Menjejak Gempa Sumatera dari Nicobar
"Seandainya dulu kita sudah menemukan teori ini, kita tentu sudah bisa
prepare.”

Siswanto
* *Hasil penelitian selama sepuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa pola
gempa Sumatera selalu dipengaruhi oleh gempa yang terjadi di wilayah
tetangga dari Utara, yaknidi kepulauan  Andaman, Nicobar, India.


“Karena tiap kali ada gempa di Andaman, terjadi juga di sekitar Sumatera,”
kata  Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bidang Sosial dan
Bencana, Andi Arief, kepada VIVAnews.com, Minggu, 17 Oktober 2010.

Prediksi Andi bahwa kejadian gempa Nicobar selalu merambat ke kawasan
Sumatera juga telah didasarkan pada studi ilmiah sepuluh tahun terakhir.

Ia memberi contoh kejadian terkini. Dini hari tadi, pukul 02.51 WIB, terjadi
gempa berkekuatan 5,8 SR t di Nicobar dengan kedalaman 83 kilometer.

Setelah peristiwa itu, tim riset terus menerus mengamati dampaknya.
Ternyata, pada pukul  13.20 WIB , Minggu, 17 Oktober 2010, rembetan gempa
dari Nicobar memang terjadi di dekat Nias dengan kekuatan 4,5 SR dengan
kedalaman 20 kilometer.

“Saya ingin mengatakan bahwa kalau seandainya dulu kita sudah menemukan
teori ini [gempa Nicobar merambat ke Sumatera], kita tentu sudah bisa *
prepare*,” katanya.

"Seperti sekarang, Sumatera sudah lebih prepare kalau terjadi gempa."

Sebelumnya,  Andi mengungkapkan dua daerah
<http://nasional.vivanews.com/news/read/180360-ada-potensi-gempa-besar-di-jakarta>Sumatera
yang berpotensi terkena gempa rambatan adalah di Bengkulu dan Mentawai.
Menurut dia, Mentawai diprediksi tak lama lagi berpotensi diguncang gempa
besar berkekuatan 8,1 SR. "Namun,  kita tidak bisa tahu itu kapan terjadi."

Saat ini,  yang diteliti baru dua patahan, Sumatera dan Lembang. “Jadi masih
banyak gempa-gempa tak bertuan,"

Sedangkan, pola gempa Indonesia Timur, masih menurut hasil penelitian yang
sama, dipengaruhi oleh gempa tetangga Indonesia mulai dari utara Alaska,
Rusia, Jepang, Taiwan, Philipina, Mariana. Dari timur yaitu Selandia Baru,
Fiji, Tonga, Vanuatu, Santa Cruz, dan Papua New Geunea.

Andi berharap dengan terbacanya pola gempa ini masyarakat Indonesia dapat
menjadi lebih waspada. Sehingga, ketika terjadi gempa, masyarakat sudah
mengetahui apa yang harus dilakukan.

Menanggapi pola gempa ini, Kepala Sub Bidang Informasi Gempa Bumi, Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono, menyatakan
masyarakat Sumatera tidak perlu panik.

“Seperti kita ketahui lempeng bumi ini kan labil alias tidak stabil. Terus
bergerak dari puluhan juta tahun yang lalu,” kata Triyono. “Pergerakannya
sekitar 7 sentimeter per tahun.”

Triyono mengingatkan bahwa Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa. Itu
sebabnya masyarakat harus hidup bijaksana. Misalnya, mendirikan bangunan
yang tahan dari goyangan.

Selain itu, lanjut Triyono, warga mesti memiliki pengetahuan mengenai
bagaimana melakukan evakuasi, sebelum, saat, dan sesudah terjadi gempa
maupun bencana alam lainnya.

http://fokus.vivanews.com/news/read/183368-membaca-gempa-sumatera

Reply via email to