Mas Andang menyebutkan salahsatunya play adalah carbonate play di Kutei
Basin:  sejauh yang saya ketahui, carbonate upper miocene yang ada di
Kutei Basin tidak ada yang mempunyai kwalitas reservoir yang baik.
Sumur2 yang di drill dan melalui karbonat2 ini kebanyakan menemui
carbonate dengan porosity yang rendah.  Dari beberapa sumur yang ada di
utara Delta Mahakam, sampai dengan yang jauh di offshore (kedalaman air
300m), kwalitas karbonatnya buruk.  

 

Apakah ada yang pernah studi regional carbonates di Kutei Basin?  

 

Parvita H. Siregar

Salamander Energy

Jakarta-Indonesia

 

 

Disclaimer:  This email (including any attachments to it) is
confidential and is sent for the personal attention of the intended
recipient only and may contain information that is privileded,
confidential or exempt from disclosure.  If you have received this email
in error, please advise us immediately and delete it.  You are notified
that using, disclosing, copying, distributing or taking any action in
reliance on the contents of this information is strictly prohibited.

________________________________

From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, July 23, 2007 1:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Onshore Kutai Basin: beyond the structural plays

 

Hiruk-pikuk eksplorasi migas di Kutai Basin telah bergeser ke Selat
Makassar (sejak pertengahan 90-an) dan bahkan saat ini sudah menyebrang
ke Lariang Basin di sebelah barat pantai Sulawesi. Sementara itu
kegiatan eksplorasi di on -shore Kutai, terimbas oleh euphoria harga
minyak di atas 50 USD/bbl, juga mulai memperlihatkan geliat untuk coba
mengais-ngais prospek di bekas-bekas daerah yang ditinggalkan, baik oleh
Huffco/Vico, Elf, Lasmo, maupun Jackson Oil. Play-play struktur yang
nampak dengan nyata lewat ekspressi outcrop di permukaan mulai dilihat
lagi, walaupun sudah sama-sama disadari bahwa struktur2 di barat dari
daerah poros antiklin Semberah-SungaiNangka belum ada satupun yang
terbukti mengandung cebakan migas yang komersial; selain karena tajamnya
antiklin dan landainya sinklin, juga karena cabikan-cabikan sesar
naik-nya kemungkinan menyebabkan bocor-nya hidrokarbon ke permukaan;
membuat faktor seal dan trap-integrity menjadi resiko utama di
daerah-daerah tersebut. Walaupun masih dimungkinkan untuk menemukan
perangkap-perangkap struktur (terutama struktur pre-Mid Miocene yang
dimodifikasi oleh Kuching Uplift & Banggai-Sula docking; yang posisinya
tidak harus diekspressikan sebagai struktur-struktur permukaan di seri
Samarinda Antiklinorium, tapi lebih merupakan "buried - paleo-structure"
di sayap-sayap antiklin modern maupun di sinklinnya), akan lebih rame
lagi kalau para eksplorasionis di Kutai On-shore juga mulai
mempertimbangkan play-play kombinasi, karbonat, bahkan stratigrafi.
Beberapa indikasi awal akan munculnya tipe-tipe play baru tersebut dapat
disimak baik dari pemelajaran "serendipities" sumur-sumur eksplorasi
maupun sumur2 development di keseluruhan Kutai basin (onshore maupun
off-sore).

 

Ada 4 plays utama yang perlu dipertimbangkan, kebetulan semuanya terkait
dengan "clastics-plays" yaitu: 1) Prodelta Turbidite Sands, 2) Crevasse
Delta (channel and lobes), 3) East Flank Stratigraphic Trapping on Paleo
Delta Outer lobes, dan 4) Lower Miocene Shelfal Toe-Thrust Ponded
Sandstones in Southern Onshore Kutai area, dan 5) Fan-Delta Sandsdi
utara dan selatan Delta Mahakam Purba

 

Untuk prodelta turbidite sands, contoh analogi outcrop-nya bisa
dipelajari di sepanjang Separi-Loahaur anticline dan dipublikasikan
dalam beberapa field-trip guide book (Siemers, et.al, 1991, Bachtiar,
et,al, 1998, 2000, 2002). Karena provenance-nya merupakan endapan
delta-front / lower delta-plain yang notabene juga quartz-rich, maka
turbidite sand prodelta tersebut juga dapat dipastikan quartz-rich
terutama di facies-facies proximal dan/atau yang berasosiasi dengan
"traction-carpet process following the gravity flows". Analogi di
subsurface-nya dapat dipelajari di berbagai level reservoir Mid-Miocene
di Lapangan-lapangan Badak-Nilam-Tambora-Handil, terutama di zona-zona
reservoir yang posisinya di atas marker-marker MFS utama. Pada umumnya
reservoir-reservoir tersebut secara konvensional diinterpretasikan
sebagai reservoir delta-front atau delta-plain yang "tiba-tiba"
menggerus lempung prodelta tanpa ada asosiasi regional SB yang
significant.

 

(bersambung)

 

 

 

Andang Bachtiar

Exploration Think Tank Indonesia

 

 

 

 

Kirim email ke