Kalu dilihat sebetulnya untuk subdisi di Listrik tidk begitu mengkhawatirkan , karena program diversifikasi energi primernya sudah dpt berjalan meskipun masih lambat ,. Sedangkan untuk di sektor Transportasai masih mengandalkan BBM dimana BBG dan BBN masih sebagai "penggembira" saja , hal ini diperparah dg tidak terkontrolnya penggunaan kendaran pribadi dan selalu melonjaknya penjualan otomotif , bahkan sudah mencapai 500 an rb /thn untuk mobil dan hampir sejutaan untuk motor. bisa bisa laju permintaan BBM lebih kecil dari peningkatan produksinya. Sedangkan untuk listrik peran BBM sudah tinggal 28 an % , Batubara 29 % , Gas 13 % dan Paling Buncit Geothermal 2,4 % dari total kapasitas terpasang 25 an ribu MW. Kalu kita lihat dfi Rekening listrik kita ( R2 ) maka harga per Kwh nya kira kira 550 Rp , maka apabila Biaya Pembangkitan per Kwh dari Batubara dan Gas ( dg kondisi harga Batubara 35 an $ dan Gas 5 an $ ) sekitar 5 c$/Kwh , maka harga yang kita bayar sudah tidak ada subsidi .Cuma kalau harga Gas dan Batubara ikutan mindik mindik naik maka ya repot , nanti jangan jangan ada subsidi Batubara atau gas juga ........spt BBM.. Sebetulnya yg harganya relatif konstan adalah Geothermal karena tidak dikontrol harga pasar dunia , cuma kontribusinya masih kecil , meskipun harga saat ini ( dg kondisi harga Gas dan Batubara saat ini ) harga per Kwh Geothermal diatas nya ( kira kira 6-7 c$ ) sebetulnya masih jauh dibawah harga Pembangkit dari BBM . Kalau harga BBM per liter 8000 Rp maka hanya untuk bahan bakarnya saja sudah 2000 an Rp lebih atau 19 an c$ / Kwh . Kalau Geothermal ini dipatok harga separuhnya saja , saya yakin langsung investasi akan berkembang dg pesat , ditambah harga Geothermal tdk akan berubah ubayh ngikuti harga pasar dunia sebagaimana halnya Migas dan Batubara. Ada lagi PLTN , memang hargnya bersaing tapi Faktor lingkungan dan Kekawatiran thd keselamatan yang menjadi perdebatan seru saat ini yang akhirnya sulit untuk dibangun. Sedangkan untuk energi alternatif lain ( air , solar, angin, air laut ) masih sulit untuk dibangun dg jumlah yang cukup besar dan harganya masih diatas nya semua. Kalau untuk daerah terpencil dg kebutuhan sedikit cukup baik dimanfaatakan. Sebetulnya ada yang ditunggu tunggu di hari kebangkitan Nasional ini yaitu Blue Energi yang ditawarkan dg harga 3000 Rp/ ltr nya , namun kok masih Tdk ada kabarnya paling tidak sampai hari ini yang sedianya akan diresmikan di hari Kebangkitan Nasional 20 Mei , kok aku dengar di RCTI selasa sore ini si Penemunya Menghilang , malah dicari cari intel segala ...... Mungkin ada yang tahu.kelanjutannya... ( juga spt di email terlampir dibawah ini )

ISM

Selasa, 20 Mei 2008
*Penemu Blue Energy, Dikabarkan Diculik
*

NGANJUK- Joko Suprapto, warga asal Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso yang
disebut-sebut sebagai penemu blue energy, bahan bakar dari air, menghilang.
Dalam dua minggu terakhir, lelaki yang akrab disapa Joko Jodhipati (nama
stasiun radionya, Red) itu tidak berada di rumahnya. Berbagai spekulasi pun
berkembang.

Salah satunya menyebut, dia diculik oleh kelompok tertentu. Hingga kemarin,
keberadannya tak jelas. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. "Dia sekarang
sedang dicari-cari," ungkap salah satu teman dekat Joko kepada Radar Kediri.


Diungkapkan sumber tersebut, sepekan lalu, para pejabat kepolisian dan TNI
sempat berkumpul di Nganjuk untuk mencari keberadaan Joko. Orang-orang
dekatnya dimintai keterangan. Termasuk dirinya.

Mereka menanyakan keberadaan alumnus teknik elektro Universitas Gajah Mada
(UGM) Jogja tersebut. "Dia memang sedang dicari SBY (Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Red)," katanya.

Ini terkait dengan penelitian yang dilakukan ayah tiga putra tersebut.
Khususnya tentang blue energy yang bisa menjadi bahan bakar alternatif
murah. Sebab, rencananya, hari ini, bahan bakar tersebut akan diluncurkan ke
masyarakat sehingga bisa segera dimanfaatkan. "Tetapi, ternyata sejak dua
minggu lalu tidak ada kabar lagi," tutur sumber yang mewanti-wanti agar
namanya tidak dikorankan tersebut.

Seperti diberitakan, teknologi temuan Joko sudah dipamerkan dalam ajang
United Nation Framework Conference on Climate Change (UNFCCC) Desember 2007
di Bali. Teknologi ini sebenarnya berpusat pada penyediaan listrik yang
murah untuk memproses air sebagai bahan bakar. Yakni, untuk memecah molekul
air menjadi H (+) dan O2 (-). Sehingga, bisa dijadikan bahan bakar
alternatif pengganti solar, bensin, avtur, maupun minyak tanah.

Bahan bakar yang sudah diberi nama blue energy itu diproduksi di Cikeas,
Bogor. Keunggulannya, rendah emisi dan irit. Juga murah karena hanya
berharga Rp 3 ribu per liter. Presiden SBY sendiri yang memperkenalkannya.
Dalam perjalanan ke Bali, rombongan yang berangkat dari Cikeas juga sempat
mampir di Nganjuk untuk menemui Joko.

Informasi yang diperoleh Radar Kediri, sejak Joko menghilang, aparat
intelijen juga dikerahkan untuk mencarinya. Termasuk ke rumahnya di Desa
Ngadiboyo. "Tiap hari ditanyai intel-intel polisi berpakaian preman," ungkap
penjaga rumah Joko yang tak mau disebutkan namanya. Namun, dia tak
mengetahui. Sebab, tidak biasanya sang majikan meninggalkan rumah dalam
waktu lama.

Wartawan koran ini juga melihat empat petugas kepolisian berpakaian preman
yang berjaga-jaga di rumah Joko yang menjadi satu dengan stasiun radio
miliknya. Mereka berasal dari polsek. Winda Mirah, istri Joko, bahkan
mengaku sempat didatangi kapolres dan kapolwil yang menanyakan keberadaan
sang suami. "Semua tanya-tanya tentang bapak," katanya kepada Radar Kediri.

Meski demikian, dia tetap berusaha tenang. Bahkan, saat ditemui di rumahnya,
Winda tampak sibuk mempersiapkan pertunjukan wayang kulit dua anaknya.
Mohamad Trimulyo dan Oky Irfan Cara. "Bapak memang tidak pamitan sama saya,
tetapi sudah (pamit) anak-anaknya," tuturnya.

Wanita berambut lurus ini menjelaskan, sikap Joko yang tidak pamit kepadanya
terkait dengan penyakit jantung yang dideritanya. "Bapak tidak ingin saya
sakit," terangnya.

Winda sendiri baru mengetahui dari penuturan anaknya. Kepada sang anak, Joko
pamit pergi dua minggu sejak 3 Mei lalu. Joko juga berpesan kalau keluarga
tidak akan bisa menghubungi karena ponselnya dimatikan. Inilah yang
membuatnya stres. Sebab, dia sendiri yang mengantarkan suaminya hingga
Bandara Juanda Surabaya tidak dipesani apa-apa.

Joko hanya mengatakan pergi ke Jakarta. Dan, bagi Winda, hal itu sudah
biasa. Sebab, Joko tak pernah berhari-hari pergi. "Kalau pergi pagi, malam
sudah pulang, tidak pernah lebih sehari meninggalkan saya," tutur Winda.

Winda sendiri mengaku berusaha tenang. Dia masih menunggu sampai batas waktu
yang diberikan suaminya, 20 Mei, hari ini. "Kalau ternyata sampai tanggal 20
tidak pulang, saya baru ambil tindakan," tandasnya tanpa menyebut tindakan
yang dimaksud. "Kadang kalau mikir, saya stres Mbak," lanjutnya.

Dia hanya berkeyakinan, sikap suaminya yang menyimpan rahasia justru
dimaksudkan untuk menjaga keselamatan keluarga. Sebab, saat ini, harga BBM
terus melonjak tinggi dan mulai langka.

Lalu, bagaimana dengan isu yang menyebut bahwa suaminya melakukan tindak
pidana? Winda tak yakin atas hal tersebut. Dia menganggapnya sebagai isu
yang diembuskan dari pesaing bisnis suaminya.

Sementara itu, Joko hingga kemarin belum bisa dihubungi. Berkali-kali
wartawan koran ini mengontak, nomor ponselnya tetap tidak aktif. Kapolwil
Kediri Kombes Pol Sukamto Hadi yang dikonfirmasi tentang hal ini juga
membantah pernah ke rumah Joko untuk menelisik keberadaannya. "Saya tidak
tahu," ujarnya melalui ponsel, kemarin.

Dia juga mengaku tidak tahu menahu terhadap kasus menghilangnya Joko.
Termasuk soal isu yang menyebut bahwa yang bersangkutan diculik oleh
kelompok tertentu. (dea/ut/hid)




ISM

From: "Rovicky Dwi Putrohari"
Kalau membaca dibawah ini, tentunya kita tahu bahwa Malaysia yang masih
belum net-importir saja sudah "tersedak" dengan naiknya harga minyak ini.
Ketergantungan Malaysia dengan minyak juga cukup tinggi seperti Indonesia.
Memang tidak separah Indonesia. Namun perlu diketahui bahwa itung-itungan
subsidi BBM (Fuel) merupakan cara wajar. Bukan penipuan atau sengaja korupsi
berjamaan (sesekali menghindari suudzon lah). Cara penyajian anggaran negara
dengan metode "Balance Sheet" itu cara yang banyak di "adopt" oleh
negara-negara lain. Tetapi mungkin perlu cara lain yang lebih "rapi" dan
mudah di "tract" kemana larinya "kebocoran".
Walaupun begitu masih harus disadari bahwa penggunaan energi di Indonesia
ini sudah keterlaluan borosnya. Coba baca sini : Pola konsumsi Listrik
di Jawa<http://rovicky.wordpress.com/2006/12/17/pola-konsumsi-listrik-di-jawa/>.
Jumlah energi yang ada di Indonesia ini masih bukan untuk hal yang
produktif. Masih banyak energi (BBM) yang terbuang dan tersia-sia karena
kemacetan jalan, hura-hura serta banyak yang bocor, eh dicolong :)
Bacaan terkait :
http://rovicky.wordpress.com/2005/07/20/hemat-listrik-siapa-targetnya/


RDP

[image: International Herald Tribune] <http://www.iht.com/>
Malaysia's 2008 bill to subsidize fuel, food soars to US$15.6 billion, says
PM

The Associated Press
Sunday, May 11, 2008

*KUALA LUMPUR, Malaysia:* Malaysian government subsidies for gasoline, food
and other essential goods are expected to hit 50 billion ringgit (US$15.6
billion; €10 billion) this year as global prices soar, Prime Minister
Abdullah Ahmad Badawi said Sunday.

This exceeds last year's subsidy bill of 43 billion ringgit (US$13.4
billion; €8.7 billion) and is higher than the government's annual 40 billion
ringgit (US$12.5 billion; €8 billion) allocation for major development and
infrastructure projects.

"We are facing a situation we have not faced before ... it's a new crisis
related to crude oil prices. Total subsidies are up to 50 billion ringgit,"
Abdullah said at a meeting of his ruling party.

Of that, 45 billion ringgit (US$14 billion; €9 billion) goes to fuel and
gas, with the rest for food and other items such as education, he said.

Fuel and food costs in Malaysia are among the lowest in Asia due to heavy
subsidies, which are posing a burden to the government's finances as it
grapples with a slowing economy and inflationary pressure.

The central bank recently cut its 2008 economic growth forecast to between 5
percent and 6 percent, down from between 6 percent and 6.5 percent
previously, citing global uncertainty due to the U.S. credit crisis. The
economy expanded 6.3 percent in 2007.

Concerns over the rising cost of living contributed to the poor performance
of Abdullah's ruling coalition in March elections, when it lost its
two-thirds majority in Parliament.

Domestic Trade and Consumer Affairs Minister Shahrir Samad was quoted by
Sunday's Berita Minggu newspaper as saying the government plans to charge
foreigners market prices for gasoline to curb its subsidy bill.

"Petrol at the pump will be at market prices, with no subsidies," Shahrir
said in the report. "Foreigners will be charged market prices while
Malaysians who have their identity cards or drivers license will get the
subsidized price."

The report gave no details on when this would take place. Shahrir and other
ministry officials could not be reached Sunday for comment.

World oil prices breached US$126 a barrel for the first time Friday on fuel
supply concerns.


--
http://tempe.wordpress.com/
Telling the truth is important
Telling the positive is better !!!



--------------------------------------------------------------------------------
PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod

--------------------------------------------------------------------------------
PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke