Sisi lain dalam melihat laporan kinerja dept ESDM.
 
ESDM
Visi : terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi serta peningkatan nilai 
tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat 
yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
 
Kinerja
Penerimaan sektor ESDM-2009
                                                            Perkiraan 
Realisasi   Target
        1. Penerimaan Migas                    182.63 Trilyun              ( 
183.61 Trilyun)
        2. Penerimaan Pertambangan Umum         51.58 Trilyun              (   
45.50 Trilyun)
        3. Penerimaan Lain-lain                     1.10 Trilyun              
(     1.10 Trilyun)
Total                                                    235.31 
Trilyun              ( 230.21 Trilyun)
 
Pertanyaannya:
        1. Visi pada departemen ini tanpa keterangan waktu. Jadi kapan 
terwujudnya?
        2. Gambar2 yang ditampilkan dalam laporan kinerja oleh departemen ESDM 
’melulu’ revenue dari sumberdaya alam (migas dan pertambangan), sementara 
tupoksi nya seabreg-abreg....seperti digambarkan adb tentang mitigasi yang 
terpinggirkan, gunungapi, sumberdaya air, dll.
        3. Laporan diatas tidak dijelaskan nilai kurs yang digunakan.
        4. Misi pertama departemen ini adalah : ”meningkatkan keamanan pasokan 
energi dan mineral DN”, sementara seperti sepengetahun kita bersama bahwa gas, 
batubara juga digunakan oleh PLN, industri semen, industri2 lainnya di DN, 
..... pemakaian2nya ini tak tergambar seberapa besar volume, sehingga kita tak 
tahu distribusi pendapatan diatas dari seberapa besar volume yang terekspor 
(perolehan devisanya dan perolehan uang rupiah dari aktivitas perekonomian di 
DN.
        5. Dalam laporan2 ESDM yang bersifat satuan non rupiah (alias satuan 
volume), gambar yang tampil adalah perbandingan tahun 2008 dan perkiraan 
realisasi 2009, sejujurnya tak tergambar antara targetan (rencana) dengan 
capaian realisasi.
        6. Pemboran air untuk daerah sulit air. Pada tahun 2008 sejumlah 139, 
tahun 2009 ‘hanya’ 25.....apakah memang di Indonesia ini daerah sulit air 
semakin sedikit ?
        7. Desa Mandiri Energi (DME)....meningkat dari 138 menjadi 183 untuk 
yang berbasis BBN, sementara yang berbasis non-BBN dari 286 menjadi 429. 
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan DME ini, mandiri listrik ? atau mandiri 
energi liquid ?.....
        8. Masih DME, desa-desa dimana saja sih yang energi-nya 
mandiri?....penglihatan yang tampak selama ini DME berada di kawasan yang 
listriknya limpah ruah, beberapa ada yang mendapat sumbangan proyek biogas, 
kemudian dinyatakan sebagai DME......duh.
        9. produksi energi fosil, minyak turun menjadi 949 bbl/hr, gas naik 
jadi 7951 mmcfd dari 2008 yg 7883.
        10. Oil Equivalent per Day terbesar adalah batubara yang mencapai 2921 
ribu per day dari produksi sejumlah 254 juta ton per tahun. Namun kontribusi 
pendapatan jauh lebih kecil dibandingkan dengan migas, lantas buat apa harus 
ditampilkan dalam bentuk BOEPD ?, sementara laporan ESDM adalah dalam satuan 
barel oil ekivalen per day (BOEPD), namun tidak terjelaskan distribusi 
BOEPD-nya untuk pemakaian DN dan ekspor.
        11. energi non fosil mengalami perubahan kecil sekali, perubahan ini 
pun kontribusi geothermal yang menjadi 1189 MW dari 1052 MW tahun sebelumnya.
        12. Biodiesel, bioetanol, biooil hampir2 tak ada 
perubahan....(pemihakan kebijakan pada pemakaian energi ini sangat marjinal, 
sementara DPR sudah menyetujui subsidi u/ BBN hingga lebih 900 milyar rupiah) 
dan dalam visi ESDM juga berbicara tentang wawasan lingkungan.
        13. produksi mineral & non mineral dilaporkan meningkat banyak, juga 
harga2 komoditasnya.....namun kontribusi pada pendapatan kurang begitu 
tercermin.
        14. masih buanyak lagi pertanyaan kalau mau dilihat satu per satu....
 
