Persoalan energi yang diperlukan oleh masyarakat sedang disorot, mulai dari Listrik, gas hingga BBM. Saya tertarik untuk yang listrik terlebih dahulu.
Saat ini listrik sepertinya lebih sering dipikirkan sebagai komoditi. Perhitungan ekonomi menjadi lebih menarik ketika bisnis berbicara soal listrik yang tersedia, maupun listrik yang dibutuhkan. Sekdar berpikir supply-demand. Kondisi di Indonesia saat ini sudah jelas jumlah ketersediaan listrik tertinggal dibelakang kebutuhan. Sehingga listrik yang semestinya dapat dipikirkan sebagai infrastruktur pemicu ekonomipun pupus karena ketertinggalannya. Yang lebih terlihat saat ini adalah listrik dilihat sebagai sebuah komoditas. DIkaji keekonomiannya lebih njlimet ketimbang penyediaannya. Eletrifikasi di Indonesia ini mungkin masih sekitar 60-70% saja. Bahkan Indonesia timur dibawah 45% (Rasio Elektrifikasi Indonesia Timur Dibawah 50 Persen ). <http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/06/16/brk,20100616-255936,id.html>Itu baru eletrifikasinya atau ketersediannya. Namun yg lebih penting kalau ingin maju adalah berapa Kwh perkapita ? Kalau mengacu data tahun 2003 dari The Institute of Energy Economic of Japan menunjukkan, Amerika Serikat yang pendapatan (GDP) per kapita per tahunnya US$ 35.566, konsumsi energi listriknya 10.800 kWh (kilowatt jam) per kapita per tahun. Gabungan negara Uni Eropa yang GDP per kapitanya US$ 18.800 per tahun, konsumsi listriknya 5.725 kWh per kapita per tahun. Tiongkok dengan GDP per kapita US$ 1.067, konsumsi listriknya 1.140 kWh per kapita per tahun, sedangkan Malaysia yang GDP per kapitanya US$ 4.011 per tahun, konsumsi listriknya 2.959 kWh per kapita per tahun Indonesia masih hanya sekitar 500Kwh perkapita, itupun hanya 60-70% yang merasakan. Dengan demikian sudah pasti bahwa daerah yang sudah terelektrifikasipun masih perlu ditingkatkan kalau ingin Indonesia menjadi masyarakat yang maju. Kalau saja"CBM for electric" bisa dijadikan kebijakan nasional, saya yakin CBM akan menjadi energi bukan sekedar komoditi. Sukur-sukur bisa menjadi infrastruktur yg menunjang pembangunan. CBM tidak harus ditangani dirjen migas saja tetapi juga menjadi program kelistrikan. RDP