Pak Nana,

Izin sharing di dunia maya, boleh kah :) ?
2010/7/16 Nana Djumhana <n.djumh...@petrochina.co.id>

> Saya pernah juga mengulas peristiwa/bencana Sodom dan Gomora ini
> berdasarkan Qur'an dan ilmu pengetahuan. Barangkali dapat menjadi tambahan
> masukkan terhadap apa yang dibahas oleh Pak Awang pada papernya. Semoga
> bermanfaat.
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Nana Djumhana
> To: bdi-...@googlegroups.com
> Cc: petrochina_mos...@googlegroups.com
> Sent: Friday, June 15, 2007 7:09 AM
> Subject: Pepeling 15 : Azab dan Kejadian Alam (4)
>
>
> Assalamu'alaikum wr.wb.
>
>
> AZAB DAN KEJADIAN ALAM (4)
>
> Kita lanjutkan kajian tentang azab Allah kepada manusia karena
> pembangkangan mereka. Kisah yang paling terkenal tentang hal ini adalah azab
> terhadap kaumnya Nabi Luth alaihissalam. Salah satu penyebab turunnya azab
> ini adalah akibat perilaku manusia yang menyimpang dari fitrahnya, yaitu
> homoseksual. Allah telah mengabadikan kisah ini dalam beberapa firmanNya
> yang terangkum dalam Al Qur'an, untuk menjadi pelajaran dan peringatan
> kepada kita semua. Yang paling lengkap tentang azab ini dijumpai pada Surah
> Al Hijr, yang diawali dengan informasi akan turunnya azab tersebut,
> disampaikan kepada Nabi Ibrahim a.s. sebelum datang kepada Nabi Luth.
> Lengkapnya sebagai berikut : Ibrahim berkata (kepada tamunya, para malaikat
> utusan Allah) : "Apakah urusanmu yang (lebih) penting, wahai para utusan ?"
> Mereka menjawab : "Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa,
> kecuali Luth dan para pengikutnya. Sesungguhnya kami akan menyelamatkan
> mereka semuanya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan bahwa ia (istri
> Luth) itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama orang-orang kafir)".
> Maka tatkala para utusan (malaikat yang menjelma manusia)  itu datang kepada
> kaum Luth beserta pengikut-pengikutnya, dia (Luth) berkata : "Sesungguhnya
> kalian adalah orang-orang yang tidak dikenal". Para utusan menjawab :
> "Sebenarnya kami datang kepadamu membawa kebenaran, dan sesungguhnya kami
> betul-betul orang-orang yang benar. Maka pergilah kamu sekalian di ujung
> malam dengan membawa keluargamu, dan iringilah mereka dari belakang, serta
> jangalah seorangpun di antara kalian menengok ke belakang, dan lanjutkanlah
> perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu". Dan Kami telah mewahyukan
> kepadanya (Luth) tentang hal itu, bahwa mereka (kaum kafir) akan ditumpas
> habis di waktu subuh. Dan datanglah penduduk kota (Sadum/Sodom) itu (ke
> rumah Luth) dengan kegembiraannya atas kedatangan tamu-tamu itu. Luth
> berkata : "Sesungguhnya mereka itu para tamuku, maka janganlah kalian
> membuat malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah serta janganlah kalian
> membuatku terhina". Mereka berkata : "Dan bukankah kami telah melarangmu
> dari (melindungi) manusia ?" Luth berkata : "Inilah putri-putriku (untuk
> dikawini) jika kamu hendak berbuat (secara halal)". (Allah berfirman) :
> "Demi umurmu, sesungguhnya mereka terombang-ambing dalam (kesesatan) yang
> memabukkan". Maka mereka dibinasakan oleh suara keras bergemuruh menggelegar
> di saat matahari menjelang terbit. Maka Kami jadikan negri itu terbalik
> (amblas) ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan hijaaratammin sijjiil (
> tanah bebatuan yang keras panas). Sesungguhnya pada yang demikian itu
> benar-benar terdapat ayat-ayat (tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
> memperhatikannya. Dan sesungguhnya negri itu benar-benar terletak pada
> sabiilimmuqiim (jalur yang ditempatkan/ditetapkan). Sesungguhnya pada yang
> demikian itu benar-benar merupakan ayat-ayat (tanda kekuasaan Allah) bagi
> orang-orang yang beriman. (QS Al Hijr 57-77).
