Maaf sebelumnya kalo karbonat ini telah didiskusikan 3 thn yg lalu. Dan terima kasih atas pencerahannya Pak Awang.
Soal batupasir volkanik yang ada di BP-1, saya salah menulis kedalaman batupasir ini di Porong-1. Seharusnya kedalamannya sekitar 7000-an ft dan tidak begitu tebal sedangkan di BP-1 sangat tebal sekali (~3000'). Karena batupasir ini termasuk dalam Formasi Kalibeng dan diendapkan di daerah Kendeng Trough yang terkenal berlipat-lipat dan banyak patahan-patahan, mungkinkah batupasir di BP-1 diendapkan di suatu depresi yang "kemungkinan" dikontrol oleh patahan-patahan yang ada? Ini juga bisa didukung dengan ketebalan yang berkurang ke arah selatan dan utara dalam lintasan seismic. Hubungannya dengan formasi Mundu di Sampangnya Santos, apakah batupasir volkanik di BP-1 ini menunjukkan adanya perubahan facies dgn Mundu di Oyong karena keduanya diendapkan sekitar Pliocene? Kalo terjadi perubahan facies dimana kira-kira perubahan facies ini terjadi? Terima kasih sebelumnya atas pencerahan yang diberikan. -doddy- -----Original Message----- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Tuesday, 09 March, 2010 9:42 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Pak Doddy, Hampir tiga tahun yang lalu (lihat di bawah) saya dan beberapa rekan milis pernah membahas masalah karbonat yang mungkin muncul di bawah TD Banjar Panji-1, juga tentang lapisan tebal batupasir volkanik yang ditembus di bagian bawah sumur ini. Perlu ditekankan lagi bahwa karbonat yang ditembus di TD Porong-1 bukanlah karbonat Kujung-1/Upper Kujung/ Prupuh; karbonat Porong-1 itu telah diukur umur absolutnya melalui isotop strontium-86/87 dan menghasilkan umur 16 Ma (Kusumastuti et al., 2002, AAPG Bull 86/2, p. 220) itu sama dengan umur bagian bawah karbonat Wonosari. Batas paling muda Kujung-1/Upper Kujung/Prupuh adalah 20 Ma (BPM, 1950; Cities Service, 1968, Pringgoprawiro, 1983). Saran saya, jangan pernah lagi menyebut-nyebut Kujung di dalam diskusi-diskusi Porong, BJP-1, Lusi. Cuttings terakhir dari BJP-1 menunjukkan calcimetry 4 %, itu bukan representasi batugamping. Batupasir volkanik yang ditembus di bagian bawah BJP-1 berasal dari volcanic arc Jawa yang berumur Mio-Pliosen. Umur batupasir ini adalah paling tua Early Pliocene, atau menurut hemat saya bila mengacu ke absolute dating sample di atas karbonat Porong, maka umur batupasir volkanik ini Middle-Late Pliocene. Dalam stratigrafi Jawa Timur onshore batupasir volkanik ini milik Formasi Kalibeng, yang ekivalen dengan batupasir volcanik Damar di Jawa Tengah, Kumbang di batas Jawa Barat-Jawa Tengah dan Subang di Jawa Barat. Batupasir ini diendapkan tidak jauh dari volcanic arc-nya, ke Selat Madura, area Santos, batupasir volkanik ini tak sampai; di Porong-1 masih ditemukan beberapa lidah batupasir ini; tetapi ke Selat Madura sudah terlalu dalam dan terlalu jauh. Pada saat yang bersamaan, di Selat Madura bahkan berkembang dalaman yang telah menjadi tempat yang baik untuk berkembangnya selut (ooze) globigerina yang menjadi grainstones atau globigerinid sands Mundu dalam lingkungan yang baik untuk upwelling. Upwelling terjadi ke kedua sisi utara dan selatan dalaman Selat Madura; yang utara lebih bersih karena jauh dari impurities volkanik dan jadilah reservoir di Oyong, Maleo, Molah, Terang Sirasun. Yang ke selatan kurang baik karena mendekati pengotor volkanik. Salam, Awang From: Awang Harun Satyana Sent: Thursday, June 28, 2007 4:28 C++ To: 'iagi-net@iagi.or.id' Subject: RE: [iagi-net-l] Porong Limestone Pak Rovicky, Walaupun banyak kisah sedih, air mata, geram, amarah, perdebatan, perpecahan, dll. soal bencana LUSI yang mungkin berkaitan dengan BJP-1 ini (atau BPJ-1 ? - pokoknya Banjar Panji-1 lah..), BJP-1 membuka banyak hal baru tentang pemahaman geologi Jawa Timur. Nanti kalau ada waktu kita urai satu-satu apa implikasi geologinya. Model karbonat Kujung yang pernah saya buat untuk Jawa Timur tidak berubah, hanya sedikit ada modifikasi. BD trend tetap memanjang ke Porong bahkan ke BJP. Sebab, itu adalah trend basement ridge atau offshore isolated platform (vs land-attached platform di wilayah Petronas-NEM 4, Anadarko-NEM 3, COPI Ketapang-Kodeco West Madura). Hanya, reefs yang tumbuh di ridge ini bisa macam-macam, bisa reef Kujung, bisa reef Ngimbang (gak banyak sebab koral tak dominan di Eosen), bisa reef Wonosari. Jadi, bukan hanya Kujung I saja (seperti yang saya modelkan - ini pengetahuan dari BJP). Seismic interpretation Porong to BJP baik yang diajukan oleh Lapindo saat pengusulan sumur dulu, maupun yang muncul di paper Arse Kusumastuti dan para pembimbingnya di AAPG Bull 2002, atau di blog-nya Pak Rovicky dulu masih berekspektasi bahwa sekuen Porong dan BJP bersamaan, hanya Porong tumbuh stage lebih tinggi daripada BJP. Ini wajar sebab pengetahuan regional kita untuk semua reefs isolated platform di Jawa Timur memang begitu karena ridge-nya miring ke BD, sehingga akan terjadi backstepping ke TL dan reef paling tinggi akan di timur laut dan reef paling rendah stage-nya alias yang paling low relief akan di sisi BD. Itu kalau semuanya Kujung I, bagaimana kalau yang duduk di situ ekivalen Wonosari ? Belum pernah kita definisikan.. Apakah gamping di cutting 9283 ft di BJP ekivalen dengan gamping yang ditembus Porong-1 ? Pertanyaan bagus, tetapi saya belum tahu jawabannya. Mestinya Pak Adi Kadar, biostratigrapher dari Lapindo tahu ini, silakan Pak Adi kalau ada datanya. Hanya, saya gak yakin kalau umurnya akan determined, biasanya in-determinate kalau berdasar paleontology. Dulu SWC gamping di Porong pernah diperiksa paleontologinya, tetapi tak ada age-diagnostic fossils yang ditemukan. Ada long-ranging nannofossils, coralline red algae, coral fragments, dan traces encrusting foram, tetapi umurnya tak meyakinkan. Hanya, kelebihannya, isotop Strontium pernah dilakukan untuk SWC Porong-1 pada red algal fragment di kedalaman 8487 ft. hasil 87Sr/86 Sr-nya menghasilkan rasio 0.708548 yang kalau dikonversikan ke umur absolute menjadi 16 Ma berdasarkan kurva isotop Sr dari Koepnick et al. (1985). Sebuah SWC di shales di atas gamping Porong (Kalibeng) pada kedalaman 8478 ft menghasilkan umur isotop 3 Ma. Nah...loncat 13 juta tahun (!) -menarik sekali. Apakah gamping Porong berumur 16 Ma itu Kujung-I yang ekivalen dengan Kujung-I lain di Jawa Timur yang produktif itu ? Bukan. Saya punya stratigrafi Jawa Timur terbaru yang sudah menggunakan umur standar absolute berdasarkan 87Sr/86Sr and micropaleontology age dating. Beberapa tahun belakangan ini hampir semua operator di Jawa Timur melakukan Sr dating, ini sangat membantu pemahaman stratigrafi Jawa Timur yang memang kompleks. Kujung I paling muda yang produktif di Jawa Timur berumur 22 Ma (itu sedikit masuk ke lowermost Aquitanian). Gamping Porong 6 juta tahun lebih muda dari gamping Kujung I. Ia sedikit lebih muda dari gamping Mudi di lapangan Mudi dan Sukowati. Maka, kita tak bisa lagi menyebutnya Kujung, juga bukan Mudi. Saya cenderung menyebutnya ekivalen Jonggrangan (Kulon Progo) atau Wonosari reef bagian bawah di Peg Kidul saja sebab ini adalah reef2 yang muncul di selatan Kendeng. Kalau ada data strontium isotop untuk cutting 9283 ft di sumur BJP maka akan sangat membantu pemahaman ini. Salam, awang -----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Thursday, June 28, 2007 3:45 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Porong Limestone Aku ganti judulnya supaya berkesan lebih tehnis. Pak Awang apakah batugamping (yg masih hanya berdasar dari cutting BPJ-1 ini) ekivalen dengan batugamping yang ditembus oleh sumur Porong-1 ? Sewaktu seminar di BPPT yg ditunjukkan wektu itu, saya rasa dari seismic yang diinterpretasi dari Porong-1 Ke BPJ-1, sepertinya satu tubuh gamping besar. cmiiw. Kalau kedua sumur itu