Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman, Minggu lalu, Selasa 29 Juli 2008 , Pak Dd datang ke Pusat Promosi Batumulia Indonesia di Bandung menawarkan sebuah fosil jagung yang sangat mempesona. Katanya siih , fosil jagung tersebut disuruh jualin oleh seorang Kepala Kantor Urusan Agama dari salah satu Kecamatan di Kabupaten Purwokerto. Kata Pak Dd lagi, pemilik sebenarnya adalah seorang Wakil Ketua DPRD dari sebuah Kabupaten tetangga Purwokerto ( apa bener ya ??? ).
Sesuai dengan keterangan Pak Kepala KUA , fosil jagung tersebut didapat secara ghoib oleh pemiliknya ketika bertapa di suatu tempat yang suci dan konon pernah ada yang nawar Rp 500 juta ( harga yang fantastis ta' iya ! ). Biasanya siih , dalam kasus semacam ini , staff mang Okim langsung menyarankan agar dibuat sertifikatnya. Tetapi melihat penampilan Pak Dd , staf mang Okim tak tega dan Pak Dd langsung dibawa ke kamar mang Okim. Ketika melihat fosil tersebut, mang Okim teringat peristiwa 10 tahunan yang lalu ketika mang Okim diminta tolong oleh Kepala Lab. Geologi di Jl. Diponegoro Bandung untuk membantu mengidentifikasi fosil serupa. Langkah sederhana pertama adalah memeriksa bahan fosil jagung tersebut , apakah plastik ( resin / akrilik ) , karbonat, atau silika . Dengan hardness pencil, fosil tersebut terbukti punya kekerasan sekitar 3 saja dan meninggalkan goresan berwarna putih . Dengan demikian jelas bahwa fosil tersebut bukan resin atau silika. Testing selanjutnya adalah dengan asam HCl yang ternyata berbuih-buih alias bereaksi keras. Hasil testing sederhana di atas sudah cukup bagi mang Okim untuk menjelaskan kepada Pad Dd. bahwa fosil jagungnya terbuat dari semen Portland yang diwarna. Selanjutnya mang Okim menganjurkan agar Pak Dd menghentikan usaha menjualnya dan segera kembali ke Purwokerto untuk mengabarkan ke Pak Kepala KUA / Pak Wakil Ketua DPRD ( kalau benar ! ) bahwa fosil jagungnya bukan asli tetapi palsu. Kepada rekan-rekan Gem-Lovers mang Okim anjurkan untuk ekstra hati-hati kalau ditawari beragam jenis fosil yang bentuknya sempurna seperti jahe, kepiting, kepala ayam jago, kentos kelapa, dan sejenisnya. Terapkan cara sederhana di atas, dan kalau masih ingin juga memilikinya, tawarlah dengan harga beberapa puluh ribu rupiah saja - - - sekedar engganti ongkos Ang-Kot ( tentunya sungkan juga ta' iya kalau harga penawarannya sampai ratusan juta rupiah ! ). Sekian dari mang Okim, semoga bermanfaat, Salam batumulia, Mang Okim
<<DSC07270.JPG>>