>
> Nabi Luth a.s hidup sejaman dengan Nabi Ibrahim a.s. Bahkan keduanya masih
> terdapat hubungan keluarga, karena Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim
> atau putra saudaranya Nabi Ibrahim yang bernama Haran. Ketika kembali dari
> Mesir bersama Nabi Ibrahim menuju Yerusalem (Palestina), selanjutnya Nabi
> Luth pergi meninggalkan Nabi Ibrahim atas perintah dan izinnya menuju
> Gharzaghar, suatu wilayah yang terletak di sebelah selatan sampai tepinya
> Laut Mati. Pada waktu itu, Sadum atau Sodom merupakan ibukota Gharzaghar, di
> samping juga terdapat beberapa kota kecil atau desa lain di sekitarnya
> seperti Amurah (Gomora), Shu'bah, Sha'ud dan Dauha. Penduduk  Gharzaghar
> pada waktu itu terkenal dengan premanismenya. Mereka sering melakukan
> perampokan dan kejahatan lainnya. Bahkan mereka melakukan kemaksiatan yang
> tidak sesuai fitrah manusia dan belum pernah dilakukan oleh manusia
> sebelumnya, yaitu homoseksual, hubungan seks antara laki-laki dengan
> laki-laki. Dan Nabi Luth diutus Allah untuk mengajak mereka kembali ke jalan
> yang benar, seperti yang difirmankanNya : "Dan (Kami mengutus) Luth (kepada
> kaumnya), tatkala ia berkata kepada kaumnya : 'Mengapa kalian mengerjakan
> perbuatan faahisyah itu yang belum pernah dilakukan seorangpun sebelummu ?'
> Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan hawa nafsumu bukan
> kepada wanita, bahkan kamu ini merupakan kaum yang melampoi batas." (QS Al
> A'raaf 80-81). Pada firman yang lain : Dan datanglah kaumnya kepadanya
> (Luth) dengan bergegas. Dan telah sejak dulu mereka selalu melakukan
> perbuatan-perbuatan keji (sayyiat). Luth berkata : "Wahai kaumku, inilah
> putri-putriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan
> janganlah kamu mencemarkanku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antara
> kalian seorang yang berakal ?" Mereka menjawab : "Sesungguhnya kamu telah
> mengetahui bahwa kami tidak berkeinginan terhadap putri-putrimu dan
> sesungguhnya kamu telah mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki". (QS
> Huud 78-79). Karena kaumnya sudah tidak bisa lagi diajak kepada jalan yang
> benar, maka sesuai dengan perintah Allah, Nabi Luth beserta pengikutnya,
> yaitu kedua putrinya tapi tanpa istrinya, diperintahkan pergi sebelum subuh
> (lewat tengah malam) meninggalkan Gharzaghar menuju Shau'ar (dalam referensi
> lain disebutkan sebagai Shugar), sebuah desa yang terletak di ujung tenggara
> Laut Mati, atau sekitar 17 kilometer ke arah timur, dengan berjalan tanpa
> menengok ke tempat asalnya yang akan diazab pada waktu subuh. Apa bentuk
> azab yang ditimpakan kepada kaumnya Nabi Luth yang membangkang tersebut ?
>
> Dalam QS Al A'raaf, disebutkan bahwa azab tersebut berupa mathar (hujan)
> seperti pada firman Allah : Wa amtharnaa 'alaihim matharan fanzhur kaifa
> kaana 'aaqibatul mujrimiin (dan Kami hujani kepada mereka hujan, maka
> bagaimana akibatnya orang-orang berdosa itu). (QS Al A'raaf 84). Hal yang
> sama (mathar sebagai azab terhadap kaumnya Nabi Luth) juga dijumpai pada
> firmanNya yang lain dalam QS Asy Syu'araa' 173 dan An Naml 58. Tetapi dalam
> firmanNya yang lain, disebutkan bahwa azab tersebut berupa al-hijjaratan min
> sijjil (tanah bebatuan yang keras panas) seperti pada ayat berikut ini :
> Falammaa jaa-a amrunaa 'aaliyahaa saafilahaa wa amtharnaa 'alaihaa
> hijaaratam min sijjilim mandhuud (maka tatkala azab Kami datang, Kami
> jadikan negri (kaum Luth) itu dari atas ke bawah, dan Kami hujani mereka
> dengan  tanah bebatuan yang keras panas secara bertubi-tubi). (QS Huud 82).
> Hal yang sama juga dijumpai pada QS Al Hijr 74 seperti yang dikutipkan di
> atas, dan juga QS Adz Dzaariyat 33. Sehingga dari beberapa ayat tentang azab
> Allah yang ditimpakan terhadap kaumnya Nabi Luth yang ingkar ini, para ulama
> mufasir menyampaikan pendapatnya masing-masing. Menurut Ibnu Katsir,
> penimpaan azab itu terjadi pada pagi hari, dan pada saat yang sama negri
> kaumnya Nabi Luth ini dibalikkan sehingga bagian atas negri itu menjadi
> berada di bawah, dan demikian sebaliknya. Kemudian diturunkan hujan batu
> kuat lagi keras yang menimpa mereka secara bertubi-tubi. Pada setiap batu
> tertulis nama orang yang akan ditimpanya termasuk yang berada di negri lain,
> sehingga tidak ada seorang pun dari kaum Luth ini yang tersisa. Mujahid
> berkata bahwa Jibril memegang kaum Luth dan membawa mereka berikut ternak
> dan harta benda mereka. Lalu Jibril mengangkat mereka sehingga penduduk
> langit mendengar gonggongan anjing mereka. Kemudian Jibril menghempaskannya.
> Qatadah dan beberapa ulama lain mengemukakan, pada pagi itu Jibril
> mengembangkan sayapnya, dan dengan sayap itu Jibril mengumpulkan segala yang
> ada di negri kaum Luth termasuk bangunan-bangunan, ternak, batu, pepohonan,
> serta segala yang ada di atasnya. Jibril merengkuh semuanya itu ke dalam
> sayapnya, lalu memeras dan melipatnya. Selanjutnya Jibril membawanya ke
> langit, sehingga penduduk langit mendengar suara manusia dan anjing. Setelah
> itu Jibril menghempaskannya di bumi secara terbalik. Maka sebagian yang satu
> menghancurkan sebagian yang lain. Lalu mereka dilempari batu dari tanah yang
> sangat keras. Muhammad bin Ka'ab al-Qurdzi menjelaskan bahwa negri kaum Luth
> itu terdiri dari lima wilayah, yaitu Sadum sebagai wilayah yang terbesar,
> Shu'bah, Sha'ud, Ghamurah dan Dauha. Kesemuanya itu dibawa oleh Jibril
> dengan sayapnya. Kemudian ia membalikannya serta menewaskan dan
> membinasakannya. Bagaimana kejadian alam menurut logika ilmu pengetahuan
> (geologi) tentang azab tersebut ?
