Langka terdengar sebuah gunungapi meletus di luar Indonesia, tetapi
kadang-kadang kita mendengarnya di Filipina atau di Amerika Selatan. Sebagai
sesama anggota sabuk api (ring of fire) Pasifik, sebenarnya seluruh gunungapi
aktif yang duduk di sabuk atau cincin yang mengelilingi Samudra Pasifik ini
punya peluang bererupsi. Tetapi karena begitu dinamiknya wilayah Indonesia yang
dibangun oleh tiga lempeng yang saling bersitegang beradu kekuatan, maka kerap
gunungapi-gunungapi di Indonesia gelisah dan memuntahkan isi perutnya.
Lagipula, selain mendaftar menjadi anggota aktif Pacific ring of fire,
gunungapi-gunungapi di Sumatra dan Jawa juga mempunyai keanggotaan eksklusif
"Indian arc of fire".
Minggu lalu, satu dari berita langka itu kita dengar, salah satu gunungapi yang
paling tinggi di busur Andes Cordillera bagian tengah, di wilayah Colombia,
meletus dan menewaskan 10 orang. Itu korban yang sedikit, tahun 1994 gunungapi
ini menewaskan 1000 orang - korban yang cukup banyak. Gunungapi ini bernama
Huila (tinggi 5364 meter), terletak 240 km di sebelah baratdaya Bogota,
Colombia. Gunung Huila meletus pada hari Kamis minggu lalu 20 Nov. 2008.
Keunikan gunung ini, yang tidak dipunyai gunungapi-gunungapi di Indonesia,
adalah puncaknya tertutup salju (wajar sebab puncak gunung ini sudah melewati
garis batas terendah salju). Dan, salju inilah yang justru merenggut korban.
Erupsi Huila telah memicu longsoran salju (avalanche) yang dengan segera
menerjang wilayah pemukiman di lereng dan kaki gunung. Sekitar 12.000 penduduk
saat ini harus mengungsi karena pemukimannya diporakporandakan terjangan salju.
Terjangan salju ini juga telah meruntuhkan enam jembatan dan membuat
sungai-sungai di sekitarnya tiba-tiba meluap karena asupan volume yang datang
tiba-tiba. Di sekitar Huila, juga bermukim suku asli Indian Amerika Selatan.
Huila adalah salah satu gunungapi di jalur Pegunungan Andes hasil
subduksi lempeng samudra Nazca di bawah lempeng benua Amerika Selatan.
salam,
awang