So what gitu loh ....
lam-salam,
ar-.



________________________________
From: Andang Bachtiar <abacht...@cbn.net.id>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Mon, January 4, 2010 10:58:07 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI 
ESDM YG BARU

RDP,...bukan ESDM yang nggak ngeh, Vick,.. tapi paradigma yang dibentuk oleh 
sistim kementrian portofolio-lah yang membuat pembicaraan tentang Badan Geologi 
atau Survei Geologi atau Djawatan Geologi atau IGS (Indonesian Geological 
Survey) menjadi hilang dari wacana .... dan itu terasa sekali di suasana temu 
muka kemaren sampai akhirnya aku coba ... memecahkan hal tsb lewat ungkapan 
tentang mitigasi, badan geologi, dsbnya itu.....

Untuk bicara lebih jauh tentang BG yang melepaskan diri menjadi lembaga 
langsung di bawah presiden, nampaknya kurang cocok forum tsb dijejali dg hal2 
dimaksud,..walaupun sebenarnya hal tsb sdh jadi usulan formal IAGI 2005 (5 
tahun yg lalu),..yaitu memasukkan Konsep Badan Geologi Indonesia ke Presiden 
lewat Sekneg. Soal apakah ini saatnya melepaskan diri atau tidak,..itu 
sepenuhnya adalah gerakan politik birokrasi,..diluar kuasa kita2 yang ada di 
luar birokrasi....

Soal Tim Reaksi Cepat,..hehehehe.. itulah yang seringkali digembar-gemborkan 
(dan memang yg banyak duitnya disitu: tanggap darurat dan rehabilitasi 
recovery).... padahal domain yang musti kita advokasi terus menerus: MITIGAS 
dan MITIGASI.... mitigasi jadi kalah pamor dg tim reaksi cepat.... Mitigasi 
yang baik akan membuat tim reaksi cepat nganggur, broer.....

Soal data spec: Sippppp.... hal yang sama juga sudah diungkapkan tertulis baik 
oleh IAGI (2002, 2005),..maupun lwt MMGI (2007, 2008) ke Menteri yang sama 
dirjen yang berbeda-beda..... Kita hrs gak bosen-bosennya teriak ke 
mereka.....sippp suwun infot tambahn e

Salam

ADB

----- Original Message ----- From: "Rovicky Dwi Putrohari" <rovi...@gmail.com>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Monday, January 04, 2010 9:19 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] dialog akhir tahun 2009: 3 UNGKAPAN IAGI KE MENTERI 
ESDM YG BARU