>
> Dari morfologi Jazirah Arab bagian utara, tampak ada suatu pelurusan dari
> selatan ke utara sepanjang lebih dari seribu kilometer, membentang dari
> Teluk Aqabah di ujung utara Laut Merah, terus ke Laut Mati, Danau Yordan dan
> terus berlanjut ke utara mendekati Pegunungan Taurus yang membujur di
> wilayah Turki dan Yunani. Hal ini mencerminkan adanya zona sesar besar
> berarah utara-selatan yang melintas di wilayah tersebut. Dari peta tektonik
> regional wilayah tersebut, menunjukkan bahwa sesar besar tersebut merupakan
> batas tranformasi Lempeng Arab dan Lempeng Eurasia, yang terjadi berkaitan
> dengan pergerakan Lempeng Arab ke timur dan membukanya dasar samudra dari
> Laut Merah, dari sebuah sistim "rift-drift" (pergerakan lempeng-lempeng yang
> saling menjauh) Lempeng Afrika Timurlaut, seperti yang sudah disinggung pada
> Pepeling 14 pekan lalu. Laut Mati dan Danau Yordan sendiri merupakan
> cekungan-cekungan "pull-apart", yang terbentuk sebagai akibat pergerakan
> sesar-sesar mendatar dari zona sesar besar tersebut yang lebarnya sekitar 15
> kilometer. (Kalau di Indonesia, contoh kejadian seperti ini adalah Danau
> Singkarak di Sumatra Barat). Tampaknya wilayah Gharzaghar, terutama Sadum
> dan Amurah (Sodom dan Gomora) yang paling banyak dihuni kaumnya Nabi Luth
> terletak di zona sesar besar tersebut. Penelitian geologi di sekitar Laut
> Mati dan daerah sebelah selatannya, menunjukkan bahwa wilayah Laut Mati dan
> Gharzaghar tersebut diapit oleh dua sesar mendatar utama, berjarak antara 5
> sampai 15 kilometer, yang di dalamnya dijumpai adanya diapir-diapir yang
> berpotensi menjadi "mud vulcano". Sedangkan desa Shau'ar (Shugar) sebagai
> tempat mengungsinya keluarga Nabi Luth dan pengikutnya pada waktu kaumnya
> diazab itu, terletak di sebelah timur di luar sesar mendatar utama. Dengan
> mengacu pada firman-firman Allah, terutama QS Al Hijr 73-74 : Maka mereka
> dibinasakan oleh suara keras bergemuruh menggelegar ketika matahari
>  menjelang terbit, maka Kami jadikan negri itu terbalik (amblas) ke bawah,
> dan Kami hujani mereka dengan tanah bebatuan yang keras panas, maka dapat
> dipastikan bahwa azab tersebut merupakan kejadian alamnya sesuai kondisi
> geologi wilayah tersebut. Kemungkinan besar azab Allah terhadap kaumnya Nabi
> Luth ini berupa tanah terban atau amblas ke bawah beberapa puluh meter, atau
> bahkan lebih dari seratus meter, disebabkan oleh aktivitas pergerakan kulit
> bumi melalui dua sesar mendatar utama dalam sistim terbentuknya cekungan
> "pull-apart". Sehingga wilayah Gharzaghar dengan kota Sodom dan beberapa
> desa lainnya yang dihuni oleh kaumnya Nabi Luth tersebut, semula berada di
> tempat yang lebih tinggi lalu  amblas ke bawah, dan diikuti dengan runtuhan
> tanah bebatuan dari gawir-gawir sesar yang menimpa  wilayah terban tersebut,
> disamping juga diikuti dengan letusan besar "mud vulcano" yang diperkirakan
> berpusat sekarang menjadi Bukit Sodom dan bukit yang menjadi Tanjung Elarian
> (kedua bukit ini berjarak sekitar 10 Km), terletak pada zona sesar mendatar
> utama sebelah barat, di ujung baratdaya atau selatan Laut Mati. Runtuhan
> tanah bebatuan dan luapan lumpur bercampur garam dalam keadaan panas itu
> kemudian menimbun dan menenggelamkan seluruh wilayah Gharzaghar, sehingga
> sejak kejadian itu tidak dijumpai lagi sisa peradaban dari kaumnya Nabi Luth
> tersebut. Suara keras bergemuruh menggelegar ditimbulkan oleh mekanisme
> tanah terban yang diikuti dengan runtuhan tanah bebatuan dari tebing atau
> gawir sesar dan letusan mud vulcano, dalam waktu yang hampir bersamaan.
>
> Dengan demikian, azab Allah yang ditimpakan terhadap kaumnya Nabi Luth
> akibat perbuatan mereka yang sudah melampoi batas itu, merupakan kejadian
> alam sesuai kondisi geologi di wilayah yang dihuni mereka, yang merupakan
> jalur sesar-sesar mendatar. Sehingga bagi para ahli geologi dan ahli
> kebumian lainnya, peristiwa itu bisa dijelaskan secara nalar, berdasarkan
> data yang ada di wilayah tersebut. Dengan demikian  Allah mengazab mereka
> melalui tatanan geologi yang sudah ada di bumi, cukup dengan mengaktifkan
> sesar-sesar mendatar dalam mekanisme pembentukan cekungan "pull-apart",
> kemudian menutupinya dengan tanah bebatuan sekitarnya dan luapan lumpur
> bercampur garam dari erupsi-erupsi mud vulcano. Hal ini dipertegas dengan
> ayat selanjutnya : Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
> ayat-ayat (tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikannya.
> Dan sesungguhnya negri itu terletak pada jalur yang ditempatkan/ ditetapkan.
> Sesungguhnya pada yang demikian itu merupakan ayat-ayat (tanda kekuasaan
> Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS Al Hijr 75-77). Begitu pula Allah
> dalam menyelamatkan keluarga Nabi Luth (kecuali istrinya). Kepergian mereka
> meninggalkan kaumnya berjalan ke arah timur menuju desa Shau'ar (Shugar),
> dengan tidak boleh menengok ke belakang, juga dapat dijelaskan secara
> logika. Peristiwa tanah terban (ambles) diikuti penimbunan oleh runtuhan
> batuan dan erupsi besar mud vulcano, merupakan bencana alam yang amat
> dahsyat bagi manusia. Berdasarkan firman Allah, peristiwa itu terjadi pada
> waktu subuh, di saat mana orang-orang kafir sedang tertidur pulas terbuai
> mimpinya, sehingga mereka ditumpas habis. Nabi Luth diperintahkan
> meninggalkan kaumnya itu pada ujung malam atau lewat tengah malam, sehingga
> setelah sekitar dua atau tiga jam berjalan dapat menempuh jarak lebih dari
> 15 kilometer ke tempat yang aman dari bencana. Diperintahkan tidak menengok
> ke belakang agar tetap konsentrasi untuk terus melanjutkan perjalanan, dan
> tetap tegar atau tidak berduka cita yang mendalam ketika melihat/mengetahui
> istri Nabi Luth atau ibu kedua putrinya itu diazab dengan bencana yang amat
> dahsyat tersebut, sehingga mengapa Nabi Luth berjalan paling belakang
> mengiringi kedua putrinya. Kita dapat membayangkan betapa dahsyatnya azab
> Allah terhadap kaumnya Nabi Luth ini, dengan melihat contoh dalam skala
> kecil di Sidoarjo Jawa Timur saat ini, yaitu sebuah peristiwa erupsi kecil
> mud vulcano. Bledug Porong hingga saat ini masih terus mengeluarkan lumpur
> panasnya sejak erupsi awalnya pada tahun lalu, dan luapan lumpur panasnya
> telah menenggelamkan beberapa desa. Apakah peristiwa alam mud vulcano di
> Sidoarjo itu ada kaitannya dengan ulah masyarakat di wilayah tersebut ?
> Besar kemungkinan ya, wallahu'alam. Karena tidak mungkin Allah menimpakan
> suatu musibah kepada manusia, jika tidak ada kesalahan (menyalahi aturan
> Allah) yang dilakukan manusia. Kalau musibah itu dianggap bukan sebagai
> azab, paling tidak kita menganggapnya sebagai teguran Allah terhadap mereka,
> terutama para pemimpin dan para pengusaha di wilayah tersebut maupun di
> negri ini.
>
>
> Jakarta, Jum'at pagi 29 Jumadil Awal 1428 H / 15 Juni 2007 M
> Wassalamu'alaikum wr.wb.
> Nana Djumhana
>



-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained

Kirim email ke