Salah satu data cara adalah mengambil data di internet, aplikasi kartu
kredit, asuransi, kredit bank, dll.

Untuk menghindari penyalahgunaan data.
Yang punya website dan blog pribadi, ada baiknya berhati-hati.
Dengan tidak mencantumkan data keluarga secara lengkap.

Bahkan alamat rumah sebaiknya tidak dicantumkan dengan lengkap.


On 7/6/07, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 Kejadian macam ini sudah sangat sering terjadi, tetapi mungkin masih
banyak juga yang belum pernah tahu. Maka ada baiknya berita kejadian seperti
ini disebar-luaskan, juga melalui mailing list ini, sehingga orang jadi
waspada.
RPK

----- Original Message -----
*From:* Franciscus B Sinartio <[EMAIL PROTECTED]>
*To:* Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia <[EMAIL PROTECTED]> ;
iagi-net@iagi.or.id ; [EMAIL PROTECTED] ;
[EMAIL PROTECTED] ; Kuliah Geofisika<[EMAIL PROTECTED]>
*Sent:* Friday, July 06, 2007 2:31 AM
*Subject:* [iagi-net-l] Penipuan bermodus operandi kecelakaan


 Hallo semuanya, sorry menyajikan topik yang tidak hubungannya dengan
geoscience tapi saya merasa mempunyai kewajiban untuk men-share hal ini
supaya tidak ada yang ketipu lagi.
saya menulis nya tadi pagi, tetapi malam ini baru bisa akses ke yahoo
email saya, jadi baru di forward kesini

fbs
=======


 Ini ada pengalaman penipuan yang terencana.

Tolong di sebarkan ke semua milis yang anda tahu, supaya tidak ada yang
menjadi korban.



Cerita nya begini, mertua saya yang tinggal di Tangerang dapat telepon
dari seseorang yang mengaku petugas RSCM, dan memberitahu bahwa  dua anak
nya yang laki dan yang perempuan dalam kecelakaan, dan sedang koma di RSCM.

Untuk bertahan hidup perlu  sewa alat yang membutuhkan uang Rp 25 juta.  Uang
itu diperlukan sebelum rumah sakit  memperbolehkan memakai alat tersebut.

Tentu saja mertua perempuan saya langsung panik, karena memang kedua
anaknya sedang berencana datang ke Tangerang (dari Labuan ), dan perjalanan
biasanya  memakan waktu sekitar 2.5 jam.

Mertua saya tidak berpikir untuk men-cek kebenaran berita itu dan panik.

Segera beliau menelpon anak2nya untuk  mencarikan uang dan mentransfer
uang ke rekening yang dimaksud oleh penelpon.

Tetapi karena mertua saya tidak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu, jadi
beliau coba negosiasi dengan penelpon dan penelpon bersedia menerima Rp 15
juta rupiah.

Mulai lah usaha mengumpulkan yang 15 juta rupiah dilakukan dan sudah ada
anggota keluarga yang berangkat menuju RSCM.

Karena 15 juta melebihi batas maksimum transfer dari BCA yang dipunyai dan
uang yang dikumpulkan berupa cash, maka mereka janjian ketemu di RSCM dan
akan dibayar cash 15 juta.  Diutuslah salah satu anaknya yang lain untuk
ke RSCM dengan Rp 15 juta cash.

Karena mertua saya merasa agak lega sedikit, mulai lah bisa berpikir agak
tenang. Akan tetapi cuma sebentar dan mulai kuatir lagi.  Pikirannya kalau
duitnya cuma sebagian dikasih berarti tidak semua alat yang dipelukan
dipakai.  Beliau mulai panik lagi, dan berpikir untuk telepon ke istri
saya di KL.  Pada saat yang sama mertua laki2 saya menelpon ke suami
anaknya yang diberitakan kecelakaan (entah kenapa selama itu tidak terpikir
untuk menelpon dia), dan tanya tentang uang dan kapan bisa ke Jakarta .

Suaminya kaget tentang berita ini dan memberitahu bahwa istrinya masih
dirumah, rencana ke Tangerang nya ditunda secara tiba-tiba tanpa dia ketahui
sebabnya.

