Meski sudah lama sekali tidak kelapangan lagi...namun masih terngiang2 dengan pengalaman menarik ttg penentukan casing point, Baong Overpressured shale ketemu Porous Peutu limestone (gas reservoir), Telisa overpressured shale ketemu Pre-tersier fractured basement(granite, Lst gas reservoirs), dimana antara shale & batuan reservoir punya pressure regime yang berbeda, presure gradient nya jauh berbeda. Keduanya tidak bisa di bor secara bersamaan. Kalau Mas Sugeng ngebor Tuban Carbonates (gas reservoir), dimana casing dipasang 200' diatas top carbonate itu jelas salah casing design. Karena pemboran selanjutnya akan berhadapan dengan 2 fase tekanan yang berbeda. Sebelum ngebor bisa dicoba buat plot : sumbu Y depth-tvdss VS X(EMW=Equivalent Mud Weight) yang dihitung/dikonversi dari pressure di tiap titik (tvdss). Maka akan terjadi gambar dari top ke bottom, katakanlah dari 9 ppg(EMW) di surface casing sampai dengan misalnya 15 ppg(EMW) pas top Carbonate, akan terjadi titik balik dari top carbonate sampe Gas Water Contact yang hanya kira2 9 ppg(EMW) tergantung salinitas air formasi yang bakal ditembus. Untuk menembus carbonate (gas reservoirs), tidak bisa dengan patokan masuk 10 ft, masing2 lapangan akan punya karakter sendiri yang tergantung sejarah geologinya ketika batuan penutup/shale tsb menunmpang diatas carbonates tsb & diagenesanya. Ada top Limestome yang diawali dengan tight lismestone, Ada yang begitu nembus carbonate langsung berhadapan dengan porous Limestone, tidak perlu menunggu 10 ft....masuk kurang 1 ft pun bisa terjadi mud loss yg sangat signifikan (karena ngebor zona gas tak perlu lagi dg lumpur 15 ppg)...dimana pada kejadian seperti ini kita tak kan pernah punya bukti cuttings untuk mengklarifikasi batuan apa yang telah ditembus tersebut meski kita lakukan calcimetry, cuttings yang mau dicalcimetry tak ada/tak muncul ke permukaan. Itulah kenapa prediksi pressure sebelum ngebor perlu dilakukan & dicermati untuk mengetahui efek abnormal pressure pada sifat2 batuan lewat "electrical conductivity, sonic travel time dan bulk density" & dari data2 sumur sekitarnya. Salam. Agus S
From: Sugeng Hartono <sugeng.hart...@petrochina.co.id> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, June 14, 2011 9:17 AM Subject: Re: [iagi-net-l] LUSI : Pengaruh fault terhadap penyebaran erupsi ? Mas Bambang, Apa kabar? Semoga tetap sehat walafiat dan sibuk seperti saya dan teman-2 di sini. Saya hanya ingin menambahkan data open hole sumur dan pengecualiannya. Pengalaman saya selama di Salawati, open hole lubang 12-1/4" cukup panjang, bisa 5000 ft atau lebih, ini meng-cover formasi Klasaman/Klasafet sampai tembus formasi Kais (limestone) kira-2 hanya 10 ft masuk ke dalam Kais, lalu dipasang casing; kemudian pemboran diteruskan dengan bit yang lebih kecil. Ketika ditugaskan ke pemboran sumur Mudi di Block Tuban (pengecualiannya), saya "agak terkejut" karena casing 9-5/8" dipasang di kedalaman tertentu kira-kira 200 ft di atas Tuban Carbonates (main objective). Sebagai wsg, saya dan kawan-2 mudloggers (Exlog) merasa "easy money" karena tidak perlu kerja keras atau bergadang semalaman untuk menanti tembusnya Carbonates. Ternyata keadaan ini tidak selalu mulus. Pada sumur tertentu, ketika melakukan pemboran lubang 8-1/2" dari casing shoe 9-5/8" sampai top Carbonates (hanya 200 ft saja) terjadi problem serius. Shale/Claystone sangat reaktif, selalu runtuh, dan menyebabkan stuck drillpipe. Akhirnya interval yang hanya 200 ft "terpaksa" dipasang casing 7" dengan