke istri saya di KL.  Pada 
saat yang sama mertua laki2 saya menelpon ke suami anaknya yang diberitakan 
kecelakaan (entah kenapa selama itu tidak terpikir untuk menelpon dia), dan 
tanya tentang uang dan kapan bisa ke Jakarta .

  Suaminya kaget tentang berita ini dan memberitahu bahwa istrinya masih 
dirumah, rencana ke Tangerang nya ditunda secara tiba-tiba tanpa dia ketahui 
sebabnya.

  Akhirnya dia balik ke rumah dan dapat pemberitahuan bahwa istrinya lagi 
kerumah temannya yang polisi.  Setelah ketemu istrinya, hal yang pertama 
dilakukan adalah menelpon mertuanya dan menyetop semua penyerahan duit.  Tetapi 
agak terlambat, sebagian dari duit itu sudah diserahkan ke penipu tersebut.  
Untungnya adik ipar saya yang bawa duit itu berpikir untuk negosiasi pemberian 
uang itu dan menjanjikan akan mendapatkan Rp 25 juta asal hanya bayar sebagian 
dulu sebagai uang muka.  Dia berpikir bahwa dia pasti akan membutuhkan cash 
dalam waktu dekat, lagi pula dia juga tidak mau ada alat yang diperlukan yang 
tidak dipakaikan ke kakak2nya.   Pada saat negosiasi teleponnya berdering dan 
adiknya yang lain tiba di RSCM dan mau masuk ke ICU.  Penipu tersebut cepat2 
menerima uang sejumlah yang ditawarkan, dan langsung kabur.  Sementara adik 
iparku sibuk mendengarkan penjelasan masalah melalui telepon, orang nya sudah 
menghilang dan tidak bisa dilacak dan tentu saja pihak RSCM tidak tahu menahu 
tentang hal ini.



  Setelah ditanya kakak ipar saya yang dikatakan jadi korban, kenapa handphone 
dimatikan.  Dia bercerita bahwa ada yang telepon dan bilang dari Polda, dan 
menuduh kakak ipar saya (kedua nya) terlibat narkoba, dan mereka lagi melacak 
group yang lain. Jadi dia harus mematikan handphone selama satu jam.  Tentu 
saja kakak ipar saya panik dan segera pergi ke rumah temannya yang polisi dan 
tanya apa yang harus dilakukan.  Karena ini tuduhan yang sangat serius dan dia 
curiga dia dijebak oleh suatu komplotan.  Dia tidak tahu apa narkoba itu 
sebenarnya dan tidak pernah lihat dan hanya dengar cerita dari koran atau tv. 
Tetapi dia tahu hukumannya sangat berat bisa sampai hukum mati.  Justru itu 
kakak ipar saya yang perempuan langsung panik sampai lupa beritahu kakak nya 
yang laki2 .



  Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini:

    1.. Kalau ada yang memberitahukan tentang kecelakaan anggota keluarga atau 
kenalan, jangan panik.  Tanya keterangan selengkap-lengkapnya tentang 
peristiwanya 
    2.. Dalam pembicaraan, mulai masukin sedikit2 keterangan yang salah. 
Misalnya bagaimana dengan keadaan  kesehatan dia yang allergi terhadap ini atau 
itu. Mereka pasti mengingat itu dan memberitahukan hal itu dengan lebih 
meyakinkan pada pembicaraan selanjutnya.  Mungkin dibumbui bahwa mereka sudah 
cek laboratorium dll. 
    3.. Dalam pembicaraan juga mulai tanya keadaan kendaraan misalnya warna 
kendaraan yang berbeda yang ditanyain dan lain2. 
    4.. Orang2 tersebut sudah melakukan survey, dan bisa tahu nama kedua kakak 
ipar saya dengan baik dan tahu nomor telepon mertua saya dan nama mertua saya. 
Juga mereka tahu bahwa kedua kakak ipar saya mau ke Tangerang .  Jadi banyak 
sekali fakta2 yang mereka ketahui.  Jadi kalau mereka bisa menangkap fakta2 
yang salah yang anda berikan.  Bilang saja  lupa karena lagi bingung antara 
kendaraan yang punya korban dengan kendaraan yang lain dst. 
    5.. Kalau ada telepon begini, langsung berusaha hubungi rumah sakit yang 
dimaksud.  Tentu saja mereka sudah siap dengan hal ini. Jadi harus melakukan 
pen-cek-an langsung ke rumah sakit kalau tidak bisa cek melalui telepon, dan 
jangan percaya sampai lihat korban benar2 ada di ICU.  Mereka tidak perlu tahu 
anda kesana untuk mencek. 
    6.. Kalau ada telepon seperti ini, selalu cek anggota keluarga lain yang 
terakhir diketahui bersama mereka.   
    7.. Kalau ada yang meminta mematikan telepon apalagi handphone, tidak usah 
lakukan.  Toh, anda bisa memilah-milah yang mana telepon yang mau diterima. 
    8.. Ini adalah modus operandi penipuan yang sudah lama dan pernah memakan 
korban beberapa tahun lalu, jadi sebaiknya disebar luaskan ke semua orang yang 
anda kenal untuk mencegah penipuan kayak begini.




  Sekian cerita penipuan dengan modus operandi kecelakaan, harap berhati-hati 
dan tolong sebarkan kesemua orang yang anda kenal supaya penipu2 tsb. tidak 
bisa  melakukan hal ini lagi.




Kirim email ke