Akhirnya dia balik ke rumah dan dapat pemberitahuan bahwa istrinya lagi
kerumah temannya yang polisi.  Setelah ketemu istrinya, hal yang pertama
dilakukan adalah menelpon mertuanya dan menyetop semua penyerahan duit.  Tetapi
agak terlambat, sebagian dari duit itu sudah diserahkan ke penipu tersebut.
Untungnya adik ipar saya yang bawa duit itu berpikir untuk negosiasi
pemberian uang itu dan menjanjikan akan mendapatkan Rp 25 juta asal hanya
bayar sebagian dulu sebagai uang muka.  Dia berpikir bahwa dia pasti akan
membutuhkan cash dalam waktu dekat, lagi pula dia juga tidak mau ada alat
yang diperlukan yang tidak dipakaikan ke kakak2nya.   Pada saat negosiasi
teleponnya berdering dan adiknya yang lain tiba di RSCM dan mau masuk ke
ICU.  Penipu tersebut cepat2 menerima uang sejumlah yang ditawarkan, dan
langsung kabur.  Sementara adik iparku sibuk mendengarkan penjelasan
masalah melalui telepon, orang nya sudah menghilang dan tidak bisa dilacak
dan tentu saja pihak RSCM tidak tahu menahu tentang hal ini.



Setelah ditanya kakak ipar saya yang dikatakan jadi korban, kenapa
handphone dimatikan.  Dia bercerita bahwa ada yang telepon dan bilang dari
Polda, dan menuduh kakak ipar saya (kedua nya) terlibat narkoba, dan mereka
lagi melacak group yang lain. Jadi dia harus mematikan handphone selama satu
jam.  Tentu saja kakak ipar saya panik dan segera pergi ke rumah temannya
yang polisi dan tanya apa yang harus dilakukan.  Karena ini tuduhan yang
sangat serius dan dia curiga dia dijebak oleh suatu komplotan.  Dia tidak
tahu apa narkoba itu sebenarnya dan tidak pernah lihat dan hanya dengar
cerita dari koran atau tv. Tetapi dia tahu hukumannya sangat berat bisa
sampai hukum mati.  Justru itu kakak ipar saya yang perempuan langsung
panik sampai lupa beritahu kakak nya yang laki2 .



Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini:

   1. Kalau ada yang memberitahukan tentang kecelakaan anggota keluarga
   atau kenalan, jangan panik.  Tanya keterangan selengkap-lengkapnya
   tentang peristiwanya
   2. Dalam pembicaraan, mulai masukin sedikit2 keterangan yang salah.
   Misalnya bagaimana dengan keadaan  kesehatan dia yang allergi
   terhadap ini atau itu. Mereka pasti mengingat itu dan memberitahukan hal itu
   dengan lebih meyakinkan pada pembicaraan selanjutnya.  Mungkin
   dibumbui bahwa mereka sudah cek laboratorium dll.
   3. Dalam pembicaraan juga mulai tanya keadaan kendaraan misalnya
   warna kendaraan yang berbeda yang ditanyain dan lain2.
   4. Orang2 tersebut sudah melakukan survey, dan bisa tahu nama kedua
   kakak ipar saya dengan baik dan tahu nomor telepon mertua saya dan nama
   mertua saya. Juga mereka tahu bahwa kedua kakak ipar saya mau ke Tangerang .
    Jadi banyak sekali fakta2 yang mereka ketahui.  Jadi kalau mereka
   bisa menangkap fakta2 yang salah yang anda berikan.  Bilang saja  lupa
   karena lagi bingung antara kendaraan yang punya korban dengan kendaraan yang
   lain dst.
   5. Kalau ada telepon begini, langsung berusaha hubungi rumah sakit
   yang dimaksud.  Tentu saja mereka sudah siap dengan hal ini. Jadi
   harus melakukan pen-cek-an langsung ke rumah sakit kalau tidak bisa cek
   melalui telepon, dan jangan percaya sampai lihat korban benar2 ada di ICU.
   Mereka tidak perlu tahu anda kesana untuk mencek.
   6. Kalau ada telepon seperti ini, selalu cek anggota keluarga lain
   yang terakhir diketahui bersama mereka.
   7. Kalau ada yang meminta mematikan telepon apalagi handphone, tidak
   usah lakukan.  Toh, anda bisa memilah-milah yang mana telepon yang
   mau diterima.
   8. Ini adalah modus operandi penipuan yang sudah lama dan pernah
   memakan korban beberapa tahun lalu, jadi sebaiknya disebar luaskan ke semua
   orang yang anda kenal untuk mencegah penipuan kayak begini.





Sekian cerita penipuan dengan modus operandi kecelakaan, harap
berhati-hati dan tolong sebarkan kesemua orang yang anda kenal supaya
penipu2 tsb. tidak bisa  melakukan hal ini lagi.








--
***********************************
Amir Al Amin
Operation/ Wellsite Geologist
(62)811592902
amir13120[at]yahoo.com
amir.al.amin[at]gmail.com
************************************

Kirim email ke