Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh., Berita gembira sudah bertebaran di media masa, termasuk dari radio Bandung yang selalu mengumnandangkan irama jazz, bahwa minggu depan di kampus ITB akan deselenggarakan seminar tentang Teknologi dan Industri Material, kalau tidak salah untuk yang keduakalinya. Panitia penyelenggaranya adalah Prodi Teknik Mesin ITB (mohon dibetulkan bilah salah sebut. Suatu "event" yang perlu diacungi jempol, terutama bagi negara kita yang kaya akan bahan galian mineral logam, juga non logam. Saya yang menangani bagian paling hulu dalam bidang eksplorasi logam turut bangga akan adanya seminar material ini yang berada di bagian hilir. Mengapa ?, negara seperti Jepang, Jerman, Amrik dan kini Cina unggul karena industrinya berbasis material, terutama mineral-mineral logam dan batubara sudah dianggap sebagai aset strategis yang tidak dijadikan komoditi untuk dijual sembarangan. Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah) langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air, dengan demikian "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini! Demikian juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga, kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ? Mudah saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", , berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan rantai lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet Jerman dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering, delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor "tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"! Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy" mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi yang besar, akan tetapi steel alloynya lebih mahal dan besi melimpah dinegara Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang secara geologi berumur sangat tua, mineralisanya terdapat apad awal pembentukan bumi, sekitar 4-2 Miliar tahun yang lalu. Sedangkan kepulauan Indonesia jauh lebih muda terbentuknya. Namun demikian Tanahair rayuan pulau kelapa ini "kaya" akan bahan galian industri mulai untuk semikonduktor, superkonduktor, material elektronik, baja, keramik, bahkan monazit dan zirkon untuk bahan nuklir dan dinding reaktor nuklir adalah limbah dari penambangan pasir timah! Bahan untuk chip dikomputer dan HP kita juga sangat "Kuaa..ya"! Tambang emas, tambang tembaga hanya mengambil satu hingga dua persen saja Au, Ag dan Cu dari bebatuan dan selebihnya adalah limbah yang sebagian besar silika dan REE (Rare Earth Element)yang bisa mengandung Ge, Nb, Nd dsb yang penting sekali untuk industri IT dan energi! Sedikit saja Nd (Neodyn)dicampur pada besi magnet, maka tenaga magnitnya berlipat ganda! Mahasisa elektroteknik ITB sempat terperangah ketika saya mengajar geologi material elektronik! Dalam presentasi baru mahasiswa mengerti bahwa negara kita kaya akan bahan semi hingga superkonduktor! Tapi tidak satupun industri material elektronik ada ditanahair!
Wahai Material- girls and boys Wake up! Bangunlah teknologi dan industri metalurgi, material, baja, keramik dsb dari mineral-mineral Indonesia dan di Indonesia! DON'T SALE "TANAHAIR" ANYMORE! Salam Andri S. Subandrio M. -------------------------------------------------------------------------------- PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod -------------------------------------------------------------------------------- PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------