Bagus artikelnya.

Cuma bisa ikut prihatin, mudahan Sang Pencipta masih berkenan
memperbaiki kehidupan mereka.

Salam,
Natan

2011/1/8 bosman batubara <bosman200...@yahoo.com>:
> Sampai ketemu di Jogjakarta bulan Mei nanti,
> ________________________________
>
>
> TEMPO Interaktif, Jakarta - Patung  Garuda bertengger di ujung atap rumah di
> Desa Siring Barat, Porong,  Sidoarjo, Jawa Timur. Wujudnya kusam dan tak 
> terawat
> karena rumah itu  tak lagi berpenghuni akibat rusak terkena luapan lumpur
> Lapindo. Bahkan  kedua kaki yang mencengkeram pita bertulisan “Bhinneka 
> Tunggal
> Ika” itu  hanya tinggal rangka besi. Lehernya secara tak sengaja berkalung 
> kabel
> listrik, terlihat seperti tercekik.
>
> Patung  itu tertangkap kamera Budi, seorang pemuda penduduk Desa Siring Barat.
> Ia bersama sepuluh anak muda lainnya berusaha memotret apa yang terjadi  di
> lingkungan mereka, beberapa desa di seputar bencana lumpur Lapindo,  Porong.
>
> Karya foto mereka ditampilkan dalam sebuah pameran dengan judul Memori Bawah
> Tanah: Mengingat dan Memotret Hak-hak Dasar Korban Lumpur Lapindo.  Pameran
> berlangsung sepanjang 5-7 Januari kemarin di Galeri Cipta 3,  Taman Ismail
> Marzuki, Jakarta. Selanjutnya, pameran akan berlangsung di  Lembaga Indonesia
> Prancis, Yogyakarta, 23-27 Mei mendatang.
>
> Bagi  para pemuda itu, foto tak hanya memperlihatkan sesuatu, tapi juga
> menyampaikan banyak kata. "Porong dibidik dari kacamata korban untuk
> diperlihatkan kepada publik agar mereka tidak lupa terhadap bencana  lumpur
> Lapindo ini," ujar Heru Prasetia, Koordinator Lafadl Initiatives,  lembaga 
> yang
> memprakarsai pameran foto komunitas korban lumpur Lapindo,  Porong, itu.
>
> Pameran itu bermula dari sebuah workshop sepanjang enam pekan. Sepuluh anak 
> muda
> dari empat desa--Siring,  Ketapang, Jatirejo, dan Renokenongo--diberi materi
> teknik fotografi  dasar. Mereka juga dilatih untuk memahami soal hak asasi
> manusia sebagai  hak dasar.
>
> Sepuluh peserta itu dibekali kamera digital pocket untuk memotret fenomena apa
> pun di sekitar kehidupan mereka. Hasilnya,  mereka mengabadikan kegiatan
> sehari-hari korban yang tetap menggeliat  menata hidupnya, meski rumah,
> pekerjaan, dan pendidikannya terenggut  karena bencana lumpur itu.
>
> Seperti  foto seri yang dipotret oleh Intan, 17 tahun, warga Desa Ketapang,
> Sidoarjo. Dalam seri foto itu, Intan berkisah tentang keluarga Mbah  Tamun 
> yang
> tinggal di Desa Ketapang. Bagaimana Mbah Tamun, yang hanya  bekerja sebagai
> petani dengan keadaan serba kekurangan, harus menghidupi  sanak keluarga.
>
> Mbah  Tamun harus menghidupi adiknya yang terkena gangguan jiwa. Di situ
> tinggal pula ibunya, Nyai Repi, yang telah renta, dan bibinya, Mbah Pik.  
> Mereka
> kehilangan pekerjaan karena lumpur telah menenggelamkan area  sawahnya.
>
> Lain  halnya dengan Nizar, pemuda Desa Renokenongo. Ia justru menangkap obyek
> tembok kotor di Desa Mindi. Tembok ini penuh coretan sebagai ungkapan  protes
> mereka terhadap PT Lapindo Brantas. "Bakrie gendeng",  "Baris-berbaris melawan
> Bakrie", "Pusing karena Lapindo", dan "Bakrie  penipu" banyak memenuhi tembok
> itu.
>
> Foto-foto  lainnya merekam aktivitas sehari-hari para korban lumpur Lapindo.
> Kaminah, misalnya, memotret pekerjaan warga korban setelah lumpur  Lapindo
> merenggut pekerjaan dan rezeki mereka. Penjaga portal, penjaja  minuman dan
> makanan di seputar obyek lumpur, hingga seorang wanita yang  menjadi tukang 
> ojek
> semenjak suaminya meninggal.
>
> Sepuluh  anak muda ini terlibat untuk merefleksikan hidup dan lingkungan 
> sekitar
> mereka. Mereka tak hanya ingin berbagi cerita, tapi mengingatkan publik  bahwa
> bencana lumpur Lapindo ini belum usai. Pada titik tertentu,  mereka seolah 
> ingin
> membicarakan kemungkinan baru untuk mencapai  kualitas hidup yang lebih layak.
> Seperti patung Garuda yang tetap  bertengger gagah di ujung atap rumah tak 
> lagi
> berpenghuni itu.
> ________________________________
> sumber:
> http://www.tempointeraktif.com/hg/fotografi/2011/01/08/brk,20110108-304698,id.html
>
>
>
>
> tabik
> bosman batubara
>
> weblog: http://usirsorikmasmining.wordpress.com/

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke