Whadduh judulnya nggegirisi !!
Btw, memang selama ini sulit mencari Menteri Energi, yg diperoleh menteri
komoditi :(
http://rovicky.wordpress.com/2006/04/11/ini-energi-bukan-sekedar-komoditi-2/

RDP
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

*JAKARTA, KOMPAS.com* — Ketahanan energi Indonesia memasuki zona rawan
karena kegagalan menerapkan kedaulatan atas sumber daya minyak dan gas bumi
serta pertambangan. Migas dan tambang yang seharusnya menjadi sumber daya
strategis diperlakukan sebatas komoditas dengan nilai manfaat minimal bagi
kesejahteraan rakyat.

Direktur Eksekutif Masyarakat Batubara Indonesia Singgih Widagdo di Jakarta,
Selasa (24/5/2011), mengemukakan, negara melakukan kesalahan besar ketika
mengubah bentuk pengelolaan sumber daya strategis menjadi berdasarkan jenis
usaha. Konsekuensinya, sumber daya mineral, batubara, dan migas diperlakukan
sebatas komoditas. ”Ini termasuk hilangnya peran negara untuk mengontrol
penggunaan sumber daya itu. Dulu kontrak tambang itu harus disetujui
presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat,” kata Singgih.

Eksploitasi sumber daya mineral strategis sebagai komoditas semakin tidak
terkendali dengan penerapan otonomi daerah. Pemerintah mencatat ada 8.000
izin kuasa pertambangan yang dikeluarkan pemerintah daerah. Kondisi itu
semakin membuka peluang asing untuk menguasai langsung sumber daya batubara
dan mineral.

Perusahaan tambang asing, terutama China dan India, masuk menguasai tambang
kecil dengan membiayai perusahaan-perusahaan tambang lokal yang kesulitan
pendanaan. ”Tanpa disadari, kita sudah menjadi hulu sumber daya untuk China
dan India. Dua negara ini sangat agresif mencari sumber daya batubara
sebagai pengganti minyak di luar negeri, sementara cadangan migas dan
tambangnya sengaja mereka simpan,” kata Singgih.

Mengacu data British Petroleum Statistical Review, Indonesia yang hanya
memiliki cadangan batubara terbukti 4,3 miliar ton atau 0,5 persen dari
total cadangan batubara dunia menjadi pemasok utama batubara untuk China
yang memiliki cadangan batubara terbukti 114,5 miliar ton atau setara 13,9
persen dari total cadangan batubara dunia.

Dengan rata-rata produksi 340 juta ton per tahun, sekitar 240 juta ton
diekspor, cadangan terbukti batubara Indonesia akan habis dalam 20 tahun.
Jika ini dibiarkan, Indonesia terancam menjadi importir minyak sekaligus
batubara.

Di sektor migas, penguasaan cadangan migas oleh perusahaan asing masih
dominan. Dari total 225 blok migas yang dikelola kontraktor kontrak kerja
sama non-Pertamina, 120 blok dioperasikan perusahaan asing, hanya 28 blok
yang dioperasikan perusahaan nasional, serta sekitar 77 blok dioperasikan
perusahaan gabungan asing dan lokal.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM menetapkan
target porsi operator oleh perusahaan nasional mencapai 50 persen pada 2025.
Saat ini porsi nasional hanya 25 persen, sementara 75 persen dikuasai asing.


Dominasi asing pada sektor migas dan pertambangan itu, dengan penguasaan
wilayah kerja yang meluas dan tersebar dari wilayah Sabang di barat sampai
Papua di timur Nusantara, membuat kedaulatan negara dan bangsa rawan.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sabtu, menilai, kondisi seperti itu
berbahaya. ”Kalau terjadi sedikit saja gejolak keamanan di dalam negeri,
mereka bisa kirim segera kapal induk (kapal perang) ke wilayah kita atas
nama pengamanan aset dan warga negaranya. Kalau itu terjadi, habislah
kedaulatan bangsa ini,” ujarnya.
-- 
*"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"*

Kirim email ke