Pak Kartiko,

Skala magnitude gempa itu skala LOGARITMIK.  Jadi M w 8.8 kurang lebih 10 -
15 kali lebih besar energinya dibanding Mw8.3.  Jadi bukan 10%
ketidakpastiannya tapi jauh lebih besar.

Sebagai info lanjutan, salah satu alasan kenapa kami (Tim 9) menetapkan
bahwa maximum magnitude gempa di Selatan Jawa adalah Mw 8.0 (untuk input
data Peta Zonasi Bahaya gempa 2010 tersebut) adalah karena dengan segitupun
potensi bahaya getaran (PGA)/akselerasi gempa di Jakarta sudah 0.3 gal,
sebelumnya (SNI 2002) hanya 0.15 gal, dan ini sudah menuai banyak protes
dari kalangan praktisi (karena langsung menyangkut syarat kode bangunan  =
BIAYA).  Oleh karena itu, sukar bagi kita untuk menetapkan M9 (meskipun
mungkin) tanpa dasar ilmiah yang cukup karena data-nya masih sangat kurang.
Yang Tim 9 sepakati bahwa peta zona bahaya gempa Indonesia ini harus
direvisi terus secara berkala (~3-5 tahunan).  Untuk merevisi tentu kita
butuh data baru, dan data baru butuh penelitian, seperti yang dikemukakan
rekan Andang Bachtiar.

 

Salam,

DHN

 

From: kartiko samodro [mailto:kartiko.samo...@gmail.com] 
Sent: Monday, March 21, 2011 9:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa Jepang (Tohoku Chihou Taiheiyou Oki Jishin)

 

Pak Irwan  dan Pak Dhany 

 

Saya tertarik dengan implikasi dari perbedaan 8 Mw , 8.3 Mw  dan 8.8 Mw di
kasus Jepang  (ketidakpastian ~10%), dan peta bahaya 7.7Mw  yang menjadi 8Mw
(ketidakpastian <10%) di selatan Jawa. Email pak ismail juga menyebut
perkiraan tsunami 6.5 sementara yang terjadi 7 m, yang berarti <10 %.

 

Kalau saya menggunakan asumsi ketidakpastian di ilmu kebumian  sekitar
10-15% 

maka untuk kasus selatan jawa dengan base case 7.7 Mw maka range max bisa
sampai 8.47 Mw kalau 10% dan 8.85 Mw kalau 15 %.

 

Apa implikasi terbesar dalam pengambilan keputusan dan perencanaan bila kita
menggunakan safety margin 10-15% dari base case bahaya kita ? kalau ternyata
implikasi secara ekonomi dan perencanaan tidak terlalu besar , kita bisa
saja menerapkan 10% - 15% safety margin tersebut dalam perencanaan wilayah
atau pembangkit nuklir di Indonesia. 

 

2011/3/21 Irwan Meilano <irwan.meil...@gmail.com>

Rekan2 milis ysh,

Pak Danny nuhun untuk infonya.

Tepat sekali bahwa fakta dari pengamatan GPS terbaru menunjukan
dari mulai pantai sanriku di utara bergerak ke Miyagi, Ibaraki dan
Fukushima di selatan terbukti terkunci (coupling).

Tetapi dalam peta hazard jepang terbaru (versi 1 jan 2011) menyebutkan
maksimum
magnitunya hanya Mw8. Mungkin dengan asumsi bahwa area locking tersebut
tersegmentasi menjadi segmen kecil yg bermagnitud Mw7,4-8,0
dan tidak terbayang akan pecah bersamaan.

Kemudian dalam paper Minoura (2001) seperti yang dikutip pak Danny,
memang bukti tsunami Jogan 869 dijelaskan dengan detail. Dan diperkaya
oleh Satake pada pertemuan AGU (American Geophysical Union) 2007.
Yang menarik adalah ke 2 paper tsb "hanya" menyebutkan bahwa
maksimum magnitud nya adalah Mw8,3.  Dan M8,3 ini pun tidak
diakomodir dalam peta hazard gempa terbaru jepang.

Setuju dgn Pak Danny kejadian ini membawa implikasi serius untuk
Indonesia terutama P. Jawa. Kita pun dalam peta gempa terbaru mengasumsikan
jawa tersegmentasi. Dengan kenyataaan kita tidak punya cukup data GPS
untuk melihat bukti locking di Jawa :-(

nuhun,
irwan meilano



2011/3/21 Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>:

> Rekan-rekan Iagi-Netter Ysh,
>
> Meneruskan diskusi dari Bung Irwan, Pak Awang, dan rekan-rekan lain, ada
> beberapa fakta dan pemikiran kunci dari kejadian gempa-tsunami di Jepang
> tersebut, sbb:
> FAKTA:
> 1. Para ahli Jepang sudah salah memperkirakan ("underestimate") potensi
> gempa-tsunami di zona subduksi segmen Miyagi ini.  Prediksi gempa yang
> diberlakukan (dalam peraturan) adalah tidak melebihi skala magnitude 8.
> Alasannya: di bagian ini pergerakan penunjaman lempeng sebagian besar
> diakomodasi secaca "aseismic" (tidak terkunci - "uncoupled") dan juga
> dimensi luasnya tidak besar (karena ada segmentasi fisik).  Alasan kenapa
> segmen Miyagi ini "uncoupled" adalah karena subducted slabnya sangat tua
> (~140 MY), sehingga dingin dan berat dan tidak mampu menekan kep. Jepang.
> Catatan: namun menurut data GPS terbaru dalam bberapa tahun terakhir
segmen
> ini menjadi terkunci ("coupled").
> 2. Kontradiksi dengan anggapan (resmi) di atas Minoura et al (2001) sudah
> memperingatkan bahwa segmen ini sangat berbahaya karena menurut peneltan
> paleosesmologi-paleotsunami pernah terjadi gempa dahsyat yang
membangkitkan
> tsunami setinggi 8m di pantai pada tahun 869 AD, disebut sebagai Jogan
> tsunami. Besar magnitude perkiraannya M8.3 - tentu ini sangat kasar karena
> data geodesi dan seismiknya tidak ada (hanya berdasarkan rekonstruksi
> endapan tsunami).  Yang juga sangat menarik Minoura memperkirakan bahwa
> recurrence interval dari "supercycle" gempa besar ini adalah ~1000 tahun!
>
> PEMIKIRAN:
> 1. Anggapan subduksi lempeng tua dll - sifat aseismic zona subduksi perlu
> ditinjau ulang.  Kasus Gempa Aceh 2004 juga sama.  Sebelumnya para ahli
> men-cap segmen Aceh-Andaman ini tidak mampu mengeluarkan gempa >M8.
> Demikian juga dengan gempa Bengkulu 2007.  Saya dkk-pun tidak menyangka
bisa
> ada gempa >M8 di sini karena dari jaringan GPS wilayah ini sebagian besar
> interface-nya "uncoupled/unlocked".  Kelihatannya potensi maximum suatu
> sumber gempa hanya masalah "time window" saja.
> 2. Hasil studi Minoura bahwa perioda ulang gempa M>8 di Miyagi ini ~1000
> tahunan sangat menarik.  Ingat bahwa relative plate motion di situ sekitar
8
> cm/tahun sehingga untuk mengumpulkan regangan/strain sebesar 15m 9setara
> M8.9) hanya diperlukan waktu sekitar: 15m/8cm ~ 200 tahunan saja.  Artinya
> "coefficient of coupling" (prosentase kuncian) dari subduction
interface-nya
> paling banter hanya sekitar 20% saja (i.e. 80% aseismic atau steady
> slip/creeping).  Jadi zona subduksi yang dominan aseismic tidak berarti
> tidak mampu memproduksi gempa raksasa -- hanya masalah waktu saja!
>
> Hubungan dengan INDONESIA:
> 1. Sebagian besar para ahli menganggap bahwa zona subduksi di wilayah
Selat
> Sunda dan Selatan Jawa adalah ASEISMIC.  Alasan untuk Selat Sunda karena
> wilayah ini didominasi oleh extensional tectonics (seperti halnya juga
> segmen Aceh-Andaman!).  Subduksi Selatan Jawa diangap aseismic dan tidak
> mampu menghasilkan gempa di atas 8 karena Australian plate yang
> disubduksikannya sangat tua (di atas 150MY) seperti halnya yang di Miyagi
> (termasuk menurut Prof. Hiroo Kanamori - bekas guru saya di Caltech - tapi
> kayanya dia sekarang sudah berpikir ulang).  Nah anggapan ini tentu HARUS
> DIKAJI ULANG, terutama karena segmen zona subduksi ini yang paling dekat
> dengan JAKARTA (dan rencana PLTN di BaBel).
> 2. Perihal maximum magnitude dari zona subduksi di Selatan Jawa menjadi
> salah satu perdebatan seru diantara rekan-rekan Tim-9 ketika dalam proses
> pembuatan Peta Zonasi Bahaya Gempa (PSHA) yang sudah dipublikasikan Juni
> 2010 lalu.  Dari historis dan data seismik (sejak 100 tahun terakhir)
besar
> gempa maksimum hanya M7.7 (e.g. Gempa-tsunami Jawa Timur 1994 dan
> gempa-tsunami Pangandaran 2006).  Data paleotsunami/paleoseismologi
seperti
> Minoura 2001 kita tidak punya dan data GPS-pun tidak juga, maka akhirnya
> kami memutuskan untuk sementara ini memberikan Maximum Gempa M8.0 untuk
> selatan Jawa (ini yang diberlakukan di Peta Zonasi Gempa Indonesia yang
> terbaru/tahun 2010).
>
> Semoga dapat berguna untuk menjadi bahan pemikiran dan menindaklanjutinya.
>
> Wassalam,
> Danny Hilman N
>
> -----Original Message-----
> From: Irwan Meilano [mailto:irwan.meil...@gmail.com]
> Sent: Saturday, March 12, 2011 9:11 AM
> To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; IAGI
> Subject: [iagi-net-l] Gempa Jepang (Tohoku Chihou Taiheiyou Oki Jishin)
>
> Nama resmi dari gempa ini menurut pemerintah jepang yaitu Tohoku Chihou
> Taiheiyou Oki Jishin,  dengan besarnya magnitud M8,8 (skala JMA jepang).
>  Gempa ini terjadi pada bidang kontak antara  lempeng pasifik dengan
> lempeng pada
> daratan Jepang dari mulai Miyagi di utara sampai Ibaraki di selatan.
>
> Bidang robekan gempa ini meliputi area yang  dimulai dari Miyagi,
Fukushima
>  sampai Ibaraki,  dengan panjang bidang gempa mencapai 400km dan besarnya
>  slip maksimum mencapai 15m, dan menghasilkan tsunami lebih dari 10m
> di pantai timur Jepang.
>
> Daerah ini menjadi langganan gempa besar, yang disebut dengan gempa
Miyagi.
> Gempa besar terakhir yaitu pada 12 Juni 1978, M7,4 dengan jumlah
> korban 28 orang.
> Gempa M8,8 lalu bukanlah gempa miyagi, karena besar magnitudnya jauh
> lebih besar.
> Gempa terbesar yang pernah terjadi di wilayah ini yaitu pada tahun 869
> dengan magnitud 8,3.
> Sehingga memang tidak pernah terbayangkan sebelumnya bisa terjadi gempa
> dengan
> magnitud 8,8 di wilayah ini.
>
> Peta potensi gempa yang dipublikasi terakhir oleh Jepang menyebutkan
> terdapat
> kemungkinan 99% gempa dengan magnitud 7,5 terjadi di wilayah Japan trench
> di sekitar Miyagi. Sehingga kemungkinan kejadian gempa kemarin telah
> diprakirakan
> sebelumnya dalam peta hazard gempa Jepang tetapi besarnya magnitud tidak
> terantispasi sebelumnya.  Gempa ini merupakan gempa terkuat di Jepang
sejak
> mereka melakukan pengamatan gempa yang sistematis seratus tahun lalu.
> Sehingga besarnya dampak kerusakan akibat getaran gempa dan tsunami
>  tidak terantisipasi sebelumnya.
>
> Pengamatan gempabumi di Jepang merupakan yang terbaik di dunia saat ini.
> Jepang memiliki jaringan seismik  di daratan dan lautan (Ocean Bottom
> Seismometer)
> paling rapat di dunia. Jaringan GPS yang memantau deformasi hampir
> setiap 10 km serta sistem pendidikan, penelitian serta upaya penyadaran
> masyarakat yang sangat baik.
>
> Jepang juga  telah mengembangkan EEW (earthquake
> early warning system) yang terbukti sangat bermanfaat dalam menyelamatkan
> nyawa dan fasilitas penting saat terjadi gempa Niigata 2007.
>
> Tetapi bencana gempa memang sulit untuk diprediksi dengan detail,
> upaya luar biasa yang telah dilakukan jepang terjadi masih tidak cukup
untuk
> menghindari mereka dari bencana yang telah terjadi pada hari jumat 11
> maret 2011 lalu.
>
> Nihon no minna  ganbare, be strong Japan !
> My heart goes out to all of you.
>
> - irwan meilano -
>
> --
> Irwan Meilano, Dr.sc
> Lecturer
> Geodesy Research Group
> Faculty of Earth Science and Technology
> Institut Teknologi Bandung (ITB)
> Ganesa 10, Bandung 40132,Indonesia
> irw...@gd.itb.ac.id
> irwan.meil...@gmail.com
>
>
----------------------------------------------------------------------------
> ----
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>
----------------------------------------------------------------------------
> ----
> Ayo siapkan diri....!!!!!
> Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
> September 2011
>
----------------------------------------------------------------------------
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
<http://iagi.or.id/> 
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
<http://iagi.or.id/> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/> 
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from
loss
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of
any
> information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
----------------------------------------------------------------------------
----
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>
----------------------------------------------------------------------------
----
> Ayo siapkan diri....!!!!!
> Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
> September 2011
>
----------------------------------------------------------------------------
-
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
<http://iagi.or.id/> 
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
<http://iagi.or.id/> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/> 
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of any information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>



--
Irwan Meilano, Dr.sc
Lecturer
Geodesy Research Group
Faculty of Earth Science and Technology
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Ganesa 10, Bandung 40132,Indonesia
irw...@gd.itb.ac.id
irwan.meil...@gmail.com

----------------------------------------------------------------------------
----
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
----------------------------------------------------------------------------
----
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
----------------------------------------------------------------------------
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
<http://iagi.or.id/> 
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
<http://iagi.or.id/> 
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/> 
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
<http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/IAGI-net> 
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

 

Kirim email ke