kalau di bayangan saya,
HSE kebumian bisa diajarkan tanpa menunggu bencana itu datang.
Targetnya adalah para guru itu dapat mengenali potensi bahaya yang ada di
daerah sekitarnya (awalnya tentu dengan bimbingan para pengajar di dalam
kursus dsb) , mengetahui bagaimana cara cepat penanggulannya dan kemudian
dapat mengajarkan dan memberikan kesadaran pada para muridnya.

Tentu ada beberapa HSE kebumian yang bisa diberikan saat pelatihan kebumian
mis :
membaca peta kontur daerah dimana dia tinggal, mengalokasi lereng yang
mungkin longsor, mengalokasi daerah bahaya di dekat dam, mengalokasi garis
pantai, bagaimana menentukan daerah bahaya dekat gunung api, mengajarkan
jalur banjir,  mengidentifikasi jalur evakuasi, menjaga kebersihan
lingkungan dsb.

Hal hal dasar analisa bencana lingkungan dan penanganannya tersebut dapat
dijadikan menjadi 1/2 bab dalam buku geografi + praktikum pembacaan kontur
dan praktikum analisa potensi bencana lingkungan dan penanganannya.

Mungkin teman teman dari UGM yang banyak berkecimpung dalam bencana alam
sudah punya beberapa guideline mengenai HSE kebumian yang bisa dijadikan
materi pengajaran / kursus untuk guru guru geografi tersebut.
2010/9/24 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>

> Sosialisasi pada masyarakat
> Masyarakat belajar dengan cara berbeda dng sekolahan. Mereka belajar
> dari yang dialami. Sesuai dengan keperluan khususnya utk "survival
> tool", sebagai ilmu untuk hidup. Paling mudah mengajarkan kebencanaan
> pada saat terjadi. Memberikan kesadaran lingkungan bila ada kasus
> pencemaran. Mengajarkan perubahan iklim saat ada bencana meteorologis.
> Termasuk mengajarkan tentang geologi pantai saat ada tanah ambles di
> priok :)
> Ini perlu gerak cepat dan sifatnya reaktif dan sporadis sesuai dengan
> terjadinya bencana.
> Cara mengajarkan seperti ini akan lebih "nyantel" di otak, dibanding
> mengajarkan di sekolah untuk menghadapi ujian semester.
>
> Untuk tujuan sosialisasi saya sendiri lebih senang membagi ilmu
> kebumian menjadi 3 tujuan
> - Ekstraksi (pemanfaatan bumi)
> - Environment (lingkungan dan konservasi)
> - Kebencanaan (mitigasi)
>
> Untuk pemanfaatan ilmu bumi memenuhi kebutuhan ekstraksi pengajarannya
> jelas disekolahan formal.
> Lingkungan serta kebencanaan akan efisien dilakukan sosialisasinya
> ketika terjadi atau ada kasus termasuk saat ada kasus pencemaran dll.
>
> Salam
>
> RDP
>
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> Ayo siapkan diri....!!!!!
> Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
>
> -----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
> information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>

Kirim email ke