tidak menembus tubuh batugamping yang identik, apakah BD trend tidak memanjang hingga Porong ? Jadi model Kujung yang Pak Awang pernah buat dahulu itu apakah berubah ? Salam RDP On 6/28/07, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> wrote: > Pak Arman, > > Dari seismiknya gak terlalu jelas bahwa ada lapisan pasir setebal itu. > Di permukaan banyak breksi volkanik yang akan menyerap banyak energi > gelombang seismik, sehingga kualitas data seismik bisa memburuk jauh > ke bawah. Design casing BJP-1 disusun dengan referensi utama sumur > Porong-1 yang tak ada lapisan pasirnya, sehingga terjadi perbedaan > jauh antara prognosis stratigrafi dengan kenyataan stratigrafi. > > Saat menembus pasir di kedalaman sekitar 8500 ft (8581 ft tepatnya) di > mana diprediksi top gamping Kujung akan muncul, dilakukan beberapa > kali stop drilling untuk cek sampel, tetapi tetap muncul 95 % > batupasir dan 5 % gamping. Bor dilanjutkan sampai kedalaman 8750 ft. > Stop drilling lalu dilakukan VSP. Dari data VSP didapat tiga kemungkinan top > Kujung limestone : > 8800 ft, 9400 ft, atau 9600 ft. Maka diputuskan untuk bor terus sampai > ketemu gamping Kujung. Kita tahu batupasir ternyata muncul terus > sampai kedalaman sekitar 9283 ft, ketika cutting gamping dominan lalu > di TD sumur > 9297 ft total loss. Apakah gamping Kujung sudah tertembus ? Tidak tahu. > Apakah itu sampel gamping Kujung I ? Tidak tahu, saya pikir bukan, > lebih muda atau jauh lebih muda. > > Bisa Pak Arman lihat, prosedur standar sudah dijalankan, memang harus > VSP atau check shot dulu bila lapisan yang diharapkan tidak muncul-muncul. > Secara regional, sekarang kita bisa memahami mengapa batupasir > volkanik itu muncul di lokasi BJP. BJP adalah reef paling selatan dan > itu sangat dekat dengan lidah pasir volkanik dari volcanic arc > Intra-Miosen. Reef-reef di utara yang sezaman dengan BJP tak akan > punya lidah pasir volkanik semacam itu, terlalu jauh. Tapi, kita tak bisa > memperkirakannya sebelum drilling. > Kita bisa melihat ada kemungkinan impurities itu (lihat paper saya di > Satyana, 2005, IPA : "Tectono-volcanic setting on Oligo-Miocene > carbonates of Java"), tapi tak bisa memperkirakannya justru muncul di > BJP. No one knows perfectly how Mother Earth operates. Tapi, sekarang > kita tahu bahwa semua reef di pinggir selatan Kendeng Deep akan > berpotensi ditutupi lidah pasir volkanik, semakin ke baratdaya dari BJP > semakin besar risikonya. > > salam, > awang > > > "Sunaryo Arman C." <acsuna...@yahoo.com> wrote: > Pak Awang, > > Ini agak melenceng sedikit dari topik utama, saya sebetulnya ingin > tanya dari dulu tapi nggak sempat nulisnya. Di presentasinya Pak Rudi > dulu ditunjukkan diagram prognosis vs actual dari sumur BP-1 yang saya > lihat sangat berbeda, dalam arti batuan yang didapat sangat berbeda > dengan yang diharapkan, Pak Awang bilang ada 3000 ft (1000 m) > batupasir yang tidak diharapkan. Apakah pernah diadakan penelitian > kenapa kok bisa begitu besar perbedaannya? 1000m batupasir kan > mustinya mudah terlihat di seismik. Pada saat pengeboran dan diketahui > ada penyimpangan dari prognosis apakah tidak dilakukan VSP atau check > shot yang bisa digunakan sebagai bahan re evaluasi sebelum mengebor > lebih jauh? Saya tanya ini karena dari pengalaman saya dulu kalau ada > penyimpangan sampai beberapa puluh feet saja, kita akan berhenti dulu > untuk run VSP atau check shot, dari situ kita mengambil keputusan apa yang > akan dilakukan selanjutnya. > > Arman --- Pada Sen, 8/3/10, Doddy Suryanto <dod...@pttep.com> menulis: Dari: Doddy Suryanto <dod...@pttep.com> Judul: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Senin, 8 Maret, 2010, 6:50 PM Pak Suhu Sugeng Yth, Sangat sangat benar sekali semua yang bapak uraian untuk mengecek keberadaan Kujung di sumur Banjarpanji. Ada fakta yang menyebutkan pengecekan bottom up sample di kedalaman 9283ft (14 ft diatas TD) dan ternyata masih batu pasir volkanik. Sampe akhirnya bor menembus 9297ft dan terjadi total loss sehingga sample belum pernah diperoleh apakah pada kedalaman ini benar2 top Kujung. Data terakhir VSP juga tidak konklusif dimana top Kujung bisa berada pd kedalaman 8800-9600ft. Jadi top Kujung juga masih tanda tanya dgn data-data yang ada (ini tanpa melihat datanya langsung ya). Kalo masalah batu pasir yang tebal di sumur Banjarpanji, sebenarnya di sumur Porong juga ditemukan batu pasir di kedalaman sekitar 700-an ft tapi tidak setebal di sumur Banjarpanji-1. Hilangnya batugamping seperti diproposal sebenarnya juga "mungkin" tidak begitu mengagetkan karena di atas Kujung jarang dijumpai lapisan batugamping yang sangat tebal (cmiiw). Yang cukup mengangetkan adalah adanya laporan yang harusnya confidential dari TriTech Petroleum Consultant Limited yang menyebutkan adanya Memorandum Summary of Meeting for banjarpanji tanggal 1 mei 2006. Salah satu catatan menyebutkan: - As informed by Lapindo Brantas' geologist, there is no weak zone or reactive shale that creates loss circulation or caving problem in the interval 3500'-8500'. - ... - In case encounter caving indication the drilling will be stopped and set 11-3/4" prior continues to drilling deeper..." Padahal di kedalaman 3500 dan 3595 sudah mulai mendapatkan gain. Bahkan waktu mengebor 17 ½" section sudah banyak mendapatkan caving sehingga casing 16" perlu dipasang lebih dangkal seperti yang dibilang pak Bambang. Hasil LOT 16"casing juga tidak terlalu bagus sehingga perlu di-squeeze. Sebenarnya sudah banyak masalah di upper section dimana ini bisa dianalogikan dengan adanya high pressure seperti yang ada di sumurnya Santos (Anggur-1) waktu menembus pucangan. Asumsi saya......ini cuma asumsi saja....drilling mau meneruskan mengebor sampe top kujung karena secara kalkulasi, kekuatan shoe di 13-3/8" cukup besar dan adanya "lampu hijau" dari G&G yang berpendapat bahwa tidak ada zona yang membahayakan di kedalaman 3500ft ke bawah. Walaupun kenyataannya justru di kedalaman ini pressure mulai bertambah karena sumur harus melewati section yang build up pressure. Selain itu, design sumur Banjarpanji kok sepertinya "menantang" menembus Kujung tepat ditengah2 "conjugate fault" yang secara teori merupakan zona lemah dan rawan loss. Bukankah formasi yang ditembus juga tanda tanya waktu sumur Banjarpanji-1 dipropose. Berbeda dengan design sumur Porong yang menembus di samping collapse structure (di papernya Kusumastuti, 1999). Ini cuma uneg2 saya seputar LUSI ditinjau dari sudut pandang yang lain yang tidak begitu menekankan factor drilling tetapi lebih menekankan factor G&G dimana umumnya drilling akan berdiskusi dgn kita saat ketidakpastian bawah permukaan akan dilewati... Salam, -DS- -----Original Message----- From: Sugeng Hartono [mailto:sugeng.hart...@petrochina.co.id] Sent: Saturday, 06 March, 2010 10:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Pak Doddy Yth, Untuk mengetahui apakah bit sudah "mencium" formasi Kujung (gamping)tentunya kita perlu melihat Mudlog atau Masterlog (dibuat oleh crew mudloggers) dan progress sample log (oleh wellsite geologist). Ini bukan pekerjaan yang sulit, ibarat sudah menjadi "makanan" wsg. Dan, kedua log ini pun sangat bergantung kepada pengalaman mudloggers dan wsg (crew yg kurang pengalaman biasanya kurang konfiden untuk menentukan ini). Sebenarnya perubahan litologi dari bukan gamping ke gamping juga akan ditengarai adanya perubahan ROP (rate of penetration)yg cukup mencolok. Rekaman ROP (juga RPM, hookload,pump pressure, dll)dapat dilihat dengan jelas di Chart Geolograph yang berada di ruang driller. Sayang sekali, lebih dari 15 th terakhir ini yg namanya Geolograph sudah pada rusak...:( Biasanya rig mechanic mengatakan tidak ada spare-part (atau memang tidak mampu memperbaikinya?). Tentang batu pasir (very porous volcanic sand?)yang begitu tebal (sampai 3000'?)pernah dipertanyakan seorang kawan yg geologist-mudlogger: bagaimana menjelaskannya, aktivitas volkanik sampai dapat menghasilkan batu pasir begitu tebal; mungkin ada letusan yg hebat dan berlangsung cukup lama. Mungkin ada kawan-2 lain yg dapat menerangkannya. Jadi, diskusi ini akan lebih bermakna kalau kita dapat melihat Mudlog-nya. Demikian komentar saya, semoga berguna. Salam, sugeng -----Original Message----- From: Doddy Suryanto [mailto:dod...@pttep.com] Sent: Fri 3/5/2010 2:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Terima kasih pak Bambang atas penjelasannya. Sangat menarik untuk dicermati lebih dalam. Mengenai look ahead seismic, waktu ketemu Wayne Basden (ex chief Geophysics-nya Santos) yang lagi operasi lutut di Bangkok beberapa tahun kemarin, dia bilang "sepertinya" bit sudah "mencium" lapisan Kujung. Tapi ya ini dari cerita ngobrol-ngobrol karena waktu sumur Banjarpanji mengalami BO saya sudah tidak merumput di Santos lagi. Mengenai Jeruk, sependek ingatan saya, di Jeruk tidak dijumpai lapisan batupasir yang sangat tebal sampe ~3000'. Bahkan waktu Dukuh yang terletak di selatan Jeruk dibor juga tidak dijumpai lapisan batupasir yang tebal seperti di Banjarpanji-1. Mungkin Pak Awang bisa menjelaskan secara regional karena pengetahuan saya di offshore madura cuma sejengkal jari saja. Akan tetapi, saya sangat menikmati diskusi ini sekarang karena lebih ilmiah dan menggunakan penjelasan yang bisa diperdebatkan secara ilmiah juga. Semoga Pak Koesoema juga bisa menambahkan cerita-cerita seputar Kujung karena beliau juga salah satu pakar soal Kujung. Dan saya juga menyampaikan terima kasih ke Pak Bambang yang telah mengirim beberapa paper tentang LUSI via Pak Sawolo. Saya juga mengenal pak Sawolo waktu merumput di Unocal dulu. Terima kasih pak dan salam buat Pak Sawolo dan Mas Edy. -DS- -----Original Message----- From: Bambang P. Istadi [mailto:bambang.ist...@energi-mp.com] Sent: Friday, 05 March, 2010 8:58 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Pak Doddy yang baik, Menurut teman2 drilling, fungsi dari 16" intermediate liner di Banjarpanji adalah sebagai casing pertama yang harus dipasang sesudah memasuki transition zone. Ini disebabkan casing 20" tidak di design untuk menahan tekanan transisi. Rupanya transition zone disumur ini lebih dangkal dari yang diprediksi (berdasarkan sumur offset Porong), sehingga 16" intermediate liner tersebut harus dipasang disekitar 2200 ft untuk menjaga kick tolerance yang memadai. Soal secondary target Lapisan karbonat yang hilang merupakan prognosis yang diinterpretasikan sebagai mounding feature yang kemungkinan besar karbonat, tapi ternyata bukan. Sumur wildcat memang sering tidak menjumpai apa yang sebelumnya diperkirakan. Saya pernah melakukan statistics antara prognosis dengan actual encountered dibeberapa lapangan produksi di Kaltim, ternyata meskipun sudah banyak sumurpun tingkat akurasinya kecil, apalagi sumur eksplorasi wildcat. Mengenai kenapa 12-1/4" section di bor sampai 9297'. Asumsi pak Doddy benar bahwa karena LOT di 13-3/8" casing cukup tinggi (16.4 ppg), dan yang di bor adalah volcaniclastic sandstone dengan MW yang relatif rendah (14.7 ppg), maka sumur bisa di bor sampai kedalaman ~9400 ft dengan safe. Safety dari sumur ini serta perhitungannya di bahas secara rinci di paper yang linknya sudah saya berikan. Kalau ingin copynya, bisa bisa saya kirim melalui japri. G&G dilibatkan dalam pemilihan casing seat. Kedalaman top of Kujung/Prupuh tersebut diprediksi dengan look ahead seismic dan hasilnya kita diskusikan dengan drilling apakah sumur aman untuk dibor sampai kedalaman tersebut. Benar, pengalaman dari Edi Sutriono dan Ralph Adam pun mengatakan bahwa untuk berhasil menembus lapisan karbonat Kujung Fm/Prupuh, dan bisa melakukan test, maka casing 9-5/8" harus dipasang di top of karbonat. Disumur Jeruk, open hole section 12-1/4" mereka lebih panjang dari Banjarpanji. Jeruk 1 dan 2 adalah 5951 ft dan 6782 ft sedangkan Banjarpanji adalah 5720 ft., yang relative lebih pendek. Sehingga apa yang dituduhkan tidak pakai casing karena mau ngirit atau open hole yang panjang tanpa casing, sebenarnya sudah ada beberapa operator lain yang mem-bor dengan openhole yang lebih panjang dengan stratigraphic section yang sama secara aman, Kuncinya adalah cukup tidak nya kick tolerance. Wass. Bambang -----Original Message----- From: Doddy Suryanto [mailto:dod...@pttep.com] Sent: Thursday, March 04, 2010 4:47 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Pak Bambang yth, Ada beberapa hal yang menurut saya juga menarik dari sumur Banjarpanji-1 ini. Beberapa diantaranya adalah peletakan 16" casing yang jauh lebih dangkal dari prognosisnya. Apakah ini karena terdapat lapisan yang bertekanan tinggi di kedalaman yang relatif dangkal (1135' lebih dangkal dari rencana)? Dan juga yang menarik lagi adalah tidak munculnya lapisan batu gamping bagian atas seperti di prognosis yang digantikan oleh keberadaan batu pasir yang tebal (>3000'?). Pak Awang pernah bercerita soal hilangnya lapisan batu gamping atas dan munculnya batu pasir yang tebal ini di milis beberapa waktu yang lalu. Karena batu pasir adalah salah satu lapisan yang "release" pressure dan hasil LOT di 13 3/8" casing yang masih bisa menahan besarnya ECD di section bawahnya, saya berasumsi pihak drilling berhak saja melanjutkan pengeboran karena masih aman. Tetapi apakah ada diskusi dgn G&G kenapa lapisan batuan yang diprediksi tidak dijumpai di sumur banjarpanji pada saat pengeboran berlangsung dan apakah efek yang dapat terjadi kalo kita meneruskan pengeboran tanpa memasang casing di section yang cukup panjang (~6000'?). Saya yakin drilling pasti bertanya ke G&G soal pemasangan casing lebih dalam apalagi kalo mau menggabungkan Kujung dan lapisan atasnya. Pengalaman dgn mas Edy Sutrisno, beliau dulu juga sering berdiskusi soal pemasangan casing yang lebih dalam di salah satu sumur Jeruknya Santos di Sampang. Salam, -DS- -----Original Message----- From: Bambang P. Istadi [mailto:bambang.ist...@energi-mp.com] Sent: Thursday, 04 March, 2010 4:20 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Sungguh bijak dan benar sekali kata-kata dari pak Koesoema,.. mungkin hanya waktu yang akan memutuskan. Bagi saya ini bukan masalah kalah menang, tetapi mencari jawaban apa yang sesungguhnya terjadi. Dalam hal ini tidak ada pihak yang menang, baik Lapindo, rakyat sekitar maupun Davies cs. Lusi merupakan fenomena kelas dunia, masa hanya peneliti asing saja yang asik menggeluti kejadian dipekarangan rumah kita dan hanya mereka yang nulis di jurnal2 scientific. Karena itulah saya tergelitik untuk mencoba memahami fenomena ini. Tidak ada salahnya kita terus menggali dan melakukan studi berdasarkan data2 yang ada. Pada awalnya kita semua, termasuk saya mengira ini bersumber dari sumur, namun ada beberapa kejanggalan yang saya amati. Jika lumpur bersumber dari bocornya sumur karena "hydro-fractured", kenapa sumur dalam keadaan statis dan tidak kehilangan drilling mud? Drilling merupakan closed-system, kalau ada yang bocor, seharusnya volume drilling mud berkurang. Ibaratnya kalau bak kamar mandi kita bocor, permukaan airnya pasti turun karena volume berkurang. Lalu kenapa masih bisa sirkulasi kalau dianggap sudah bocor? Tekanan yang diamati baik di annulus maupun di drillpipe tidak menunjang adanya kebocoran disumur. Juga saat sample lumpur diambil dibeberapa tempat lalu dianalisa, tidak ada trace oil based mud yang dipakai sebagai drilling mud. Ini hanya sedikit contoh dari beberapa kejanggalan2 yang membuat saya berfikir dua kali. Untuk mas Agus Hendratno, baiknya drilling report tersebut dilengkapi dengan real time chart mas, supaya bisa cross-check laporan karena drilling report bisa saja subjektif dan bias. Ditunggu ketoprakan mas,.. hehe Wass. Bambang -----Original Message----- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Wednesday, March 03, 2010 7:59 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Kita itu harus belajar dari Pansus Century bahwa ternyata ada kebenaran secara politis yang diputuskan oleh sidang Paripurna DPR secara aklamasi atau dengan voting, kebenaran hukum yang diputuskan oleh kekuasan hakim yang dapat naik banding, atau kekuasan penegak hukum untuk meng-SP3-kan, dan kebenaran ilmiah yang hanya dapat diputuskan oleh waktu. Ada maxim di antara geologists: "GEOLOGISTS NEVER CHANGE THEIR IDEAS, BUT EVENTUALLY THEY FADE AWAY" Debat Lusi ini baik untuk sebagai permainan intelektual tetapi jangan harapkan akan muncul keputusan mana yang benar dalam waktu yang singkat. Yang merasa kalah adu argumen selalu bisa men-"generate" data baru. Waktu lah yang nanti akan menentukan Wassalam RPK ----- Original Message ----- From: "Hendratno Agus" <agushendra...@yahoo.com> To: <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Wednesday, March 03, 2010 5:38 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Tapi bagaimana kalau itu ternyata adalah (ini pikiran nakal saja, mohon maaf) : adanya masalah kritis dalam pemboran (yang mestinya mencari jendulan limestone, malah nembak mud diapir) pada saat yang sama ada peluang reaktivasi sesar watukosek dari gempa jogja?? Jadi ini bukan pada pro-gempa atau pro-UGBO, tapi pro dua-duanya. Pada 26 Januari 2006 sore, saat trip geologi antara BPMIGAS - Geologi UGM, kami mampir ke sumur BJP-1 dan disitu terjadi perdebatan stratigrafi dari target sumur, juga pada penampang seismik antara mas Agung Budi Darmoyo dengan Pak Awang-Pak Elan-Pak Budianto Toha. Lalu pada 24 Juni 2006, saat tim yang diketuai mas Rudi Rubiandini, mau presentasi di depan Menteri ESDM,Gub.jatim, Bupati Sidoarjo, pejabat BPMIGAS, ESDM, juga Lapindo, dimana ada 1 slide yang dipaparkan mas Rudi itu disiapkan oleh tim geologi yang berupa gambar Citra SRTM yang last minute itu kami tarik sesar watukosek (selama "tersekap di tim Rudi di hotel mewah tsb"), dan itu menjadi perdebatan sengit di ruang eksekutif JW Marriot Sby jam 22.30 - 00.30 wib. Saat semua rapat yang tertutup oleh pers, itu semua berpakaian rapi, jas, dan batik, saya yang menyodorkan 1 slide ke mas Rudi sebelum rapat, hanya hadir berkaos ke ruang rapat tsb), kena semprot beberapa pejabat, karena rapat dengan menteri hanya saya yang pakai kaos dan bersepatu sandal, 2 x ditegur pejabat ESDM : 1. kapan lagi jika rapat ini dengan menteri pakai baju formal! 2. kenapa narik sesar watukosek? Siapa yang bikin sesar watukosek di slide itu? pertanyaan itu, menjadikan saya ditarik keluar ruang dan saya jelaskan kenapa saya pake kaos dan sesar watukosek, darimana peroleh citra SRTM itu?? Rupanya, perdebatan "lusi" dalam pandangan lain, menurutku mulai dari 26 Januari 2006 dengan topik dari target sumur, mud diapir, mud-volcano, kemudian berlanjut sesar watukosek, dan gempa jogja...dst-dst.., menarik untuk dibikin uneg-uneg... Bahkan dalam 1 tim pun itu juga sering berdebat dan masih menyimpan materi debat, tapi yang namanya juru bicara tetap 1 orang diranah strategis saat itu. Pada 27 Juni 2006, bahkan ketika tim geologi diberi kesempatan pertama kali cerita (dalam hal ini pak Budianto), saat menyebut "mud-volcano"..., tiba-tiba pak menteri tsb kaget dan menuding pada slide :"apa itu dan tolong jelaskan dengan baik!!!". semua diam dan membisu bagaikan patung. Saya yang saat itu duduk disamping pak Luluk (saat itu dengerin paparan pak budianto sambil sama-sama membaca laporan UKL-UPL sumur BJP-1 dengan beliau), juga tersentak dan kaget, karena :pertanyaan pak menteri. Begitu rampung tidak tahu apa "deal" selanjutnya, saya kabur duluan, saya flight ke Jogja, ternyata tas rangsel saya (tanpa sadar, karena tergesa-gesa disuruh bawa komandan saat boyongan dari patra ke merdeka) masih ada laporan dokumen copyan Daily Geological Report dan Daily Drilling Report BJP-1 dari 9 maret - 2 juni 2006 turut kebawa ke jogja. Dan 2 dokumen tsb, akhir februari 2010 numpuk berdebu di ruang kerja saya, yang sudah lama tidak kusentuh dan beberapa hari yang lalu kubersihkan ruang kerjaku dan ketemu dokumen tsb tertumpuk dengan arsip skripsi mhs, saya langsung kaget..,lho koq. Jujur, bahwa 2 dokumen tsb selama ini hanya "bertapa dan berdebu di pojok ruang kerja saya di lt.3 gd.geologi ugm selama 2 th 7 bulan!!! " blaik...!!! namanya saja geologi, berbeda pendapat adalah anugrah asal semua itu didasarkan data. Mohon maaf uneg-uneg saya ini... salam, agus hendratno.89 ________________________________ From:Bambang P. Istadi <bambang.ist...@energi-mp.com> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wed, March 3, 2010 3:56:36 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Betul cak Yayang,.. selama dalam ranah ilimiah, diskusi ini sehat dan konstruktif,.. lanjutkan,.. Wass. Bambang -----Original Message----- From: abachtiar_CBN [mailto:abacht...@cbn.net.id] Sent: Wednesday, March 03, 2010 2:02 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Jangan berhenti, Nathan. Jangan berkecil hati. Komentar-komentar-mu bisa jadi pemicu diskusi yang "berat-berat" untuk menguraikan ini semua. Paling tidak menguraikan keruwetan status LuSi itu di otak kita, karena bagi sebagian politisi, bisnisman, birokrat, ahli hukum, sebagian asosiasi profesi, dan sebagian saintis, status penyebab LuSi itu sudah final. Jangan "ikut2an" terimbas panas dan ngambek. salam broer, adb =================== ----- Original Message ----- From: "Nataniel Mangiwa" <nataniel.mang...@gmail.com> To: <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Wednesday, March 03, 2010 12:20 PM =================== Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI No comment Pak Awang. Penilaian bapak terlalu personal, dan subjektif. Panas adalah istilah bpk, ngambek pun istilah bpk Awang yg terhormat. Saya tidak menginisiasi 2 kata tsb di pembahasan yang saintifik ini. ------------------------------------------------------------------------ -------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ------------------------------------------------------------------------ -------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 ------------------------------------------------------------------------ ----- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------ -------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ------------------------------------------------------------------------ -------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 ------------------------------------------------------------------------ ----- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- __________ NOD32 4903 (20100228) Information __________ This message was checked by NOD32 antivirus system. http://www.eset.com ------------------------------------------------------------------------ -------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ------------------------------------------------------------------------ -------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 ------------------------------------------------------------------------ ----- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------ -------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ------------------------------------------------------------------------ -------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 ------------------------------------------------------------------------ ----- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- Apa dia selingkuh? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com