Di zaman dulu sampai pertengahan abad ke-50, tulisan-tulisan mengenai ilmu 
geologi itu banyak yang poetis sekali, ya yang seperti disebutkan "Conversation 
with Earth", Van der Vlerk menulis buku: "Geheimschrift der Aarde" (Bahasa 
sandi bumi), Symphony of the Earth (Umbgrove), The pulse of the Earth 
(Denyutnya bumi, juga Umbgrove) juga  dan banyak lagi. Bahkan mungkin pada 
waktu itu ilmu geologi sangat dekat dengan ilmu kesusasteraan. Prof Klomple 
kalau membahas Pegunungan Alpina juga mengungkapkannya secara poetis.
Wassalam
RPK
  ----- Original Message ----- 
  From: Awang Satyana 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
  Sent: Friday, August 26, 2011 10:18 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah 
Retakan Besar


        Pak Koesoema,

        Terima kasih atas cerita nostalgia 56 tahun yang lalu, Pak Koesoema 
masih bisa mengingatnya cukup detail.

        Saya juga jadi ingat salah satu buku Hans Cloos "Gespräch mit der Erde" 
(Conversation with Earth, 1954)  yang puitis...

        Hans Cloos dalam "pengembaraannya" sebagai ilmuwan Bumi itu tentu telah 
diperhadapkan ke banyak struktur2 Bumi, pegunungan, lembah, samudera, dan 
sebagainya yang besar dan dibentuk jutaan, puluhan, ratusan juta tahun. Lalu 
keluarlah kata-kata Hans Cloos ini, 

        "The earth is large and old enough to teach us modesty". 

        Padanan yang baik, semoga kita dapat belajar kesabaran, kesederhanaan, 
rendah hati, dan kesopanan demi menyaksikan kebesaran pegunungan-pegunungan 
atau cekungan samudera yang dibentuk jutaan tahun itu, sementara betapa 
kecilnya manusia di tengah-tengahnya...

        salam,
        Awang

        --- Pada Kam, 25/8/11, R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id> 
menulis:


          Dari: R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>
          Judul: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di 
Lembah Retakan Besar
          Kepada: iagi-net@iagi.or.id
          Tanggal: Kamis, 25 Agustus, 2011, 6:47 PM


          Ngomong-ngomong mengenai the Great East African Rift zone 
mengingatkan saya pada waktu kuliah General Geology II yang diberikan oleh Prof 
Klompe pada tahun ke-1 kuliah geologi pada tahun 1955. Gaya pemberian kuliah 
adalah sangat formal, beliau membahas di tahun pertama itu gejala-gejala besar 
di permukaan bumi, seperti pegunungan Alpina, Himalaya, Appalachia dan Rocky 
Mountains, dan juga lembah2 besar seperti the Rhine Graben di Europa, Basin and 
Range di Amerika Serikat dan tentunya the Great East African Rift Valleys. Ini 
jauh sebelum adanya Plate Tectonics. Beliau membahas gejalan ini dengan merujuk 
pada suatu karya besar dari seorang geoloog Jerman Hans Cloos "Hebung, Faulting 
und Vulcanismus", atau pengangkatan, pematahan dan volkanisme yang diterbitkan 
menjelang Abad ke-20. Untuk East African Rift Zone Prof Klompe menyebut adanya 
gunung api Kilimanjaro (gunung tertinggi di Afrika), dan kebetulan pada 
tahun-tahun itu diputar film terkenal  "The Snows of Kilimanjaro"  kalau tidak 
salah berdasarkan buku Ernst Hemingway
          Pada waktu itu ada 2 teori pembentukan rift valleys ini, yaitu gaya 
tarikan regangan yang menhasilkan graben sebagai mana penjelasan Hans Cloos, 
tetapi ada juga yang menjelaskannya sebagai "ramp valley" yang disebabkan 
karena dorongan (push) oleh Bailey Willis.
          Walaupun plate-tectonics dapa menerangkan jauh lebih baik, tetapi 
pada waktu itu lebih dari 50 tahun yang lalu Hans Cloos sudah berada dalam arah 
yang benar. Kuliah Prof Klompe ini masih rasanya belum lama saya alami

          Wassalam
          RPK
          ----- Original Message ----- 
            From: Rovicky Dwi Putrohari 
            To: iagi-net@iagi.or.id 
            Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
            Sent: Tuesday, August 23, 2011 8:14 AM
            Subject: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di 
Lembah Retakan Besar


            trims Pak Awang,
            Bagi yg pingin melihat gambar serta video seperti kawah tersebut
            Silahkan klik di Blog IAGI 

            
http://geologi.iagi.or.id/2011/08/23/nyiragongo-kongo-kawah-lava-terbesar-di-lembah-retakan-besar/

            Salam
            RDP


            2011/8/22 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>

              Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng 
besar dan kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang 
sekaligus dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, 
gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling 
beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh 
material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, 
bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, 
benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang 
sejarah Bumi sampai sekarang.

              Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang 
mengalami peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya 
sebagai Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian 
timur Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah 
Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui 
peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui 
pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga 
menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar 
Afrika-Timur – Asia Barat.

              Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km 
dari Mozambik di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. 
Pembukaan Lembah Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. 
Ada di dalam jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika 
(salah satu danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah 
terjadi pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di 
Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika 
Timur dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme 
hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di 
Ethiopia, yang duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar 6 
meter. Juga semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya 
berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan Besar ini.

              Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di 
Lembah Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. 
Dalam beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai 
jurnal sains dan sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi 
bernama Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo, 
Afrika. Nyiragongo tepat duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur.

              Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena 
gunungapi aktif ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia 
dengan temperatur sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter, 
diperhitungkan diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava mendidih yang datang 
dari kantong magma di bawah kawah ini. Kawah superpanas ini dikelilingi oleh 
dinding batuan lava lama setinggi 15 meter.

              Nyiragongo telah terbukti maut untuk penduduk Kongo yang tinggal 
di bawah gunungapi ini. Saat terjadi erupsi, kolom-kolom tinggi lava pijar 
sering dilemparkan ke langit dan jatuh menimpa kota/desa di sekitarnya, atau 
kawah lavanya meluap, membobol pagar dindingnya dan membanjiri kota/desa di 
bawahnya. Pada 17 Januari 2002, setelah berbulan-bulan dilanda gempa kecil, 
Gunung Nyiragongo meletus melemparkan 8 milyar galon lava membanjiri desa/kota 
Goma yang jauhnya hampir 15 km dari gunung. Lava pijar dan lahar panas 
menhancurkan 15 % kota, membuat 120.000 penduduk Goma kehilangan rumah, 
mengungsikan sebanyak 400.000 penduduk. Saat ini setengah juta penduduk Goma 
hidup di bawah bayang-bayang maut Nyiragongo.

              Bulan Juni yang lalu, didorong rasa ingin tahu yang besar dan 
keberanian, delapan orang pecinta gunungapi dari the Geneva Volcanology Society 
turun ke dasar kawah Nyiragongo. Diceritakan bahwa kedelapan orang ini sejak 
masa kecilnya telah terinspirasi sebuah film tahun 1960, “The Devil’s Blast” 
besutan Haroun Tazieff, ahli gempa dan gunungapi terkenal kala itu, yang 
merupakan film dokumen pertama tentang kawah Nyiragongo. Saat mereka turun ke 
kawah Nyirangongo tentu rata-rata dari mereka telah berusia 40 tahunan. Itulah 
yang namanya obsesi masa kecil, usia tak cukup untuk menghalanginya. Sebelum 
merambah Nyirangongo mereka berbulan-bulan sebelumnya telah mengikuti berbagai 
pelatihan. Pemimpin rombongan adalah Dario Tedesco, seorang ahli gunungapi dari 
pos pengamatan gunungapi di Goma, dibantu dua pemandu gunung, fotografer dan 
sejumlah porter yang membawakan barang-barang para pelancong dan peneliti 
seberat hampir 600 kg.

              Perjalanan menyambangi Nyiragongo ini berlangsung selama 12 hari. 
Selain berhasil memenuhi fantasi masa kecilnya, kedelapan orang ini juga telah 
mengumpulkan berbagai sampel gas volkanik, lava dan memasang berbagai peralatan 
untuk memantau aktivitas Nyiragongo demi keselamatan penduduk Goma. Selama 
sepuluh hari, para pelancong/peneliti ini memasang tenda di ketinggian 120 
meter pada ceruk lava lama, di atas dapur lava yang mendidih sepanas 1200 C. 
Tenda-tenda mereka dirikan berbagi dengan hembusan gas-gas volkanik dari 
berbagai retakan di tanah lava dan meskipun di atas ketinggian 3000 m mereka 
tak mengalami dingin sebab radiasi dari dapur lava yang mendidih 120 meter di 
bawah mereka membuatnya hangat. Setelah menyaksikan kondisi selama tujuh hari 
dan dirasakan aman, beberapa dari mereka turun ke dasar kawah sedekat mungkin 
dengan lava yang sedang mendidih menggunakan pakaian khusus. Beruntung, 
Nyiragongo saat-saat itu cukup bersahabat kepada para
               pecintanya, hanya beberapa lava pijar dilontarkannya.

              Akhirnya mereka semua selamat keluar dari dapur kawah itu dan 
turun kembali ke Goma. Mereka menyimpulkan bahwa selama lava tetap di dasar 
kawah, Nyiragongo adalah fenomena alam yang menakjubkan sekaligus mendebarkan. 
Tetapi saat Nyiragongo mengamuk, melemparkan dan menumpahkan semua lava yang 
dikandungnya maka ia adalah penebar maut, pembunuh tak kenal rasa kasihan. USGS 
membantu Kongo memantau aktivitas gunungapi paling aktif di retakan benua 
paling besar di dunia ini.

              Salam,
              Awang


              
--------------------------------------------------------------------------------
              PP-IAGI 2008-2011:
              ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
              sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
              * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
              
--------------------------------------------------------------------------------
              Ayo siapkan diri....!!!!!
              Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 
26-29
              September 2011
              
-----------------------------------------------------------------------------
              To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
              To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

              For topics not directly related to Geology, users are advised to 
post the email to: o...@iagi.or.id

              Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
              Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
              Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
              No. Rek: 123 0085005314
              Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
              Bank BCA KCP. Manara Mulia
              No. Rekening: 255-1088580
              A/n: Shinta Damayanti
              IAGI-net Archive 1: 
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
              IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
              
---------------------------------------------------------------------
              DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to 
information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In 
no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited 
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of any information posted on IAGI mailing list.
              
---------------------------------------------------------------------





            -- 
            "Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"


       

Kirim email ke