casing shoe persis pada top karbonat. Pemboran selanjutnya diteruskan dengan drilling bit diameter 6-1/4" sampai kedalaman akhir. Sejak kejadian itu, casing 9-5/8" selalu dipasang max. 10 ft di dalam karbonat. Nah, sejak itu pula wsg dan mudloggers perlu kerja keras, ekstra hati-2 dan begadang karena tidak jarang Tuban Carbonates ini muncul (tertembus bit) setelah lewat tengah malam atau menjelang subuh saat kantuk sudah tak tertahankan. Salam hangat, Sugeng ----- Original Message ----- >From: Bambang P. Istadi >To: iagi-net@iagi.or.id >Sent: Thursday, June 09, 2011 1:48 PM >Subject: RE: [iagi-net-l] LUSI : Pengaruh fault terhadap penyebaran erupsi ? > > >Pak Yogi,.. > >Saya mau jawab penasaran bapak,.. "-masih agak penasaran ada openhole vertikal >2800m-" > >Saya koreksi Banjarpanji 1,742m bukan 2,800m. Dibawah beberapa contoh sumur >dengan openhole panjang > >Jeruk-1 Santos Selat Madura 5,951 ft >Jeruk-2 Santos Selat Madura 6,782 ft >YY-1 Premier Natuna 6,300 ft >Sumur2 Dalam Total Kalimantan > 6,000 ft >Sumur2 Arun Mobil Aceh > 7,500 ft >Banjar Panji-1 Lapindo Jawa Timur 5,717 ft > >Dari 4 cluster di Arun, lihat deh sumur2 vertikalnya, berapa panjang openhole >tanpa casing?? Yang diperhitungkan kick tolerance bukan berapa panjang >openhole. Kalau di GOM dan North Sea openhole panjang banyak. Beberapa contoh >di North Sea: > >West Lulu-4 Maersk Oil North Sea 7,562 ft >West Lulu-3 Maersk Oil North Sea 7,526 ft >West Lulu-2 Maersk Oil North Sea 7,778 ft' >West Lulu-1 Maersk Oil North Sea 7,392 ft >W-1X Chevron North Sea 7,693 ft >V-1X Chevron North Sea 6,913 ft >RAVN-2 Amoco North Sea 7,894 ft >RAVN-1 Amoco North Sea 8,067 ft >Q-1X Gulf North Sea 6,247 ft >OLAF-1 Chevron North Sea 7,208 ft >NORA-1 Chevron North Sea 7,009 ft >MONA-1 Chevron North Sea 7,102 ft >LULITA-1XC Maersk Oil North Sea 7,414 ft >LONE-1 Chevron North Sea 7,291 ft >JENS-1 Chevron North Sea 5,723 ft >LIVA-1 Chevron North Sea 7,793 ft >KIM-1 Chevron North Sea 8,750 ft >KARL-1 Chevron North Sea 9,626 ft >ISAK-1 Danop North Sea 7,359 ft >I-1X Gulf North Sea 6,846 ft >GERT-2 Chevron North Sea 8,830 ft >GERT-1 Chevron North Sea 8,742 ft >FALK-1 Amoco North Sea 7,447 ft >FELICIA-1 Statoil North Sea 8,461 ft >ELLY-2 Maersk Oil North Sea 7,317 ft >ELLY-1 Chevron North Sea 6,784 ft >ELIN-1 Chevron North Sea 7,070 ft >EDNA-1 Chevron North Sea 5,768 ft >EG-1 Agip DenmarkNorth Sea 7,949 ft >DIAMANT-1 Philipis North Sea 6,943 ft >CLEO-1 Chevron North Sea 6,811 ft > > >Wass.w.w. >Bambang > > >-----Original Message----- >From: yogi priyadi [mailto:yogieswo...@gmail.com] >Sent: Wednesday, June 08, 2011 4:56 PM >To: iagi-net@iagi.or.id >Subject: Re: [iagi-net-l] LUSI : Pengaruh fault terhadap penyebaran erupsi ? > >Pak Samodro, > >Sebenernya baik teori dipicu gempa maupun dipicu pemboran atau >dua-duanya, ujung2-nya cuma pendekatan saja...seperti asumsi diatas >asumsi (seperti kata Om Danny) karena yang dibicarakan adalah kondisi >bawah permukaan yg tidak kasat mata hehe.... > >kalo mau agak "real"...ya harus dilakukan akuisisi seismik 3D Hi-Res >(ide lama sebenernya)....ntar bisa dimodelkan itu struktur-nya, >sekalian bisa dihitung volume mud-nya....cuma ya siapa yang mau >sponsorin? :) > >-masih agak penasaran ada openhole vertikal 2800m- > >rgds, >YP > >2011/6/6 kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>: >> LUSI : Pengaruh fault terhadap penyebaran erupsi ? >> >> >> >> > >“Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email. “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.