Pak Bayu,
 
Batul, GG sebesar itu anomali buat sebuah forearc basin yang rata-rata di 
Indonesia sekitar 2.5 F/100 ft atau di bawahnya. Itu menurut sebuah publikasi 
(Netherwood, 2000); saya akan cek lagi dari sumur Arwana-1, sumur terdalam yang 
dibor di Bengkulu Basin. Tetapi bila dibandingkan cekungan forearc lain, memang 
banyak publikasi menyebutkan termal Cekungan Bengkulu lebih tinggi daripada 
rata-rata. Itu pula yang dipakai sebagai salah satu pemikiran bahwa cekungan 
ini dulunya bersatu dengan Cekungan Sumatera Selatan (pada Paleogen) -saya 
meyakini hal ini berdasarkan tektonostratigrafinya.
 
GG dipengaruhi konduktivitas termal masing-masing lapisan pengisi cekungan dan 
heatflow dari basement di bawah cekungan. Betul, bila basementnya kontinen ia 
akan punya heatflow yang relatif lebih tinggi daripada basement intermediat dan 
oseanik. Sementara itu, kedekatan dengan volcanic arc akan mempertinggi thermal 
background di wilayah ini dan berpengaruh kepada konduktivitas termal. Sejarah 
termal akan berpengaruh ke top HC window dan timing of HC generation.
 
salam,
awang

--- On Wed, 3/18/09, Bayu Nugroho <bayu....@gmail.com> wrote:

From: Bayu Nugroho <bayu....@gmail.com>
Subject: Re: [iagi-net-l] Tanya Cekungan Bengkulu
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, March 18, 2009, 10:56 AM

Pagi Pak Awang,

saya tertarik dengan anomali gradient geothermalnya yang mencapai 4.5 -5
F/100 ft utk sebuah fore arc. kira-kira bagaimana ya sebuah fore arc basin
bisa mengenerate panas hingga sedemikian tinggi, ataukah fore-arc basin tsb
didasari oleh basement yang bersifat granitik ataukah ada faktor lain spt
dekat dgn vulkanik arc. krn setahu saya hal tsb mempengaruhi timing generasi
HCnya
Terimakasih pak, mohon pencerahannya.

Bayu Ngr.

2009/3/18 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>

> Berikut diskusi saya atas pertanyaan seorang mahasiswa, barangkali ada
> gunanya untuk para mahasiswa lain anggota milis-milis ini.
>
> salam,
> awang
>
> -----------------------
>
>
> Cekungan Bengkulu adalah salah satu cekungan forearc di Indonesia.
Cekungan
> forearc artinya cekungan yang berposisi di depan jalur volkanik (fore -
arc;
> arc = jalur volkanik). Tetapi, kita menyebutnya demikian berdasarkan
posisi
> geologinya saat ini. Apakah posisi tersebut sudah dari dulu begitu ? Belum
> tentu, dan inilah yang harus kita selidiki. Publikasi2 dari Howles (1986),
> Mulhadiono dan Asikin (1989), Hall et al. (1993) dan Yulihanto et al.
(1995)
> -semuanya di proceedings IPA baik untuk dipelajari soal Bengkulu Basin.
>
>
> Berdasarkan berbagai kajian geologi, disepakati bahwa Pegunungan Barisan
> (dalam hal ini adalah volcanic arc-nya) mulai naik di sebelah barat
Sumatra
> pada Miosen Tengah. Pengaruhnya kepada Cekungan Bengkulu adalah bahwa
> sebelum Misoen Tengah berarti tidak ada forearc basin Bengkulu sebab pada
> saat itu arc-nya sendiri tidak ada.
>
> Begitulah yang selama ini diyakini, yaitu bahwa pada sebelum Miosen
Tengah,
> atau Paleogen, Cekungan Bengkulu masih merupakan bagian paling barat
> Cekungan Sumatera Selatan. Lalu pada periode setelah Miosen Tengah atau
> Neogen, setelah Pegunungan Barisan naik, Cekungan Bengkulu dipisahkan dari
> Cekungan Sumatera Selatan. Mulai saat itulah, Cekungan Bengkulu menjadi
> cekungan forearc dan Cekungan Sumatera Selatan menjadi cekungan backarc
> (belakang busur).
>
> Sejarah penyatuan dan pemisahan Cekungan Bengkulu dari Cekungan Sumatera
> Selatan dapat dipelajari dari stratigrafi Paleogen dan Neogen kedua
cekungan
> itu. Dapat diamati bahwa pada Paleogen stratigrafi kedua cekungan hampir
> sama. Keduanya mengembangkan sistem graben di beberapa tempat. Di Cekungan
> Bengkulu ada Graben Pagarjati, Graben Kedurang-Manna, Graben Ipuh (pada
saat
> yang sama di Cekungan Sumatera Selatan saat itu ada graben2 Jambi,
> Palembang, Lematang, dan Kepahiang). Tetapi setelah Neogen, Cekungan
> Bengkulu masuk kepada cekungan yang lebih dalam daripada Cekungan Sumatera
> Selatan, dibuktikan oleh berkembangnya terumbu2 karbonat yang masif pada
> Miosen Atas yang hampir ekivalen secara umur dengan karbonat Parigi di
Jawa
> Barat (para operator yang pernah bekerja di Bengkulu menyebutnya sebagai
> karbonat Parigi juga). Pada saat yang sama, di Cekungan Sumatera Selatan
> lebih banyak diendapkan sedimen-sedimen regresif  (Formasi Air
Benakat/Lower
> Palembang
>  dan Muara Enim/Middle Palembang) karena cekungan sedang mengalami
> pengangkatan dan inversi.
>
> Secara tektonik, mengapa terjadi perbedaan stratigrafi pada Neogen di
> Cekungan Bengkulu -yaitu Cekungan Bengkulu dalam fase penenggelaman
> sementara Cekungan Sumatera Selatan sedang terangkat. Karena pada Neogen,
> Cekungan Bengkulu menjadi diapit oleh dua sistem sesar besar yang
memanjang
> di sebelah barat Sumatera, yaitu Sesar Sumatera (Semangko) di daratan dan
> Sesar Mentawai di wilayah offshore sedikit di sebelah timur pulau-pulau
> busur luar Sumatera (Simeulue-Enggano). Kedua sesar ini bersifat dextral.
> Perhatikan bahwa sifat pergeseran (slip) yang sama dari dua sesar mendatar
> yang berpasangan (couple strike-slip atau duplex) akan bersifat
> trans-tension atau membuka wilayah yang diapitnya. Dengan cara itulah
semua
> cekungan forearc di sebelah barat Sumatera yang diapit dua sesar besar ini
> menjadi terbuka oleh sesar mendatar (trans-tension pull-apart opening)
yang
> mengakibatkan cekungan2 ini tenggelam sehingga punya ruang untuk
> mengembangkan terumbu
>  karbonat Neogen yang masif asalkan tidak terlalu dalam.
>
> Di cekungan2 forearc utara Bengkulu (Mentawai, Sibolga, Meulaboh) pun
> berkembang terumbu2 Neogen yang masif akibat pembukaan dan penenggelaman
> cekungan-cekungan ini. Dan, dalam dunia perminyakan terumbu2 inilah yang
> sejak akhir 1960-an telah menjadi target2 pemboran eksplorasi. Sayang
sampai
> saat ini belum berhasil menemukan cadangan yang komersial, hanya menemukan
> gas biogenik dan oil show (lihat publikasi2 Dobson et al., 1998 dan
> Yulihanto, 2000 - proceedings IPA untuk keterangan Mentawai dan Sibolga
> Basins).
>
> Cekungan Bengkulu merupakan salah satu dari dua cekungan forearc di
> Indonesia yang paling banyak dikerjakan operator perminyakan (satunya lagi
> Cekungan Sibolga-Meulaboh). Meskipun belum berhasil menemukan minyak atau
> gas komersial, tidak berarti cekungan-cekungan ini tidak mengandung migas
> komersial. Sebab, target2 pemboran di wilayah ini (total sekitar 30 sumur)
> tak ada satu pun yang menembus target Paleogen dengan sistem graben-nya
yag
> telah terbukti produktif di Cekungan-Cekungan Sumatera Tengah dan Sumatera
> Selatan.
>
> Cekungan Bengkulu akan merupakan harapan pertama untuk penemuan minyak di
> sistem Paleogennya. Sumur terdalam di cekungan ini yang dibor oleh
operator
> Fina pada tahun 1992 (Arwana-1) menemukan oil shows dan menembus sedimen
> Oligo-Miosen yang berkualitas baik sebagai batuan induk minyak. Kemudian,
> berdasarkan data sumur ini pula, dketahui bahwa termal cekungan ini panas
> (4,5-5 F/100 ft) sebuah anomali bagi "cool basin" -sebutan yang
terkenal
> untuk cekungan2 forearc. Tentu hal ini baik bagi pematangan batuan induk
dan
> generasi hidrokarbon. Sekuen syn-rift dan post-rift di cekungan ini belum
> tertembus, di situlah harapan akumulasi migas berada. Diperlukan data
> seismik yang lebih baik untuk target dalam dan diperlukan sumur2 dalam
untuk
> menembus target2 Paleogen.
>
> Demikian, sekilas ringkas pendapat saya, semoga cukup menjawab pertanyaan2
> ---.
>
> salam,
> awang
>
>
> --- On Tue, 3/17/09, -deleted - wrote:
>
>
> -deleted
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Selamat malam Pak Awang...
>
> Maaf pak, saya email malam-malam seperti ini. Saya ingin bertanya tentang
> cekungan bengkulu. Cekungan bengkulu tersebut terbentuknya seperti apa ya
> pak? Seperti yang sudah saya baca pada paper tentang cekungan bengkulu
> sebelumnya, cekungan ini terbentuk pada dua fase, yaitu saat paleogen dan
> neogen. Tetapi, saya kurang jelas tentang keterbentukan cekungan ini.
> Terutama, seperti yang sudah saya baca, keterbentukan cekungan ini
> dipengaruhi oleh kondisi struktur sekitarnya. Penjelasan tentang struktur
> yang terjadi untuk membentuk cekungan ini, dari awal terbentuknya sampai
> seperti sekarang, seperti apa ya pak??
> Terima kasih pak sebelumnya..
>
> Best regards
> --deleted
>
>
>



      

Kirim email ke