Sebenarnya ketimbang methane hydrate saya lebih 'menjagokan' kombinasi antara teknologi CCS (Carbon capture and storage) dengan artificial biogenic gas untuk bisa menjadi 'the renewable fossil fuel'.
Maksudnya kita ambil CO2 hasil tangkapan dari pembangkit listrik batubara maupun hasil samping yang tak diinginkan dari lapangan minyak/gas lantas kita pompakan ke reservoir dangkal yang tekanannya sudah berkurang akibat minyaknya kita kuras. Disana kita pompakan juga bakteri unggul pereduksi CO2 (menjadi methane) yang sudah kita biakkan sebelumnya (ada istilah bacterial nursery). Dengan ditambah bumbu-bumbu lain seperti sulfur dan air, beberapa bulan kemudian dari reservoir itu bisa kita panen gas . Apakah memang skala waktu beberapa bulan untuk panen gas realistik? Kelihatannya ya. Menurut artikel di new scientist, http://www.newscientist.com/article/mg19526134.900 , teknologi konversi ke gas dalam skala minggu dan bulan bakal segera dipatenkan di Amerika. Kalau tidak salah di Lemigas juga sudah diadakan penelitian serupa. Entah sampai dimana kemajuannya. Keuntungan jelas , pertama kita mendapatkan sumber baru gas alam yang relatif lebih bersih (asal jangan dilepas langsung) dan yang kedua, kita bisa mengurangi CO2 yang tadinya akan dilepas ke atmosfir. Oh ya keuntungan lainnya, karena ini reservoir migas berarti reservoir modeler seperti saya masih bakal ada kerjaan... he hehe Salam Oki --- On Fri, 11/28/08, udrekh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: udrekh <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [iagi-net-l] Paleo-hydrate Re: [iagi-net-l] Hydrate exploration To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, November 28, 2008, 12:41 PM setuju pak Oki, cuman itu dia.. menantang..he.he.he. Saya lihat, penelitian kroyokan multidisiplin mengenai potensi / bahaya gas Hidrat ini seperti yang dikhawatirkan pak Oki sangat intensif dilakukan. Ini yang kadang saya kagum sama manusia, bisa berkolaborasi untuk menjadikan yang tidak mungkin, sulit, berbahaya, tidak ekonomis, menjadi mungkin. wallahu a'lam. On Tue, 2008-11-25 at 18:04 -0800, oki musakti wrote: > Masalah untuk methane hydrates ini lebih menyangkut bagaimana mengekstraksinya dengan aman ketimbang bagaimana menemukannya. > > Masalahnya methan merupakan salah satu greenhouse gas yang 'paling jahat', jauh lebih berbahaya daripada CO2 apabila dilepas keatmosfir. Apabila dibawa ke permukaan, perubahan temperatur dan tekanan bakal melumerkan si hydrate dan melepas gas methan. Nah cara menangkap si methan ini dalam skala besar yang belum ketemu. > > Kalau dilumerkan dibawah permukaan, ada komplikasi lain yaitu bakal mengganggu kestabilan sedimen dasar laut, apalagi kebanyakan memang berlokasi di lereng-lereng palung yang memang sudah tidak stabil. Terbayang, kalau exploitasi yang ceroboh menyebabkan slope failure dalam skala besar. > Bisa-bisa kota Jogja atau Padang amblas dihantam tsunami.....LuSi will be a walk in the park compared to this.... > > Salam > Oki >