Mestinya kita simpan SDA kita dulu terutama yang berhubungan dengan energy dan 
mulai mengimport gas dari Qatar, iran dan Australia.

Syaratnya, bangun LNG receiving terminal di ujung barat dan timur Jawa.pakai 
gasnya untuk mensupply segala industry dan PLTG sepanjang Jawa-Bali-Sumatra.  
Masa kita yang katanya punya pertumbuhan ekonomi sekelas negara2 BRIC sampai 
sekarang gak punya LNG receiving terminal. 

Yang diekspor SDM nya saja, suruh nyari dan nyedot gas di Qatar dan 
Australia...he he he...

On Wed, 25 May 2011 09:52 ICT Rovicky Dwi Putrohari wrote:

>Whadduh judulnya nggegirisi !!
>Btw, memang selama ini sulit mencari Menteri Energi, yg diperoleh menteri
>komoditi :(
>http://rovicky.wordpress.com/2006/04/11/ini-energi-bukan-sekedar-komoditi-2/
>
>RDP
>----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>
>*JAKARTA, KOMPAS.com* — Ketahanan energi Indonesia memasuki zona rawan
>karena kegagalan menerapkan kedaulatan atas sumber daya minyak dan gas bumi
>serta pertambangan. Migas dan tambang yang seharusnya menjadi sumber daya
>strategis diperlakukan sebatas komoditas dengan nilai manfaat minimal bagi
>kesejahteraan rakyat.
>
>Direktur Eksekutif Masyarakat Batubara Indonesia Singgih Widagdo di Jakarta,
>Selasa (24/5/2011), mengemukakan, negara melakukan kesalahan besar ketika
>mengubah bentuk pengelolaan sumber daya strategis menjadi berdasarkan jenis
>usaha. Konsekuensinya, sumber daya mineral, batubara, dan migas diperlakukan
>sebatas komoditas. ”Ini termasuk hilangnya peran negara untuk mengontrol
>penggunaan sumber daya itu. Dulu kontrak tambang itu harus disetujui
>presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat,” kata Singgih.
>
>Eksploitasi sumber daya mineral strategis sebagai komoditas semakin tidak
>terkendali dengan penerapan otonomi daerah. Pemerintah mencatat ada 8.000
>izin kuasa pertambangan yang dikeluarkan pemerintah daerah. Kondisi itu
>semakin membuka peluang asing untuk menguasai langsung sumber daya batubara
>dan mineral.
>
>Perusahaan tambang asing, terutama China dan India, masuk menguasai tambang
>kecil dengan membiayai perusahaan-perusahaan tambang lokal yang kesulitan
>pendanaan. ”Tanpa disadari, kita sudah menjadi hulu sumber daya untuk China
>dan India. Dua negara ini sangat agresif mencari sumber daya batubara
>sebagai pengganti minyak di luar negeri, sementara cadangan migas dan
>tambangnya sengaja mereka simpan,” kata Singgih.
>
>Mengacu data British Petroleum Statistical Review, Indonesia yang hanya
>memiliki cadangan batubara terbukti 4,3 miliar ton atau 0,5 persen dari
>total cadangan batubara dunia menjadi pemasok utama batubara untuk China
>yang memiliki cadangan batubara terbukti 114,5 miliar ton atau setara 13,9
>persen dari total cadangan batubara dunia.
>
>Dengan rata-rata produksi 340 juta ton per tahun, sekitar 240 juta ton
>diekspor, cadangan terbukti batubara Indonesia akan habis dalam 20 tahun.
>Jika ini dibiarkan, Indonesia terancam menjadi importir minyak sekaligus
>batubara.
>
>Di sektor migas, penguasaan cadangan migas oleh perusahaan asing masih
>dominan. Dari total 225 blok migas yang dikelola kontraktor kontrak kerja
>sama non-Pertamina, 120 blok dioperasikan perusahaan asing, hanya 28 blok
>yang dioperasikan perusahaan nasional, serta sekitar 77 blok dioperasikan
>perusahaan gabungan asing dan lokal.
>
>Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM menetapkan
>target porsi operator oleh perusahaan nasional mencapai 50 persen pada 2025.
>Saat ini porsi nasional hanya 25 persen, sementara 75 persen dikuasai asing.
>
>
>Dominasi asing pada sektor migas dan pertambangan itu, dengan penguasaan
>wilayah kerja yang meluas dan tersebar dari wilayah Sabang di barat sampai
>Papua di timur Nusantara, membuat kedaulatan negara dan bangsa rawan.
>
>Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sabtu, menilai, kondisi seperti itu
>berbahaya. ”Kalau terjadi sedikit saja gejolak keamanan di dalam negeri,
>mereka bisa kirim segera kapal induk (kapal perang) ke wilayah kita atas
>nama pengamanan aset dan warga negaranya. Kalau itu terjadi, habislah
>kedaulatan bangsa ini,” ujarnya.
>-- 
>*"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"*


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to