Nah lho.....sudah ada yg serius mencoba memanfaatkannya.......
**
*Investor AS Bangun Pembangkit Listrik

*


Tenaga Panas Lumpur Lapindo
Indopos-JAKARTA - Semburan lumpur panas Lapindo di Sidoarjo selama dua tahun
tanpa henti ternyata mengandung potensi bisnis besar. Buktinya, perusahaan
energi asal Houston, Amerika Serikat, Vlocity Holding Inc berniat
memanfaatkan panas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi
(PLTP).

Untuk menunjukkan keseriusannya, CEO Vlociti Dr Taswin Tarib membeberkan
kelayakan rencana proyeknya di hadapan staf khusus Sekretariat Wapres Alwi
Hamu di gedung II Istana Wapres, Jakarta, kemarin (8/7).

Taswin yang kemarin tampil berbaju necis mengatakan telah bernegosiasi
dengan pemilik teknologi geotermal untuk melaksanakan proyek yang rencananya
menghasilkan 2.000 MW. Dana USD 5,2 miliar (sekitar Rp 47 triliun) siap
diguyurkan ke kawasan lumpur Lapindo. "Panas bumi yang merupakan bencana di
Sidoarjo akan kami manfaatkan menjadi energi listrik untuk seluruh
masyarakat," tegas Taswin, yang mengaku bisa berbahasa Inggris, Jerman,
Indonesia, dan dialek lokal itu.

Mengenai gambaran proyeknya, Tasrib memaparkan, listrik dari panas lumpur
Lapindo akan dihasilkan dengan empat pembangkit lorong vertikal (vertical
tunnels). Vlociti bakal memindahkan manufaktur Sirex Vertical Construction
Machine dari Amerika Serikat. "Teknologi energi ini sudah diterapkan di
Arizona (AS) dan Jerman dengan daya yang dihasilkan 200-500 mw," jelasnya.
Terkait soal pendanaan, Taswin mengungkapkan bahwa pihaknya akan melibatkan
Sirex PHS asal AS dan Turbo Jacks asal Jerman. Selain itu, ada dana sendiri
dan sebagian kecil dari perbankan asing. Karena akan memakai dana grup
sendiri, collateral (jaminan) yang digunakan ialah milik grup dan tidak
memerlukan collateral dari PLN atau pemerintah.
Dia menambahkan, untuk mendukung rencana pembangunan proyek tersebut,
pemilik teknologi dari Xirex dan Turbo Jacks akan datang ke Jakarta untuk
menandatangani nota kesepahaman dengan pihak Vlocity pada 15 Agustus. Untuk
dalam negeri, proyek itu rencananya diwakili PT Jatayu Sarana Investasi.
Selain bebas polusi, pembangkit yang akan memanen panas bumi 500 derajat
Fahrenheit pada kedalaman 20 kilometer tersebut bakal menghasilkan listrik
murah pada kisaran harga 2-3 sen Euro (Rp 289-Rp 433,7 per kwh) per kilowatt
hour (kwh). Harga itu jauh lebih murah daripada tarif PLN untuk kelas rumah
tangga yang besar Rp 621 per kwh. "Dengan demikian, PLN diuntungkan dari
sisi pasokan listrik murah dan berkurangnya subsidi bahan bakar minyak
akibat penggunaan pembangkit diesel," kata pria kelahiran Sumatera Barat 57
tahun lalu itu.

Berbeda dengan pembangkit listrik batu bara 10.000 mw, Vlocity tidak meminta
penjaminan kredit dari pemerintah. Vlocity hanya meminta bantuan kepada Bank
Indonesia dan Departemen Keuangan untuk mempermudah masuknya dana tersebut
ke Indonesia. Dana Rp 47 triliun itu akan masuk secara bertahap selama 3-4
tahun.

Pembangunan energi panas bumi, lanjut Taswin, diperkirakan bakal memakan
waktu 36 bulan sebelum masuk ke jaringan distribusi PLN. Setelah itu,
manfaat besar akan dinikmati lantaran cost yang dikeluarkan jauh lebih murah
dibandingkan dengan menggunakan teknologi konvensional yang selama ini
digunakan Pertamina dan PLN. "Tidak hanya itu, capacity factor dipertahankan
pada kisaran 70-80 persen," janjinya.

Bagaimana proses sederhana PLTP dari lumpur Lapindo itu, mantan Kepala Unit
PLN PJB I Harijono Hirdjosumaryo yang menyertai Taswin memberikan
penjelasan. "Kita memasukkan air ke panas bumi, air menjadi uap. Uap naik ke
atas sehingga menjalankan turbin," jelasnya. Pada tahap awal, tanah digali
sedalam 10 mil untuk mengambil panas alami bumi dengan diameter lubang 12
kaki. Kemudian, dinding dilapisi dengan lapisan tahan panas.

Mengutip dari situsnya, Vlociti Holdings Inc merupakan sebuah lembaga
bermisi sosial untuk membantu anak-anak, keluarga, dan lingkungan di negara
berkembang, seperti Vietnam dan Indonesia, melalui sejumlah program, antara
lain, pendidikan, teknologi, dan kesehatan.

Koordinator Staf Khusus Wakil Presiden Alwi Hamu yang menerima presentasi
mengungkapkan dukungan pemerintah terhadap proyek tersebut. Wapres Jusuf
Kalla telah meminta Ditjen Migas Departemen ESDM dan Kementerian Negara
Ristek dan Teknologi untuk mengkaji teknologi tersebut. "Pada prinsipnya,
karena tujuannya baik dan negara diuntungkan, Wapres meminta proposal
tersebut dikaji kelayakannya," terangnya. (noe/kim)

Kirim email ke