Wah menarik Mas Harry kunci (dispute) yang anda ungkapkan ada dibawah sini :
-----------------------
Tentang data2 drilling: Setelah melihat sendiri data2 tsb, data2
yang dipakai Pak Rudi SESUAI dengan fakta yang ada. Justru data2 yang
dipakai / dilaporlkan oleh Lapindo lah yang perlu dipertanyakan. Misalnya:
data casing pressure maximum yang 1054psi, cuma dilaporkan 450psi. Juga
tekanan rekah yang dilaporkan = 16.4ppg EMW, sementara di drilling report
nya PT. Medici (kontraktor pengeborannya) tekanan rekah dilaporkan cuma
15.7ppg EMW (atau MASP = 277psi). Lalu yang mana yang benar?
-----------------------
Dispute diatas mestinya bisa dicari solusinya  Yaitu mencari data
dasar atau data oengukurannya. Wah ini jadi barangbukti di peradilan.
Dan seperti dugaan saya, yang lebih tahu semestinya rekan-rekan
driling engineer, bukan geosceintist

Aku barusaja memasukkan tulisan Pak Bambang Istadi yang "beruntung"
mendapat pengalaman sangat langka. Dan dengan tegas memperjuangkan
profesionalismenya. "Bambang Istadi: Profesionalisme Kasus LUSI -
Lumpur Sidoarjo"
http://rovicky.wordpress.com/2008/03/05/bambang-istadi-lusi/
Pengalaman yang perlu dipakai buat siapa saja dalam menghadapi kasus
multi dimensi.

Salam
RDP
"Mas Harry aku minta ijin untuk masuk di Blog ya"

2008/3/6 Harry Eddyarso <[EMAIL PROTECTED]>:
>
>
>
>
>
>
> Dear all,
>
>  Akhirnya untuk pertama kalinya dalam sejarah (setau saya), tim Lapindo
> (yang
>  berpendapat bahwa semburan Lumpur adalah "bencana alam") dipertemukan -
> head
>  to head - dengan tim oposisi yang berpendapat bahwa semburan lumpur adalah
>  dampak dari operasi pengeboran di sumur Banjar Panji #1. Pertemuan tsb
>  difasilitasi oleh Forum Komunikasi Masyarakat Jawa Timur, bertempat di
>  Sheraton - Surabaya, pada hari Kamis, tanggal 28 March 2008.
>
>  Tim Lapindo terdiri dari:
>
>  1. Mas Edi Sutriono - VP Drilling EMP
>  2. Dr. Ir. Agus Guntoro - Geologist (Univ. Trisakti)
>  3. Prof. Sukendar Asikin - Pakar geology tektonik dan dosen senior
>  ITB
>  4. Dr. Ir. Dody Nawangsidi - Pakar dan dosen Teknik Perminyakan ITB
>  5. Dr. Adriano Manzini - Geologist dan pakar mud volcano dari
>  Norwegia (?)
>
>  Tim oposisi terdiri dari:
>
>  1. Dr. Ir. Rudi Rubiandini - Pakar pengeboran dan dosen Teknik
>  Perminyakan ITB
>  2. Ir. Kersam Sumanta - Pakar pengeboran yang berpengalaman dalam
>  mematikan semburan liar (Pertamina)
>  3. Prof. Koesoemadinata - Pakar geology dan dosen senior ITB
>  4. Dr. Ir. Andang Bachtiar - Pakar geology dan mantan ketua IAGI
>  5. Harry Eddyarso - Tukang Ngebor
>
>  Secara substansi, isi presentasi dari kedua tim tidak banyak berbeda dari
>  pertemuan2 sebelumnya, namun kali ini dengan tambahan data yang semakin
>  melengkapi data2 sebelumnya. Justru yang terbaru (pertama kali saya liat)
>  adalah presentasi tentang drilling dari Mas Edi Sutriono yang menyampaikan
>  presentasi dengan berapi-api, mungkin udah lama menahan diri (bahasa
>  Jermannya: "ngampet") untuk muncul ke permukaan karena mungkin belum dapat
>  "green light" dari manajemen Lapindo. Inti dari presentasi Mas Edi itu pada
>  dasarnya adalah untuk menangkis pendapat tim oposisi yang mengatakan
>  semburan itu akibat dari kelalaian pengeboran. Beliau sekaligus menegaskan
>  bahwa secara konsep dan procedural tidak ada yang salah dalam operasi
>  pengeboran sumur Banjar Panji #1. Jadi, semburan itu keluar dari "lubang
>  lain" yang direkahkan oleh gempa Yogya (gak ada hubungannya dengan lubang
>  sumur Banjar Panji #1) - jadi murni bencana alam. Adapun argumentasi yang
>  digunakan Mas Edi Sutriono di antaranya adalah:
>
>  * Di annulus yang keluar adalah air dengan berat 8.9ppg (ada di daily
>  drilling report), sehingga dengan casing pressure 1054psi masih di bawah
>  tekanan rekah formasi di 13-3/8" casing shoe @ 3580ft, jadi tidak mungkin
>  merekah.
>  * Casing design dibuat dengan menggunakan Landmark software dengan
>  kick tolerance = 0.5ppg --> jadi tetap aman dengan 6000ft open hole section
>  tanpa memasang casing 9-5/8". Padahal program asli mengatakan bahwa casing
>  9-5/8" harus di pasang di kedalaman 8500ft.
>  * Ditambahkan lagi: data2 drilling yang dipakai oleh Pak Rudi
>  Rubiandini tidak factual (statement ini ditulis lagi di harian Kompas
>  besoknya - Jumat, 29 Maret 2008)
>
>  Sedangkan dari tim oposisi, semakin banyak data yang kami sempat "intip"
> dan
>  semuanya semakin mengarahkan (memperkuat dugaan) pada kemungkinan
> merekahnya
>  formasi akibat dampak dari aktifitas pengeboran. Bahkan kami bisa
>  memperkirakan tanggal dan jam serta pada tindakan apa, formasi tsb mulai
>  rekah berdasarkan data2 drilling tsb. sebelum semburan itu terlihat ke atas
>  secara kasat mata oleh drilling crew di lokasi dan oleh masyarakat di hari
>  berikutnya. Adapun untuk ketiga argumentasi Mas Edi di atas, saya
>  menanggapinya sbb.:
>
>  * Selain pressure di casing annulus, orang2 drilling selalu memakai
>  patokan pressure di drill pipe sesuai dengan kaidah2 ilmu "well control".
>  Kenapa? Karena kita tau pasti bahwa yang di drill pipe adalah semuanya
>  lumpur bor (homogen) dengan berat 14.7ppg (ini juga ada di daily drilling
>  report) sehingga bisa dihitung dengan tepat tekanan hidrostatik di setiap
>  kedalaman. Sedangkan di casing annulus, fluidanya (influx) pasti campuran
>  air formasi, gas, lumpur formasi dan lumpur pengeboran dengan proporsi
>  perbandingan yang hanya Tuhan yang tau. Influx selalu berasal dari bawah ke
>  atas, gak bisa langsung ujug2 ada di atas / permukaan. Dalam ilmu "well
>  control", pressure di casing casing dipakai sebagai data penunjang, tapi
>  bukan sebagai patokan utama untuk menghitung tekanan hidrostatik dan "kill
>  mud weight".
>  * Dalam drilling practice, idealnya Kick Tolerance yang dipakai adalah
>  at least 1 ppg. Bila kick tolerance antara 0.5ppg dan 1 ppg, kita harus
>  sangat hati2 (ini menurut drilling manual Mobil Oil yang menjadi referensi
>  teman2 Lapindo). Padahal menurut hitungan kami, kick tolerance yang dipakai
>  Lapindo adalah 0.49ppg. Amankah? Ya aman2 aja bila operasi drilling
> berjalan
>  dengan normal tanpa gangguan, tapi bila ada kick, semuanya bisa menjadi
>  berantakan.
>  * Tentang data2 drilling: Setelah melihat sendiri data2 tsb, data2
>  yang dipakai Pak Rudi SESUAI dengan fakta yang ada. Justru data2 yang
>  dipakai / dilaporlkan oleh Lapindo lah yang perlu dipertanyakan. Misalnya:
>  data casing pressure maximum yang 1054psi, cuma dilaporkan 450psi. Juga
>  tekanan rekah yang dilaporkan = 16.4ppg EMW, sementara di drilling report
>  nya PT. Medici (kontraktor pengeborannya) tekanan rekah dilaporkan cuma
>  15.7ppg EMW (atau MASP = 277psi). Lalu yang mana yang benar?
>
>  Secara umum, pertemuan di Sheraton Surabaya antara kedua tim itu cukup
>  bagus, setidaknya sebagai langkah awal untuk pertemuan2 berikutnya.
>  Kekurangannya tentu ada, di antaranya jangka waktu presentasi yang sangat
>  terbatas serta audience yang mixed. Banyak juga warga korban lumpur Lapindo
>  yang hadir dan mereka terpaksa nonton perdebatan antara kedua tim tanpa
>  memahami masalah2 teknis. Sehingga saya mengusulkan untuk diadakan
> pertemuan
>  lanjutan antara kedua tim dengan host Departemen ESDM dalam sebuah meeting
>  tertutup yang focused (dikurung 3 hari 3 malam sampai ada konsensus bersama
>  terutama untuk tindak lanjut solusi semburan lumpur tsb, di antaranya
>  program relief well yang sempat terhenti waktu itu karena masalah2
>  non-teknis). Kalau program relief well ini disetujui untuk dilakukan
>  kembali, tim Lapindo harus rela untuk tidak terlibat langsung. Kenapa? Ya
>  bagaimana relief well bisa sukses
>
>  Sisi Lain Di Balik Adu Argumentasi:
>
>  Secara ilmiah, debat kayak ginian sih wajar2 aja, tapi karena ada implikasi
>  hukum, cost, reputasi perusahaan, bahkan politis, insiden Lumpur Lapindo
> ini
>  menjadi sangat sensitif laksana bola panas yang tak seorangpun mau
>  menerimanya, sehingga paling aman ya diserahkan aja ke alam sebagai kambing
>  hitamnya menjadi <bencana alam>. Di sisi saya pribadi, mungkin ini case
> yang
>  paling sulit buat saya karena teman2 Lapindo itu teman2 baik saya. CEOnya
>  adalah "paman" saya sendiri walaupun cuman dalam lakon ketoprak "Peristiwa
>  Bubat" dan sama2 pendiri APPI :-).
>
>  Lalu kenapa saya memutuskan untuk ikut terlibat? Karena setidaknya ada 4
>  hal:
>
>  * Sebagai professional, kita semua bertanggung jawab kepada Tuhan Yang
>  Maha Mengetahui terhadap apapun yang kita lakukan di dunia ini
>  * Sebagai sesama manusia, saya gak tega melihat penderitaan masyarakat
>  Sidoardjo korban2 lumpur tsb, apalagi sudah hampir 2 tahun masih gak jelas
>  nasib, hak2 dan masa depan mereka.
>  * Secara moral, saya harus mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi
>  berdasarkan data, fakta dan kompetensi saya sebagai tukang ngebor sumur
>  dalam koridor dunia keilmuan dan kaidah2 ilmiah. Tidak ada masalah
>  menang-kalah disini, but we have to do something for solving the long
>  outstanding problem, terutama menolong saudara2 kita para korban itu.
>  Apalagi sampai saat ini institusi dan asosiasi para ahli yang berwenang
>  masih diam saja, gak ngerti aku, kenapa??. Di sisi lain, ada proses
>  penyelidikan yang tidak transparan, tidak berimbang dan menjurus pada
>  konklusi "bencana alam" yang controversial itu, bahkan akhir2 ini oleh tim
>  bentukan DPR (??)
>  * Sebagai drilling professional, saya ingin berkontribusi dalam
>  mencari solusi agar bencana lumpur ini serta penderitaan saudara2 kita di
>  Sidoardjo itu segera berakhir.
>
>  Silakan Mas Edi Sutriono dan rekan2 lainnya untuk menanggapinya sebagai
>  forum pembelajaran buat anggota2 milis semua. Bila ada yang tidak berkenan,
>  saya mohon maaf yang sebesar2nya.
>
>  Bersambung ......
>
>  Jabat erat,
>
>  Harry Eddyarso - Moderator KBK "Bor"
>
>  Note:
>
>  Hari ini (Kamis, 6 March 2008) jam 5sore saya akan muncul di Q Channel
>  membahas solusi semburan Lumpur Lapindo bersama Gus Solahuddin Wahid dan
> Pak
>  Mustiko Saleh (Pertamina) - FYI.
>

-- 
http://tempe.wordpress.com/
No one can monopolize the truth !

--------------------------------------------------------------------------------
PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod

--------------------------------------------------------------------------------
PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke