Kalau hanya ngeliat subsidi ya hampir semua produk eksport itu ya
memperoleh subsidi. Lah wong listriknya juga sudah subsidi.
Tapi masih bisa di'minta" dengan menaikkan pajak eksportnya. Hanya
saja prosesnya menjadi mbulet-let.
Lah masalah aslinya adalah proses yg mbulet itu seringkali menurunkan
tingkat efisiensi. Apapun kalau prosesnya mbulet bisa dipàstikan tidak
efisien. Jadi yang bener ya prosenya "disederhanakan" supaya duiknya
tidak bocor kemana-mana.
Itulah sebenernya subsidi komoditi (barang) menjadikan biaya tinggi
dan menurunkan keuntungan.

Rdp

On 6/20/08, Iwan B <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Noor
>
> FYI memang betul kalau sebagian pupuk di ekspor, bahkan sebenarnya
> sebagian besar yg dijual keluar. Jadi makin sip kan, di subsidi dan
> dijual keluar. Jumlah pupuk yg tersedia di dalam negeri juga terbatas,
> dan inipun akhirnya banyak dikuasai perkebunan besar. Untuk petani ya
> tidak ada, atau ada tapi mahal sekali....gimana mau swasembada pangan.
>
>
>
> On Fri, Jun 20, 2008 at 5:19 PM, noor syarifuddin
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Pak Agus,
>> Betul kalau semua pupuk dipakai petani kita... lha supaya untung khan
>> sebagian pupuk diekspor....jadilah petani kita kesulitan dapat pupuk...
>> jadi aneh khan, produksinya di subsidi tapi produknya malah diekspor....
>> nah kalau stadiun dan klub bal-balan...ya itu yang menjadi pertanyaan saya
>> juga....:-)
>> salam,
>>
>>
>>
>> ----- Original Message ----
>> From: Agus Budiluhur <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Sent: Friday, June 20, 2008 3:20:35 PM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Potensi Rp. 34 Trilyun, biaya cost recovery yg
>> tidak layak
>>
>> Pak Noor,
>>
>> "harga pupuknya disubsidi, gasnya juga pakai harga subsidi" : bukankah
>> harga
>> pupuk disubsidi karena ada kepentingan para petani kita disitu? Dengan
>> demikian juga perlu adanya subsidi untuk COGS yang menjadi komponen utama
>> produksi pupuk (dalam hal ini harga beli gas)? Yah, memang tetap perlu ada
>> transparansi untuk kalkulasi persubsidian industri pupuk ini....
>>
>> Nah kalo yang ini juga aku mau nanya: stadion dan kesebelasan bal-balane
>> itu
>> dari mana uangnya ya??
>>
>> salam,
>>
>> -abl-
>>
>> 2008/6/19 noor syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]>:
>>
>>> Pak Agus (dua-duanya),
>>> Tentu akan sangat naif kalau saya katakan tidak ada sulap-menyulap dalam
>>> urusan duit yang sedemikian besar ini. Tidak usah CR yang kadang banyak
>>> didukung bolong-bolongnya kontrak kita, lha wong BLBI aja bisa
>>> dikemplang...he..he..he...
>>> Justru di situ intinya, kalau hanya berharap dari aturan kita cuman bisa
>>> ngelus dada terus dan ujungnya kuciwa juga..... jadi ya yang paling
>>> mungkin
>>> ya mulai dari diri kita sendiri saja lah...dari yang kecil kita bisa
>>> berusaha lebih efisien dan membantu mengurangi beban CR ini......
>>> Kita ini menyoroti hal-hal yang sebenarnya banyak terjadi di industri
>>> lain
>>> juga:
>>> - Pupuk Kaltim bisa punya klub sepak bola dan juga stadiun itu pakai duit
>>> siapa coba.... (karena kalau dijual keluar tentu harganya lebih
>>> mahal)....
>>> tapi nggak pernah ada yang mengkritik khan...?
>>> Jadi menurut saya agak aneh kalau ComDev  yang dilakukan KPS menjadi
>>> bahan
>>> kritikan terus...sementara yang lainnya kita tutup mata. Yang penting
>>> harus
>>> ada kejujuran dari KPS bahwa uang yang dipakai itu sebagian adalah dari
>>> pemerintah Indonesia juga (bukan dari kantong mereka)...itulah kenapa
>>> setiap
>>> ada kegiatan semua KPS harus mencantumkan logo BPMIGAS (yang merupakan
>>> perwakilan pemerintah) supaya orang tahu bahwa duitnya itu bukan murni
>>> 100%
>>> dari KPS. Dan jangan lupa pada beberapa hal KPS juga ada ComDev yang