> Kang ADB dan kawan-kawan IAGI.
> 
> Point 1.
> Saat ini memang kita sudah memiliki Badan Geologi. Tapi kalau memang ESDM
> ngga ngeh keberadaannya sebenernya ini saat tepat bagi BG utk melepaskan
> diri dari ESDM. Seperti design awalnya dulu, dimana BG semestinya menjadi
> Badan Independent dibawah Presiden seperti Badan-badan nasional lainnya.
> 
> Utk soal Mitigasi, supaya tidak tumpang-tindih dengan BNPB yang menjadi
> Badan Nasional dibawah Presiden
> sesuai Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
> Penanggulangan Bencana (BNPB).
> Selama ini BNPB melakukan mitigasi sendiri. Kalau saja BNPB dan BG menjadi
> dua badan yang sama-sama dibawah Presiden mungkin kita memotong satu jalur
> kementrian yang semoga semakin memebrikan arti kepada proses penanggulangan
> bencana.
> 
> Btw, BNPB sejak Desember lalu sudah memiliki Tim Reaksi Cepat. Saya dengar
> mereka juga menyiagakan 2 Hercules plus personilnya. Mereka siap
> diterbangkan bila ada kejadian bencana di negeri ini. Idealnya memang mirip
> FEMA-nya Amrik. Dimana personilnya termasuk pasukan militer yang memiliki
> fasilitas khusus menangani kondisi darurat.
> Jadi, sudah proaktif ... ndak perlu nunggu-nunggu laporan korban :)
> 
> Point 3.
> Hehehe ... soal data spec kok sama dengan komentarku di Majalah Eksplo dua
> bulan lalu :)
> 
> Salam
> 
> RDP
> 
> 
> 2010/1/4 Andang Bachtiar <abacht...@cbn.net.id>
> 
>> Dalam kesempatan menghadiri undangan ngopi pagi2 (coffe morning) bersama
>> menteri esdm dan stakeholdernya 8:00-10:00 31/12/09 skaligus membahas
>> kinerja dan target esdm (2009 & next 5 years), dan atas seijin pak Presiden
>> & Sekjen IAGI, aku coba sampaikan 3 hal:
>> 
>> 1) Mitigasi bencana geologi mohon dimasukkan dlm laporan kinerja dan target
>> ESDM, ... krn dr berbagai uraian yg dipaparkan sama sekali tdk disinggung
>> ttg besaran dana, pencapaian program dan target mitigasi tahun2 mendatang,
>> pdhl di bawah esdm ada badan geologi yg tupoksinya mitigasi bencana... dan
>> selama ini kita tau bhw mitigasi selalu sepi dr riuh rendah program dan
>> budget, sementara kalau dilakukan mitigasi yg benar (baik program maupun
>> bujetnya) maka pencapaian2 portofolio esdm lainnya (bahkan pencapaian dept
>> lainpun) akan terlindungi dan terkurangi risikonya dari kerugian akibat
>> bencana...Menanggapi ungkapan tsb, seolah2 Menteri dan segenap jajaran
>> dirjen dan sekjennya di depan agak tersadar (saling berbisik satu dg
>> lainnya) dan menyatakan bhw "kritikan" dr IAGI itu sangat diapresiasi dan
>> mrk sngt berterimakasih... Akan dipertimbangkan untuk me-reformat pelaporan
>> kinerja dan target esdm dg memasukkan juga hal2 trkait dg mitigasi - Badan
>> Geologi di dalamnya....(Beberapa orang setelah acara berkomentar: untung ada
>> IAGI yg mengingatkan menteri esdm baru bhw ada Badan Geologi di
>> bawahnya,...jadi dia akan ingat terus bhw dia punya stakeholder ahli geologi
>> juga, termasuk yg bergerak di bidang mitigasi)
>> 
>> 2) Mengingatkan ESDM untuk segera membuat aturan2 pembuangan air dewatering
>> cbm yg sdh akan mulai tahun depan ini, jgn sampai terlambat, krn toxic
>> nature dr air cbm dan massive volumenya bisa jadi masalah lingkungan.
>> Menanggapi hal ini, Dirjen Migas menyatakan bhw aturan-aturan tsb sdg
>> disiapkan di Direktorat Keteknikan, dan mudah2an pas mulai pilot2 project
>> dewatering dilakukan tahun depan 2010, aturan2 tsb sdh siap
>> diimplementasikan (KLH regulasi umumnya, ESDM regulasi teknisnya). Dukungan
>> - kontribusi IAGI dlm pembuatan aturan2 tsb sangat diperlukan.
>> 
>> 3) Perjuangkan plow back signature bonus kembali ke sektor ESDM untuk
>> meningkatkan perolehan data eksplorasi migas indonesia, spec survei dsb...
>> Dengan demikian bargaining kita kepada investor dan calon investor migas
>> akan jadi lebih kuat. Bukan hanya sekedarmengutak-utik term PSC saja yg
>> perlu kita lakukan u/menarik investor, tapi menambah data & informasi
>> potensi migas Indonesia lwt survei umum dan eksplorasi pendahuluan (remote
>> sending, gravity, magnetic, seismik regional, studi2 cekungan, dsb..juga
>> perlu dilakukan oleh pemerintah. Bukan semata2 mengandalkan investor (asing)
>> u/mendapatkan data negeri kita sendiri, tapi juga menggunakan dana plow-back
>> signature bonus tadi u/melakukannya. Dalam tanggapannya, Menteri maupun
>> Dirjen ESDM (terutama) mengharapkan dukungan smua pihak u/bisa
>> memperjuangkan anggaran tsb ke Dept Keuangan (?)... (ke Presiden
>> brgkali...=)...
>> 
>> Mudah2an ada gaungnya
>> 
>> #adb#
> 


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan makalah....!!!!!
Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010
Deadline penyerahan makalah - 15 Februari 2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------


      

Kirim email ke