"BYAR PET" . . .?! Masalah 'byar pet' ini tidak akan hanya dirasakan di Jawa-Madura-Bali, tapi untuk Kalimantan, NTB-NTT, Maluku-Papua, Sumatera dan Sulawesi; mulai 2 tahun ke depan masalahnya akan semakin kompleks dengan kemungkinan subur beberapa kebijakan pusat maupun dari daerah seperti keluarnya . . . berbagai 'perda' untuk penghematan energy (baca listrik).
Pemerintah (PLN, swasta) mulai membaca masalah krisis (listrik) untuk di-complain bahkan di class-action hingga melihat sisi lain peluang bisnis 'penyetruman' di Indonesia semakin ramai. Masalah yang timbul adalah penyediaan sumber energi itu sendiri. Maka mulailah berpacu untuk melihat bahkan 'membangunkan' sumber cadangan batubara yang undevelopment. Coal resources undevelopment memang banyak, tapi memakan waktu untuk memulai bekerja sama guna mendesaign proyek pembangkit baru. Hal ini tercermin dari sumber batubara yang kita miliki ada 2 jenis seperti 'eocene coal' dan 'miocene coal'. Untuk jenis terakhir memang belum banyak diexploitasi - tetapi perlu rencana long term dari sekarang untuk memperkecil kompensasi terhadap lahan tersebut, jangan sampai ritual demo akan menghantui proyek yang punya gawe. Boleh saya katakan exsplorasi dan projects design maupun proses eksploitasi baru dibeberapa tempat sudah berjalan dan semoga 2 tahun ke depan bisa terantisipasi oleh rencana para enterpreuner dan instansi terkait yang mempunyai hajat penyetruman. Program proyek pembangkit baru (PLTU) bisa kita katakan sebagai proyek task force dalam percepatan, penanggulangan krisis dan kemitraan pembangkit listrik baru. Perkiraan atau estimasi proyek pembangkit baru untuk menghadapi gejala 'byar pet' di tahun mendatang: - Jawa-Madura-Bali: (10 percepatan, 1 penanggulangan krisis/Bali) - Sumatera: (> 7 kemitraan, 11 percepatan, 4 penanggulangan krisis), - Kalimantan: (6 kemitraan, 5 percepatan, 4 penanggulangan krisis), - Sulawesi (4 kemitraan, 5 percepatan, 4 penanggulangan krisis) - NTB-NTT: (4 kemitraan, 2 percepatan), - Maluku- Papua: (4 kemitraan, 4 percepatan, 2 penanggulangan krisis) Hanya dengan proses, akusisi, kebijakan dan kerjasama dengan standard yang baik dan benar dalam menjalankan proyek penyetruman ini - maka kekhawatiran masalah byar pet ini minimal bisa diperkecil, syukur-syukur gejala byar pet ini tidak akan tampak untuk 10 tahun mendatang. Salam, SR On 7/29/07, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Belum habis permasalahan dg Gas untuk listrik , gantian sekarang dg > batubara bermasalah , selama ini ada subsidi untuk Migas dan sebentar lagi > ada subsidi untuk batubara. Problem utama energi adalah di penyediaannya > energi primernya , disisi lain banyak sumber energi primer lain yg berlimpah > tapi kurang optimal pemanfaatannya , Wah bakalan Byar Pet diJawa ini kalau > sampai mandeg suplai batubaranya.... > =============================== > *Pasokan Batu Bara PLTU Suralaya Bermasalah > * > > delete-------- >