>>> sifatnya non-CR (ini mungkin yang dimaksud dengan zis-nya pak Agus ya...)
>>> Kelangsungan operasi menjadi kepentingan semua pihak: operator dan
>>> pemerintah Indonesia. Jadi menurut saya wajar saja kalau itu ditanggung
>>> bersama, selama hasilnya dinikmati oleh rakyat Indonesia juga toh.....
>>> salam,
>>>
>>>
>>> ----- Original Message ----
>>> From: Hendratno Agus <[EMAIL PROTECTED]>
>>> To: iagi-net@iagi.or.id
>>> Sent: Friday, June 20, 2008 12:29:11 PM
>>> Subject: Re: [iagi-net-l] Potensi Rp. 34 Trilyun, biaya cost recovery yg
>>> tidak layak
>>>
>>>
>>> Kita semua prihatin, kalau melihat angka segitu menguap atau tersulap.
>>> Saya
>>> yang awam sering bertanya-tanya secara sederhana,
>>> Apakah biaya comdev/ CSR dari oil kumpeni selama ini dimasukkan bagian
>>> dari
>>> CR? ataukah bagian dari "zakat/ infaq/ sodaqoh" dari keuntungan
>>> perusahaan
>>> yang telah memperoleh keuntungan dari usaha migas.
>>>
>>> Memulai dari yang kecil-kecil di lingkungan usaha migas / PSC, bisa jadi
>>> "tidak memasukkan pembiayaan comdev/ CSR sebagai bagian CR". Semoga
>>> Pemerintah berani memberlakukan aturan ini, dana-dana Comdev..., harusnya
>>> adalah bagian dari keuntungan produksi migas dari PSC.
>>>
>>> salam, agus hendratno (wong kampus)
>>>
>>> --- On Fri, 6/20/08, Agus Budiluhur <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>>
>>> From: Agus Budiluhur <[EMAIL PROTECTED]>
>>> Subject: Re: [iagi-net-l] Potensi Rp. 34 Trilyun, biaya cost recovery yg
>>> tidak layak
>>> To: iagi-net@iagi.or.id
>>> Date: Friday, June 20, 2008, 3:20 AM
>>>
>>>
>>> Noor,
>>>
>>> Saya pikir yang (juga) menjadi major issue dalam hal ini, adalah apakah
>>> pembiayaan2 yang masuk dalam cost recovery ini, tidak ada sulap???Salam,
>>>
>>> -abl-
>>>
>>>
>>> 2008/6/19 noor syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]>:
>>>
>>> Mas Firman yang penuh semangat,
>>> Saya kira tidak perlu menunggu anda ditempatkan menjadi pengawas approval
>>> CR untuk bisa berperan. Kita semua bisa mulai dari lingkungan kerja kita
>>> sendiri dengan bekerja lebih profesional, efisien serta inovatif. Dengan
>>> itu
>>> semua paling tidak kita bisa menghindarkan pembengkakan biaya operasional
>>> yang nantinya akan berujung ke CR.
>>> Marilah kita bertanya kepada diri sendiri setiap kali akan mengambil
>>> keputusan : apakah saya memang perlu untuk melakukan hal ini....(MDT
>>> point,
>>> OFA, logging suite, log interpretation, seismic reprocessing, perbanyakan
>>> dokumen dll). Mari kita berpikir secara inovatif dan tidak selalu
>>> menerima
>>> hal-hal yang sudah menjadi KEBIASAAN dalam kita bekerja sehari-hari.
>>> Dari hal kecil ini kita mungkin bisa berperan secara positif dan langsung
>>> untuk mengurangi CR ini.
>>>
>>>
>>> salam,
>>> NSy
>>> ----- Original Message ----
>>> From: Firman Gea <[EMAIL PROTECTED]>
>>> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Sent: Friday, June 20, 2008 8:53:10 AM
>>> Subject: [iagi-net-l] Potensi Rp. 34 Trilyun, biaya cost recovery yg
>>> tidak
>>> layak
>>>
>>>
>>> Dear Pejabat BP MIGAS yang membaca, mohon diteruskan ke yang berwenang,
>>> Bagaimana tanggapan pejabat BP MIGAS tentang hal ini? Apa tindak
>>> lanjutnya?
>>> Penyempurnaan sistem pengawasan dan approval Cost Recovery? Atau bahkan
>>> penghapusan sistem tersebut? Apapun lah metode perbaikannya, saya yang
>>> bodoh
>>> ini cuma menghimbau Bapak-bapak pejabat yang pintar-pintar dan terbukti
>>> pintar untuk dengan konsistensi dan memperhitungkan hati nurani segera
>>> memperbaiki hal ini. Rp. 40 trilyun, Pak!! Kalau Bapak-bapak butuh yang
>>> muda-muda dan fresh untuk berpikir dan bertindak tegas, Bapak tinggal
>>> cari
>>> saja insinyur-insinyur muda yang siap untuk itu, di setiap pelosok negeri
>>> ini.
