Sebenarnya saya agak sedikit heran, kenapa prosedur drilling lebih dipermasalahkan dalam kasus erupsi lumpur ini. Sepengetahuan saya, kejadian blow-out hampir pasti disebabkan oleh "dilanggarnya" prosedur drilling yang saya pikir lebih tidak disengaja (kecuali zaman dulu di era minyak Texas akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 ketika blow-outnya akibat semburan minyak - yang ini memang diharapkan blow-out). Dengan kata lain kejadian blow-out/kick/loss adalah hal yang biasa dalam operasi drilling.
Yang sempat saya alami minimal 3 kejadian blow-out besar saat operasi drilling, yaitu pertengah tahun-90-an ketika menara rignya amblas ke dalam tanah, kemudian akhir 90-an ketika menara rignya terbang ke udara, dan terakhir di awal 2000-an ketika menara rignya tumbang ke tanah. Jadi menurut saya blow-out secara teknik operasi adalah hal yang "biasa" dalam suatu operasi pemboran - note: saya berdo'a semoga tidak pernah mengalami lagi. Tinggal bagaimana upaya untuk mengatasinya (emergency respon/mitigasi terkait operasi drilling). Cuma ada fakta menggelitik, ketika ketiga peristiwa blow-out yang saya sebutkan di atas dibayar dengan hancurnya menara rig dan fasilitasnya. Tetapi kejadian di BJP-1 dengan efek semburan yang sedemikian jauh lebih dahsyat, berdasarkan info yang saya ketahui, rig-nya ternyata selamat. Selamatnya rig, dalam arti dapat rig down dan moving-out saya pikir ada 3 hal: 1. Rig telah bekerja dengan sempurna dalam mengatasi kejadian blow-out, serta melakukan prosedur plug-abandon well (menutup sumur dengan semen sampai ke lubang di permukaan) yang telah memenuhi prosedur keselamatan. 2. Rig tidak berhasil mengatasi blow-out sehingga harus meninggalkan lokasi untuk digantikan oleh upaya rig yang lain, misalkan rig untuk relief well dari lokasi yang lain. 3. Faktor non-teknis. Saya tidak tahu pasti skenario mana yang terjadi, asumsi saya ketika terdapat penugasan team relief well, maka Rig pemboran tidak berhasil mengatasi blow-out. Meskipun dari informasi yang saya ketahui, prosedur plug-abandon telah terlaksana dengan baik. Mungkin ini bisa dikaji lebih dalam bagi yang memiliki akses data hasil plug-abandon well. Dengan kekuatan semburan yang sedemikian besar, menjadi pertanyaan apakah mungkin hal kejadian ini diatasi oleh relief well ? Mungkinkah ledakan hydrothermal/mud volcano tidak terjadi apabila relief well bisa dilaksanakan dengan optimal ? Saya pikir sulit untuk menjawab pertanyaan itu karena: 1. Kalau diprediksi berhasil dilakukan (seperti keyakinan Dr. Rudi R.), maka telah terjadi kehilangan critical time untuk melakukan killing well, sehingga persoalannya berkembang liar menjadi problem killing reservoir. Critical time ini dapat didefinisikan sebagai periode penting setelah rig meninggalkan lokasi dengan penyelesaian plug abandon dan perkiraan waktu diselesaikannya relief well - mungkin sekitar 2-12 bulan? Tetapi seperti disampaikan Pak Rudi dalam satu session TV, team merasa kesulitan untuk menyelesaikan karena kurangnya faktor dukungan operasi. Saya tidak tahu sejauh mana kebenarannya - mungkin bisa menjadi option untuk "dikaji". Sayangnya critical time untuk killing well tersebut sudah jauh lewat sehingga usaha mengatasi semburan dengan relief well untuk killing well kembali akan jauh lebih sulit. 2. Interverensi alam terlalu kuat. Saya cenderung faktor alam seperti gempa (liquifaction batuan menurut pendapat Pak Awang) ataupun incharge acquifer dari gunung Penanggungan (seperti diungkapkan Pak Rovicky dalam blog Dongeng Geologi) lebih mendorong terbentuknya engine erupsi lumpur yang terlalu besar untuk kejadian sebuah blow-out oleh drilling. Faktanya erupsi besar justru terjadi 2 bulan setelah 27-May (tercatat oleh monitoring flow rate lumpur - Mazinni dan Dongeng Geologi) adalah setelah critical time untuk killing well. Hal lain yang masih menjadi pertanyaan bagi saya adalah demikian besar energi yang mengakibatkan semburan lumpur sampai saat ini. Pak Rovicky menjelaskan dalam kartunnya di blog Dongeng Geologi, meskipun masih menyisakan berbagai pertanyaan bagi saya. Hipothesis Pak Rovicky mengenai incharge air dalam aquifer Formasi Kujung menawarkan konsep material balance untuk munculnya fluida air (uap) secara menerus. Tentunya ada faktor lain yang tidak kalah besar yaitu suplai material batuan lunak (lumpur) yang demikian besar. Apabila saya analogikan lagi pada sistem injeksi uap, kunci dari sistem ledakan hidrothermal adalah tekanan fluida uap panas. Perkenankan saya sekedar berbagi prosedur mitigasi erupsi uap panas yang terjadi pada operasi injeksi uap, at least sebagai perbandingan dari sistem analogi - mungkin tidak bisa diaplikasikan secara persis dalam kasus ini karena tingkat kesulitan yang jauh lebih besar. 1. Membuat kolam penampungan. Ini sudah dilakukan di kasus Sidoarjo. 2. Mematikan sumber masukan fluida uap. Tanpa mematikan sumber masukan aktif, sistem semburan akan berjalan terus. Kalau sistem artificial (injeksi uap) adalah mudah karena hanya mematikan sumur-sumur injeksi. Sebagai gambaran sistem injeksi uap yang dioperasikan pada reservoir dengan permeabilitas 2-8 darcy, hanya efektif dalam mematikan semburan dengan melakukan shut-in sumur injeksi dalam radius <2 km. Dalam kasus hipothesis Pak Rovicky mengenai water incharge, masih menyisakan pertanyaan bagi saya; apakah recharge area Gunung Penanggungan (sejauh ~5 km) efektif sebagai penyuplai acquifer Formasi Kujung. Berapa kapasitas aliran dari Formasi Kujung dan berapa debit dari recharge Gunung Penanggunggan. Mungkinkah suplai fluida uap panas lumpur Sidoarjo sebenarnya secara efektif hanya dari radius km tertentu sebagai insitu acquifer. Sebagai salah satu kasus pengurangan water incharge ke dalam reservoir adalah penggunaan interdiction well, yaitu memproduksi air di peripheral/flank reservoir - di sebuah lapangan California mereka secara konstan memproduksi lebih dari 100.000 bwpd dari beberapa sumur untuk mengurangi pengaruh water drive dari acquifer. Kasus adanya incharge dari Gunung Penanggungan adalah kasus dengan tingkat kesulitan tertinggi, karena akan menyangkut biaya operasi yang sangat besar. 3. Melakukan killing temperature/tekanan. Yaitu mendinginkan sumur atau reservoir dengan air. Kalau di operasi injeksi uap mudah dilakukan karena tinggal menginjeksikan air lewat sumur injeksi di sekeliling lokasi semburan. Dalam kasus semburan di Sidoarjo, hal ini memiliki kesulitan yang jauh lebih besar, karena menyangkut kedalaman acquifer (biaya pemboran, ukuran pompa injeksi), suplai air, dan juga apalagi bila ada teori pemanasan dari dapur magma. Teknik ini menuntut studi detil kondisi reservoir dan juga biaya operasi yang mahal karena menyangkut biaya pemboran sumur dan fasilitas suplai air termasuk pompa. Saya baca di blog Pak Rovicky ada ide dengan menahan tekanan semburan dengan meninggikan kolom lumpur di permukaan - mungkin ide teknis yang cukup baik, silahkan dicoba. 4. Hanya apabila tekanan telah cukup rendah, dilakukan injeksi semen/kontaminant untuk massive dumping menutup lubang atau rekahan. Dalam kasus Sidoarjo, tingkat kesulitan juga jauh lebih tinggi, mengingat harus dilakukan kembali relief well serta pemodelan rekahan yang telah terbentuk. Mungkin bola-bola beton sebenarnya ide teknik yang cukup baik meskipun sampai saat ini belum memberikan hasil yang memuaskan karena tekanan semburan masih terlalu tinggi untuk dapat diredam. Yang menjadi persoalan besar lagi adalah bagaimana menghadapi suplai material lumpur. Apabila diduga material adalah gerusan dari dinding lubang atau rekahan, maka tentunya menjadi hal yang terkait dengan kasus hidrotermal di atas. Bila dapat menghentikan aliran fluida panas, otomatis suplai material batuan lunak dari gerusan juga akan berhenti. Yang menjadi persoalan besar bila terjadi kasus liquifaction formasi shale atau adanya shale diapir. Kami belum pernah menghadapi kasus ini, jadi untuk sementara ya walahualam. Yang terakhir dan paling penting adalah kita memohon ampunan atas segala kesalahan kita, dan memohon izin Allah swt untuk berkenan menghentikan ujian peristiwa ini. Salam, ww -----Original Message----- From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 03, 2008 3:18 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" membaca info2 & analisa2 technicalnya pak Awang memang sangat menarik. Tapi mau tanya yang agak melenceng aja pak, langsung-langsung aja. Kalau sikap resminya BPMigas pada evidence Lusi ini apa sih? apakah Bencana Alam yang ditrigger oleh gempa Yogya ? seperti pernah disampaikan 2 tahunan lalu. Dan kini justifikasi untuk jawaban saat itu sudah sangat-sangat-sangat cukup bahkan berkelimpahan, ataukah bencana alam yang ditrigger oleh pemboran BJP-1 yang disebabkan adanya 'kelalaian prosedur' (oleh awam dibilangnya tidak pasang casing).... ataukah nunggu putusan pengadilan pidana nanti?... ataukah ambil posisi seperti Prof. Mori?...atau.. ar-. ----- Original Message ---- From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Friday, February 29, 2008 6:33:19 PM Subject: RE: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" Pertengahan Juni 2006, dua minggu setelah LUSI lahir, saya ikut rapat di gedung Wisma Mulia kantor Lapindo untuk membahas apa yang tengah terjadi dengan problem di Banjar Panji-1 sejak 29 Mei 2006 itu. Di meja rapat digelar semua seismic sections yang berhubungan, termasuk yang menghubungkan Porong dengan BJP-1 - ini section sangat penting. Saat itu semua pendapat adalah bahwa BJP-1 tengah mengalami UBO (underground blow out). Sebelum problem BJP-1 terjadi, saya telah selesai mempelajari paper berjudul "Structure and emplacement of mud volcano systems in the South Caspian Basin" oleh Stewart dan Davies (AAPG Bull v. 90, no. 5, p. 771-786). Begitu melihat seismic section yang menghubungkan BJP-1 dan Porong saya melihat bahwa collapse zone (begitu Arse Kusumastuti dan para pembimbing master thesisnya menyebutnya di paper AAPG Bull v. 86 no. 2, p. 213-232) Porong sebagai bukan collapse zone akibat struktur lagi (kawan2 Lapindo selama ini menyebutnya sebagai collapse zone dengan penuh sesar normal yang jadi konduit migrasi), tetapi MV crater. Saya teringat gambar mud volcano collapse crater di Azerbaijan dari Stewart dan Davies (2007), saya melihat collapse zone Porong, hampir 100 % mirip. Maka, di rapat pertengahan Juni 2006 itu yang juga dihadiri Pak Bambang Istadi (ingat kan Mas Bambang ?), saya menyebutkan bahwa Porong collapse zone adalah Porong mud volcano collapse crater, dan yang tengah terjadi di Banjar Panji pun kemungkinan adalah mud volcano eruption yang nantinya akan berakhir seperti Porong collapse crater. Ada yang setuju ada yang tidak dengan pernyataan saya itu. Kepada kawan2 Lapindo saya berikan gambar2 collapse cratering MVs di Azerbaijan. Lalu penelitian2 pun dilakukan selama sisa 2006 dan 2007 oleh banyak peneliti Indonesia maupun internasional, menghasilkan pendapat yang mengkristal LUSI adalah mud volcano eruption. Persoalan triggering effect yang memicu MVs itu masih jadi perdebatan hingga kini. Bahwa gempa sebagai pemicu MVs adalah mutlak di mana-mana, katalog 200 tahun untuk ini ada, baik yang disusun Manga dan Brodsky, Mellors et al, Aliyev, dll. Bahwa pemboran sebagai pemicu MVs adalah sesuatu yang baru. Kita sebenarnya tak punya referensi tentang ini. Yang sering dipakai adalah dari Tingay et al 2005. Tetapi kasus di Brunei itu di passive margin non volcanic low GG; sedangkan LUSI ada di active margin, volcanic arc, high GG, bukan "apple to apple" Pak Herman bisa bandingkan seismic section Porong collapse zone Arse Kusumastuti di hal 222 AAPG Bull v. 86 no. 2, p. 213-232, dengan collapse cratering MVs Azerbaijan hal 777 Stewart dan Davies (2007) AAPG Bull v. 90, no. 5, p. 771-786 - kemiripannya besar sekali. Salam, awang -----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 29, 2008 4:57 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: RE: [iagi-net-l] seolah IAGI saling "berseteru" 2008/2/29 <[EMAIL PROTECTED]>: > Maaf, mungkin saya yang salah menggunakan istilah. Mungkin mestinya MV collapse structre. Tapi memang dia menyatakan bahwa Porong collapse structure sebagai analog dari LUSI. Apakah seismic sectionnya sudah pernah di publish? > > Herman > Ya sudah dipublish lah, aku pertamakali menghubungkan crater ini dengan kejadian di Lusi segera setelah kejadian disini : http://rovicky.wordpress.com/2006/08/13/banjir-lumpur-panas-sidoarjo/ Seismicnya dirilis oleh Arse Kusumastuti di bulletin AAPG, sebagai bagian dari thesis-nya 2008/2/29 Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>: > Kalimat ini menarik : > > > >Seismic sectionnya juga menunjukkan analog blow out crater alami yang >terjadi jauh sebelumnya di daerah yang sama. Konklusinya LUSI di trigger >oleh drilling. > > Yang dimaksud dengan "blow out crater alami" pastilah yang selama ini disebutkan sebagai "Porong collapse structure". Struktur ini hanya beberapa km dari Banjar Panji dan jelas terlihat di data seismik. Dulu struktur tenggelam ini ditafsirkan sebagai kolaps akibat sesar2 normal. Sumur Porong-1 dibor Huffco Brantas di sayap barat collapse structure ini. Setelah kejadian LUSI, kita tahu bahwa struktur tenggelam Porong itu adalah mud volcano (MV) collapse structure yang pernah terjadi paling tidak pada Pliosen Atas. Ini sekaligus menjadi bukti kuat bahwa wilayah ini MV-prone. > Saya setuju statement bahwa "wilayah ini MV-Prone". Artinya sangat berpotensi untuk terjadi MV. Bahkan sudah menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala dibeberapa tempat. Tetapi potensi akan tetap potensi tidak akan menjadi reserves kalau tidak ada yang mengusik. Nah sekarang pengusiknya apa ? > Mengkritisi Rick Swarbrick, bagaimana bisa menyebut Porong sebagai "blow out crater alami ? Menurut hemat saya istilah itu tidak tepat, yang tepat adalah "Porong mud volcano collapse structure". Bagaimana pula asal-muasalnya karena menyebut Porong sebagai blow out crater ALAMI, maka Lalu menganalogikannya ke LUSI akibat drilling (versi : underground blowout) ? Antara MV collapse structure dan blowout crater akibat drilling jelas berbeda prosesnya. Saya pernah menyaksikan blowout collapse structure akibat drilling awal tahun 1990-an di offshore Mahakam (yang menelan rig Semnlu dan seorang radio operator) dan di onshore Sumatra Utara. Yang saya saksikan sungguh berbeda dengan seminggu pertama kejadian LUSI. > Barangkali yang dimaksudkan mekanisme "trigger" dan "potensi" itu yang harus dimengerti sebagai dua hal yang berbeda. Bendungan merupakan sebuah bangunan pengumpul potensi tenaga yang luar biasa besarnya. Kalau saja bendungan ini retak dan hanya tertrigger oleh ledakan granat saja bisa menyebabkan banjir yang ngga karu-karuan penyebabnya. orang pasti akan heran, masak granat bisa menyebabkan banjir sebesar itu ? (jadi inget crita Force Ten from Navarone-nya Alicestair Maclean > Rick Swarbrick adalah co-author Richard Davis dalam papernya tentang LUSI yang banyak dikutip "kubu" drilling sebagai trigger LUSI, paper ini dikutip sampai ke media2 di Indonesia. > Ya, itu perlu diakui dan dimengerti bahwa hal ini masih jadi kajian science ilmiah. Bahkan kubu-kubuan bisa saja dalam ranah scientific approach ... itu biasa :) RDP ------------------------------------------------------------------------ ---- CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 !!!!! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG ------------------------------------------------------------------------ ----- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- This email was Anti Virus checked by Administrator. http://www.bpmigas.com ------------------------------------------------------------------------ ---- CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 !!!!! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG ------------------------------------------------------------------------ ----- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- ________________________________________________________________________ ____________ Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping ---------------------------------------------------------------------------- CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 !!!!! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------