http://rovicky.wordpress.com/2008/04/10/selamat-bertugas-pak-priyono-bpmigas/

Hari selasa lalu aku mendapat berita dari sorang kawan tentang
persetujuan DPR tentang pengangkatan Pak Priyono sebagai Kepala
BPMIGAS menggantikan Pak Kardaya Warnika. Setelah sebelumnya issue itu
berhembus sejak sebulan lalu ketika Ngobrol Memilih Pemimpin
http://rovicky.wordpress.com/2008/03/17/ngobrol-memilih-pemimpin.

    :( "Wah Pakdhe mesti nyelametin dulu doonk !"
    :D "wis akeh sing memberi selamat, aku malah mau membekali saja, Thole"
    :( "Haiyak, Pakdhe nggaya !"

Ya tentunya ucapan selamat saja tidak cukup untuk memberikan semangat
kepada Pak Priyono. Perlu mulai dibukakan lembaran-lembaran Pe-eR yang
belum sempat diseleseikan pejabat sebelumnya, juga masih banyak
tantangan-tantangan baru didepan mata, diatas meja, di jalan didepan
kantor. Bahkan sangat banyak tantangan di nuun jauh disana dimana
antrian mitan menjadi issue politik paling hangat saat ini.

Pak Priyono tentunya sadar bahwa jabatan beliau adalah jabatan
politis, karena ketika dipilih, ditest diangkat dan disumpah selalu
dihadapan pejabat-pejbat politik. Namun saya yakin beliau juga sadar
bahwa beliau adalah pengemban amanah rakyat, bukan pengemban amanah
pejabat :) . Jadi takperlu lah saya berbicara soal yang satu ini. Yang
perlu saya sampaikan lebih baik soal migas-nya saja.

Yang sudah tercapai BPMIGAS hingga kini.

Kebetulan saya masih menyimpan slide laporan BPMIGAS tahun 2007
kemarin yang disampikan oleh Pak Abdul Muin dalam acara IPA Luncheon
Talk pada bulan Maret 2008 lalu. Pencapaian ini yang harus diteruskan
ditingkatkan dan ditmbahkan di tahun-tahun mendatang.

Disebelah ini grafik wilayak kerja sejak tahun 2005-2007. Ini
menunjukkan peningkatan yang dicapai oleh Pak Kardaya yang harus
diteruskan. Tantangannya adalah menjadikan daerah yang saat ini masih
sebagai exploration working area menjadi producing area.

Tentunya perlu ada kerja keras dari jajaran BPMIGAS dalam "membujuk"
investor melakukan kegiatan eksplorasi. Terutama untuk daerah-daerah
yang selama ini masih dalam tahap eksplorasi.

Tantangan di BPMIGAS tidak hanya produksi migas saja. Tantangan utama
saat ini BPMIGAS justru ada pada "kesinambungan" pasokan (sustainable
supply) energi migas dimasa mendatang. Perlu diketahui bahwa,
menggenjot produksi disatu sisi akan meningkatkan pendapatan, namun
kalau saja pemanfaatannya masih saja boros energi (elastisitas energi
yg rendah) masih menjadi masalah klasik di negeri ini maka menggenjot
produksi saja justru akan mempercepat datangnya problem besar
kelangkaan sumber energi.

Penurunan produksi migas setelah masa plateu merupakan proses yang
wajar dalam industri pertambangan khususnya migas. Namun masa plateu
ini sebenarnya dapat diperpanjang seandainya ada penemuan-penemuan
baru. Penemuan baru inilah yang jauh lebih penting dan strategis dari
sebuah kelangsungan perjalanan pembangunan negara.

Perkembangan dari tahun ketahun soal cadangan migas, seberapa besar
sisa cadangan minyak yang ada di Indonesia ini di Indonesia dapat
dilihat dalam gambar disebelah kanan ini. Gambar ini memperlihatkan
bahwa migas kita sudah mulai menurun sejak tahun 1999. Artinya tidak
banyak penemuan minyak sejah tahun itu.

worldenergy.jpgHarga minyak memang perlu diantisipasi, namun kalau
melihat sejarah harga minyak atau perkembangannya, sepertinya harga
minyak saat ini tidak dikontrol oleh supply. Tetapi "saat ini harga
minyak sangat dikontrol oleh demand (kebutuhan)".

Artinya harga (lebih pasti) akan cenderung naik, karena proyeksi
kebutuhan itu selalu akan naik. Hal ini disebabkan usaha untuk
penggunaan sumber energi alternatif selain BBM sangat tersendat di
Indonesia. Dengan demikian ketergantungan terhadap energi minyak
bakalan akan menjadi problem utama. Kita sudah tahu bahwa discovery
atau penemuan lapangan baru cukup langka, namun kita tahu juga
kebutuhan energi dalam negeri akan meningkat dari tahun ketahun.

Harga minyak

Untuk negara yang sudah menjadi net importer tentunya harga tinggi
menjadi beban tinggi juga. Harga tentu saja akan berpengaruh kepada
biaya produksi dan eksplorasi. Di sebelah ini harga minyak dan biaya
eksplorasi yang dikeluarkan pada tahun-tahun itu. Dapat terlihat
dengan jelas bagaimana biaya eksplorasi selaras dengan harga minyak.
Artinya, kalau di Indonesia masih menganut cost recovery, tentusaja CR
masih akan menjadi sasaran empuk dalam mengkritisi kinerja usaha
migas. Namun harus hati-hati BPMIGAS tidak boleh hanya konsentrasi CR
saja, kan. Kelangsungan pasokan, ya "sustainable supply" migas lebih
strategis ketimbang sekedar biaya CR yang akan menjadi "peluru-peluru"
politisi dalam menghantam performace/kinerja.

Migas adalah energi

Mengkoordinir hal-hal yang berhubungan dengan energi di Indonesia saat
ini bukan hal yang mudah. Hampir semua institusi yang mengurusi energi
berada dibawah satu atap presiden. Walaupun kita memiliki MESDM tetapi
BPMIGAS, BHMIGAS dan juga Pertamina semua menjadi bawahannya Presiden.
NAmun kalau melihat fakta kemarin, bukan hanya salahnya presiden kalau
soal energi ini menjadi amburadul. Kenapa ? Karena Kepala BPMIGAS saja
ditentukan oleh DPR .. mboh iki masalah politik yang pelik yang ruwet
bin rumit :( .

Tantangan pasokan sumber daya energi memang bukan tanggung jawab
BPMIGAS, namun BPMIGAS akan menjadi badan strategis untuk menentukan
kapan saat paling pas untuk memulai (kick off) atau lebih tepatnya
kick but ... hehehe nendang bokong, iya nendang bokongnya pengembangan
sumber energi alternatif. :P

Setelah menulis tentang NOC dan IOC beberpa waktu lalu kebetulan saya
membaca bukunya Renald Kasali (Powerhouse) yang isinya perkembangan
tentang Pertamina, tetapi sebenernya perkembangan industri migas
secara umum di Indonesia. Yang cukup mengagetkan adalah buku ini
justru memberikan impresi dan gambaran bahwa banyak keputusan yang
terlambat yang diambil dalam soal kebijakan energi di negeri ini.
Bukan kebijakan yang salah, tetapi tidak adanya keputusan itulah
problem utamanya. Ngobrol dengan kawan-kawan di BPMIGAS dan Pertamina
sering mendapatkan jawaban yang sama tentang lambannya pengambilan
keputusan (decision making) ini. Hal ini bisa disebabkan karena
panjangnya birokrasi, atau "keengganan" bertanggung jawab karena
sebuah keputusan berisiko ?
Challenge !

Tantangan migas dimasa mendatang adalah bagian dari tantangan pasokan
sumber energi secara umum. Pengelolaan Migas di Indonesia mau tidak
mau harus selalu dikoordinasikan dengan perkembangan kebutuhan energi
secara menyeluruh. Persiapan alih energi atau konversi sumber energi
dari migas ke energi alternatif lainnya (Nuklir, Geothermal, Batubara
dll) harus menyambung secara aman dan smooth. Peranan koordinasi dari
ESDM akan menentukan dalam hal ini.

Kalau boleh menuliskan daftar tantangan migas dimasa mendatang 5-10
tahun lagi antara lain :

    * Ketergantungan akan sumber energi migas untuk memenuhi kebutuhan
energi total di Indonesia. Ketergantungan akan berujung pada
kelangkaan seandainya supply sumber energi tidak mencukupi. Explorasi
dan penambahan cadangan mestinya jauh lebih penting ketimbang
peningkatan produksi.
    * Kelemahan koordinasi diantara departemen dan institusi energi.
Tentusaja ini bukan hanya BPMIGAS saja. Termasuk BHMIGAS dan Pertamina
dan juga pengguna migas misal industri, PLN dan termasuk rakyat (DPR).
    * Pengambilan keputusan. Making descision merupakan handicap
terbesar di industri migas. Problem utamanya bukan sebuah keputusan
yang salah tetapi justru tidak mengambil keputusan dalam waktu yang
tepat. Keberanian diperlukan, tetapi bukan kenekatan, tentusaja.
    * Yang lain nanti saja sambil jalan :)

Selamat bertugas Pak Pri !

Bacaan terkait :

    * Indonesia perlu Pertamina-Pertamina yang lain sebagai NOC
    * Sepintas mengenal IOC - International Oil Corporation -
    * Pergeseran peran NOC (National Oil Corporation) dalam kancah global energi
    * NOC dan IOC - Pentingnya Pertamina sebagai bagian dari Ketahanan
(energi) Nasional
    * Jual saja sebagian kecil sahamnya Pertamina di bursa

Grafik dan lain-nya selanjutnya silahkan baca disini :
http://rovicky.wordpress.com/2008/04/10/selamat-bertugas-pak-priyono-bpmigas/


-- 
http://rovicky.wordpress.com/
No one can monopolize the truth !

--------------------------------------------------------------------------------
PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod

--------------------------------------------------------------------------------
PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to