>>> Stop kebocoran uang rakyat dari sistem Cost Recovery, sekarang juga!!!
>>> Salam,
>>> Firman Fauzi – geologist muda, siap digaji besar yang wajar untuk
>>> ditempatkan di posisi pengawasan approval Cost Recovery, and I'm not the
>>> only one, Sir.
>>>
>>> Penerimaan Minyak Berpotensi Dikorupsi Rp 228,096 Triliun
>>> Arin Widiyanti- detikFinance
>>>
>>> Tambang MInyak (ist)
>>>
>>> Jakarta- Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan potensi penyelewengan
>>> dalam penerimaan minyak selama tahun 2000-2007 sebesar Rp 228,096
>>> triliun.
>>>
>>> Hal tersebut disampaikan Koordinator Pusat Data dan Analisis ICW Firdaus
>>> Ilyas dalam jumpa pers di Kantor ICW Jalan Kalibata Timur IVD, Jakarta,
>>> Kamis (19/6/2008).
>>>
>>> Angka itu timbul dari data resmi perminyakan dari Departemen ESDM selama
>>> 2000-2007. Dari data itu pendapatan yang disimpangkan indikasinya sebesar
>>> Rp
>>> 194,097 triliun ditambah hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
>>> terhadap
>>> kontrak Kontraktor Kerja Sama minyak (KKSS) pada semester I-2006,
>>> semester
>>> I-2007 dan semester II-2007 dengan temuan cost recovery yang tidak perlu
>>> dibayarkan sebesar Rp 39,999 triliun.
>>>
>>> Dari angka itu sebesar Rp 6 triliun merupakan angka cost recovery yang
>>> layak, dengan kata lain mengurangi pendapatan negara dari minyak sebesar
>>> Rp
>>> 34 triliun.
>>>
>>> Firdaus mengatakan apabila pihak BP Migas merasa janggal akan temuan ini
>>> dia menantang BP Migas untuk membuka data penerimaan minyak yang
>>> dimilikinya
>>> secara head to head dengan ICW sehingga data penerimaan minyak menjadi
>>> transparan.
>>>
>>> "Temuan ini akan dibawa ke KPK sebagai bahan investigasi KPK apakah ada
>>> indikasi korupsi dalam pengelolaan minyak karena apabila penyimpangan ini
>>> tidak ditegakkan maka saya yakin seperti sekolah gratis, dan jaminan
>>> kesehatan gratis tidak akan teralisasi. Negara terlalu dirugikan dengan
>>> penyimpangan ini," ujarnya.
>>>
>>> Dia meminta pemerintah untuk meninjau ulang regulasi dan otoritas BP
>>> Migas
>>> dalam  pengelolaan minyak dan gas apakah telah melakukan pengawasan
>>> dengan
>>> benar.
>>>
>>> Tak lupa dia juga meminta pelaksanaan audit investigasi penerimaan minyak
>>> secara menyeluruh.
>>>
>>> "Riset ini bisa merupakan shock theraphy. Indonesia selalu dirugikan
>>> dengan
>>> cost recovery yang tidak erlu dibayarkan kepada pengusaha minyak,"
>>> ujarnya.
>>>
>>> Hasil audit BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun
>>> 2005-2007 dimana ditemukan penerimaan migas yang tidak dicatat dan
>>> dibelanjakan tanpa melalui APBN senilai Rp 120,329 triliun.
>>> ( ddn / qom )
>>>
>>>
>>>
>>>
>>
>>
>>
>>
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus 2008
> * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
> * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
> * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
> * abstrak / makalah dikirimkan ke:
> www.grdc.esdm.go.id/aplod
> username: iagi2008
> password: masukdanaplod
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
> * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
> * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
> AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!
>
> -----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
> information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>


-- 
http://tempe.wordpress.com/
Telling the truth is important
Telling the positive is better !!!

--------------------------------------------------------------------------------
PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod

--------------------------------------------------------------------------------
PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke