Sebenarnya, ada yang tidak terungkap dalam cerita tersebut, tetapi terungkap 
dalam beberapa buku lama terbitan Belanda (misalnya : Fabricius, 1949 - The 
East Indies Episodes).  

Para pemuda Indonesia yang dari awal bekerja di Dienst van Het Mijnwezen (dalam 
zaman Jepang di Indonesia diganti nama menjadi Chisitsu Chosasho) sebagai 
asisten para geoloog Belanda (termasuk Arie Frederick Lasut dan Soenoe 
Soemosoesastro) kehilangan atasannya secara tiba-tiba sebab banyak geoloog 
Belanda itu pada tahun 1942 ditawan Jepang dan dibuang ke interniran. Salah 
satu geoloog Belanda yang dibuang ke kamp konsentrasi di Saigon adalah van 
Bemmelen.  

Para pemuda itu kemudian berganti atasan, yaitu orang2 Jepang - tetapi orang2 
Jepang tak banyak melakukan peneltian geologi dan pertambangan saat menjajah 
Indonesia. 

Agustus 1945 Jepang bertekuk lutut di depan Tentara Sekutu sebab dua kotanya 
dijatuhi bom atom pertama di dunia. Belanda yang membonceng di Tentara Sekutu 
masuk kembali ke Indonesia termasuk ke Chisitsu Chosasho meskipun Indonesia 
sudah menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 (tak diakui Belanda). 
Tetapi di Dinas Urusan Pertambangan ini (begitu Belanda menyebutnya -Dienst van 
Het Mijnwezen) banyak sekali arsip pertambangan dan geologi yang hilang sebab 
disandera dan dilarikan para pemuda Indonesia yang tak rela Belanda bercokol 
kembali di Indonesia. Adalah A.F. Lasut yang banyak membawa arsip tersebut. 

Kalau sekarang rekan2 main ke perpustakaan PSG (Pusat Survei geologi) dan masih 
dapat mempelajari laporan2 berbahasa Belanda pada tahun-tahun sebelum 1945 
(misalnya dari Harloff, Hetzel, Duyjes, van Es, van Bemmelen, Umbgrove, 
Molengraaf, Koolhoven, dll.) itu adalah berkat usaha A.F. Lasut dan 
kawan-kawan. Bila tidak disandera dan dilarikan, saya yakin laporan2 asli 
Belanda itu kini semuanya ada di Belanda seperti nasib arsip-arsip yang lain.

Betapa berartinya laporan2 Belanda itu sebab itulah modal pertama Jawatan 
Geologi dalam membuat peta2 geologi bersistemnya.

Adalah A.F. Lasut pula yang membuat van Bemmelen menulis dua kali manuskripnya 
untuk buku masterpiece-nya itu (The Geology of Indonesia). Menurut sebuah buku, 
van Bemmelen sempat meminta manuskrip pertamanya itu kepada Arie Lasut sebab 
saat van Bemmelen ditawan Jepang ke Saigon mana sempat dia menyelamatkan 
arsip2nya -bisa menyelamatkan nyawa saja sudah baik. Tetapi Arie Lasut tak 
memberikannya bahkan melarikannya ke Yogya. Merasa tak mungkin lagi mendapatkan 
manuskripnya itu. akhirnya van Bemmelen menulis kembali seluruhnya dan berhasil 
menerbitkannya tahun 1949 di Belanda, pada tahun yang sama saat Arie Frederick 
Lasut ditembak...

27 Desember 1949 pengakuan kedaulatan Indonesia secara de facto dan de jure, 
maka Belanda tak punya momen lagi masuk ke Indonesia, dan arsip2 yang pernah 
dilarikan A.F. Lasut dan kawan2 kini dengan aman bisa dibawa ke Bandung kembali 
dan kini kita bisa menikmatinya.

Sehelai manuskrip asli van Bemmelen itu pernah ditunjukkan kepada saya oleh 
seorang profesor Belanda yang kebetulan pernah berkunjung ke Geologi-UNPAD saat 
saya masih mahasiswa di sana tahun 1987.

Demikian, memang A.F. Lasut sangat berjasa buat geologi Indonesia. Bila tidak, 
kita tak akan pernah melihat laporan2 Belanda dengan mudah (di Bandung saja, 
tak perlu ke Belanda) tentang geologi Indonesia antara tahun 1856-1942.

salam,
Awang

--- On Mon, 9/28/09, Kuntadi, Nugrahanto <kuntadi.nugraha...@se1.bp.com> wrote:

> From: Kuntadi, Nugrahanto <kuntadi.nugraha...@se1.bp.com>
> Subject: [iagi-net-l] FW: HARI JADI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Monday, September 28, 2009, 10:40 AM
> FYI...
> 
> > ______________________________________________ 
> > From:     Tjahjadi, Leonardus S. 
> 
> > Sent:    Monday, September 28, 2009
> 10:15 AM
> > To:    Ariana Retno, Murdiyanti
> (Istech); Deny, Suryanto; Edward,
> > Syafron; Erick V, Yudhanto; Festarina; Gita Kumala
> Anggardini, Simange
> > (ES); Kuntadi, Nugrahanto; Margareth,  Pattinama;
> Meizarwin; Mike S,
> > Wulansari; Natalia Margareth, Navratilova; Rijal,
> Anshori; Rini,
> > Apriani; Riza, Robini; Ruly, Mardani; Samsu, Dharmawan
> H (JKT); Samuk
> > Franklyn Konyorah; Soeryowibowo, Moektianto; Stevy K.,
> Wospakrik;
> > Supriyono; Suyoso, Abi; Tepy, Septyana; Tjahjadi,
> Leonardus S.; Yanto,
> > Kambu; Yayat, Supriatna (Jakarta); Dumex, Pasaribu;
> Agus, Setiawan RE;
> > Ana, Widyanita; Angke, Nuraeni; Dhimaz, Adisetyo; Eko,
> Apolianto;
> > Festarina; Fitria, Nila Asri; Fitrix Primantoro,
> Putro; Frans, JP
> > Silitonga; Harso, Isworo; I Made, Suyasa; Imam S,
> Harun; Indriani;
> > Kasim, Achmadi T.; Ksatrianto, Ester; Marcya, Nasution
> (Istech); May
> > Sari, Hendrawati; Muhammad, Triandi; Obigesto, Ichwan;
> Pranoto,
> > Albertus; Purwati, Astuti; Rahmatunnisa, Anis (CAT);
> Rais, Sazli;
> > Randy, Lester; Riky Innaka; Sani, Ogosti Wahyu; Surya,
> Dharma;
> > Valentinus, Pearly; Wahyu, Hidayat; Yopi, Isnawan
> (Jakarta); Zulfikri
> > Subject:    HARI JADI PERTAMBANGAN DAN
> ENERGI
> > 
> > DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 
> > REPUBLIK INDONESIA
> > 
> > SIARAN PERS
> > NOMOR : 65/ HUMAS DESDM/2009
> > Tanggal : 28 September 2009
> > 
> > 
> > HARI JADI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
> > 
> > Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo
> Yusgiantoro,
> > Senin (28/9) bertindak sebagai Pembina dalam Apel Hari
> Jadi
> > Pertambangan dan Energi di Departemen ESDM, Jakarta.
> Apel Hari Jadi
> > Pertambangan dan Energi ini diikuti oleh seluruh
> pejabat dan karyawan
> > di lingkungan Departemen ESDM serta Badan Usaha Milik
> Negara (BUMN)
> > Sektor ESDM. 
> > 
> > Penetapan Hari Jadi Pertambangan dan Energi didasarkan
> pada peristiwa
> > yang memiliki bobot sejarah yang tinggi dalam lingkup
> perjuangan
> > bangsa secara nasional. Pada tanggal 28 September
> 1945, Pegawai
> > pribumi di kantor Chisitsu Chosasho (Jawatan Geologi)
> yang sebagian
> > besar masih muda, mengambilalih dengan paksa Chisitsu
> Chosasho serta
> > mengubah nama menjadi Poesat Djawatan Tambang dan
> Geologi. Hal ini
> > mencerminkan tekad para pemuda dalam mempertahankan
> kemerdekaan
> > Republik Indonesia. 
> > 
> > Sejarah Singkat Hari Jadi Pertambangan dan Energi
> > 
> > Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
> Agustus 1945
> > mengantarkan perubahan yang sangat besar di segala
> bidang, termasuk
> > bidang pertambangan. Setelah disiarkan lewat radio,
> berita proklamasi
> > ditangkap secara luas oleh masyarakat di seluruh
> Indonesia. Pegawai
> > pribumi di kantor Chisitsu Chosasho (Jawatan Geologi)
> yang sebagian
> > besar masih muda, menangkap berita itu dan mereka
> langsung
> > mempersiapkan diri untuk mengambil langkah yang
> diperlukan.
> > 
> > Pada tanggal 25 September 1945 dikeluarkan pengumuman
> dari Pemerintah
> > Pusat yang menyatakan bahwa semua pegawai negeri
> adalah pegawai
> > Republik Indonesia dan wajib menjalankan perintah dari
> Pemerintah
> > Republik Indonesia. Dengan mengacu kepada perintah
> Pemerintah Pusat
> > itu, Komite Nasional Indonesia Kota Bandung yang baru
> terbentuk, pada
> > tanggal 27 September 1945 malam mengumumkan lewat
> radio agar keesokan
> > harinya semua kantor dan perusahaan yang ada di
> Bandung diambil alih
> > dari kekuasaan Jepang.
> > 
> > Pada hari Jumat pukul 11.00 tanggal 28 September 1945,
> sekelompok
> > pegawai muda di kantor Chisitsu Chosasho (Jawatan
> Geologi) pun
> > bertindak; mereka dipelopori oleh Raden Ali
> Tirtosoewirjo, Bapak A.F.
> > Lasut, Bapak R. Soenoe Soemosoesastro dan Bapak
> Sjamsoe M. Bahroem
> > yang mengambil alih dengan paksa kantor Chisitsu
> Chosasho dari pihak
> > Jepang, dan sejak saat itu nama kantor diubah menjadi
> Poesat Djawatan
> > Tambang dan Geologi. 
> > 
> > Bapak A.F. Lasut sebagai orang muda memiliki sifat
> tegas, menolak
> > bekerja sama dengan Belanda. Pada waktu Yogyakarta
> diduduki pasukan
> > Belanda itulah Bapak A.F. Lasut pada pagi hari tanggal
> 7 Mei 1949
> > diculik oleh segerombolan pasukan Belanda dari Tijger
> Brigade dari
> > kediamannya di Pugeran, dibawa dengan jip ke arah
> Kaliurang, dan
> > kemudian dibunuh di daerah Sekip, yang sekarang masuk
> lingkungan
> > Kampus Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya,
> Bapak A.F. Lasut
> > kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan
> Nasional dengan
> > Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 012/TK/Tahun
> 1969 tanggal 20
> > Mei 1969. Dengan ditetapkannya Bapak A.F. Lasut
> sebagai Pahlawan
> > Kemerdekaan Nasional, maka memperkuat landasan bahwa
> pengambilalihan
> > kantor Chisitsu Chosasho (Jawatan Geologi) pada
> tanggal 28 September
> > 1945 merupakan peristiwa heroik yang penting bagi
> sektor pertambangan
> > dan energi. Pada tanggal 28 September 1945, juga
> terjadi
> > pengambilalihan kantor Jawa Denki Koza (Perusahaan
> Listrik Jawa)
> > secara paksa oleh para pemuda.
> > 
> > Melalui rapat pimpinan yang diikuti Pejabat Eselon I
> dan II yang
> > langsung dipimpin Menteri Energi dan Sumber Daya
> Mineral, Bapak
> > Purnomo Yusgiantoro pada tanggal 1 November 2007 di
> Badan Geologi
> > Bandung, maka berdasarkan peristiwa heroik tersebut
> telah diputuskan
> > penetapan Hari Jadi Pertambangan dan Energi tanggal 28
> September.
> > 
> > Selanjutnya, berdasarkan hasil penetapan tersebut,
> pada tanggal 27
> > September 2008 Pemerintah menerbitkan Keputusan
> Presiden Republik
> > Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 tentang Hari Jadi
> Pertambangan dan
> > Energi adalah tanggal 28 September.
> > 
> > Kepala Biro Hukum dan Humas
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Sutisna Prawira
> > 
> 





--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke