Pak Awang

Bagaimana dengan gunung api sunda dan hubungannya dengan strike slip
sukabumi - padalarang di sebelah baratnya  atau patahan strike slip cilacap
- kuningan di timurnya...apakah bisa dikatakan bahwa strike slip tersebut
mengontrol gunung api sunda ? mungkin sebagai conduit / paling tidak sebagai
batas dari kompleks gunung api tersebut ( peta geologi Katili, Sudrajat
1984)
Juga gunung api cereme yang posisinya di timur laut dari patahan strike slip
cilacap kuningan sementara gunung api sunda berada di barat dayanya.

Saya belum tahu bagaimana mekanisme strik slip mengontrol gunung api
dan belum pernah lihat ada section yang menghubungkan patahan / strike slip
sebagai jalur konduit gunung api, mungkin ada yang bisa share ?

2011/9/8 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>

> Ferdi & rekan2 diskusi milis,
>
> Saya tak yakin bahwa "supervolcano" berhubungan dengan strike-slip
> faulting. Toba, "supervolcano" terbesar di dunia adalah satu-satunya
> gunungapi di Sumatra yang justru tidak duduk persis di atas Sesar Sumatra,
> dibandingkan dengan gunung2 api lainnya di Sumatra. Yellowstone di Wyoming,
> AS pun memang di tengah kaldera Yellowstone ada strike-slip fault; tetapi
> melihat dimensinya yang lebih kecil dari luas kaldera menunjukkan bahwa
> strike-slip fault ini mungkin terjadi setelah pembentukan kaldera
> Yellowstone, artinya strike-slip fault bukan penyebab Yellowstone
> supereruption, tetapi akibatnya.
>
> Hal lain adalah, bisa dibilang bahwa 90 % gunungapi di Sumatra duduk di
> atas Sesar Sumatra, apakah semua gunung itu lantas jadi supervolcano, tidak
> toh. Juga Gunung Muria yang juga duduk di sesar mendatar besar
> Muria-Kebumen, apakah ia jadi supervolcano. Tidak. Juga Semeru-Bromo atau
> Merapi yang duduk di tranversal faults Jawa, apakah mereka jadi
> supervolcanoes, tidak, tetapi menambah aktivitasnya karena duduk di atas
> sesar mungkin ada hubungannya.
>
> Supervolcano (ini istilah media, yang pertama kali dipopulerkan oleh BBC
> tahun 2000, kalangan ahli gunungapi lebih suka menyebutnya sebagai
> supereruption) didefinisikan bila letusannya dapat melemparkan rempah
> volkaniknya (ejecta menta) lebih dari 1000 km3 (definisi USGS). Bandingkan:
> Tambora 1815 melemparkan 160 km3 rempah volkanik).
>
> Kebanyakan supervolcano terjadi atau diisi dapur magmanya oleh mantle
> hotspot yang naik ke permukaan tetapi tak dapat memecah kerak Bumi. Karena
> aliran mantle hotspot atau upwelling mantle plume terjadi terus, sementara
> kerak Bumi menahannya terus, maka tekanan makin membesar, magma pool makin
> melebar. Akhirnya kerak Bumi tak mampu lagi menahannya, lalu pecah dan
> terlemparlah semua materi magmatik yang tertahan sekian lama itu dalam
> sebuah supererupsi. Nah, kalau ada sesar mendatar/strike-slip bukankah ia
> akan menjadi konduit pelan-pelan yang akan membocorkan magma menjadi erupsi2
> kecil atau leleran lava, sehingga akhirnya tak akan menjadi sebuah
> supervolcano/super eruption?
>
> Ada dua jenis erupsi supervolcano, yaitu LIPs (large igneous provinces) dan
> massive erutions. LIPs adalah yang menghasilkan flood basalt dalam skala
> luas (yang terkenal: Deccan Trap atau Siberia Trap). Massive eruptions yang
> terkenal adalah supervolcano Toba dan Yellowstone. Toba supereruption
> terkenal karena diduga menyebabkan bottlenecking migrasi manusia modern pada
> 75.000 tahun yang lalu, memotong sekitar 60 % populasi manusia saat itu.
> Yellowstone supervolcano terkenal belakangan ini karena film 2012 sebab
> skenario kiamat 2012 adalah supererupsi Yellowstone. Baik LIPs, Toba
> supervolcano, maupun skenario kiamat 2012 pernah saya ulas dalam diskusi
> milis ---lihat a.l. yang saya lampirkan di bawah.
>
> Semua supervolcano yang telah diidentifikasi terjadi pada saat jauh masa
> lalu, yang tertua adalah 27,8 juta tahun yl (La Garita, Colorado, AS) dan
> termuda 26.500 tahun yang lalu (Lake Taupo, New Zealand). Semakin tua
> umurnya, tentu semakin susah mengidentifikasinya, artinya nilai
> interpretasinya semakin besar).
>
> Letusan paling besar di dunia yang disaksikan manusia modern dan terjadi
> hampir 200 tahun yang lalu adalah letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa,
> Indonesia pada tahun 1815, yang membunuh sekitar 91.000 orang karena letusan
> dan bencana kelaparan sesudahnya, yang membuat hilangnya peradaban2 di
> Sumbawa, yang membuat tahun 1816 di Eropa dan belahan dunia utara tanpa
> musim panas karena terjadi volcanic winter (membuat penyakit pes merajalela
> di Eropa membunuh sekian banyak orang, membuat pasukan Prancis Napoleon
> kalah oleh Jerman di Waterloo, dan akibat2 lainnya). Erupsi Tambora
> menempati skala 7 pada VEI (volcanic explosivity index), bandingkan Krakatau
> 1883 VEI 6.
>
> Letusan supervolcano terbesar (berdasarkan luas kalderanya, 2800 km2)
> terjadi di Toba, Sumatra, Indonesia, terjadi antara 
> 77.000-69.000(74.000/75.000 tyl yang sering muncul di literatur, VEI 8 
> /tertinggi),
> menyebabkan 6-10 tahun dunia tanpa musim panas dan 1000 tahun cooling
> episode, diperkirakan membunuh 60 % penduduk Bumi saat itu, sehingga hanya
> menyisakan antara 1000-10.000 manusia. Dari merekalah kita berasal, demikian
> kata sebuah teori.
>
> Letusan Krakatau 1883, sudah banyak kita tahu dan bahas kedahsyatannya.
>
> Toba 74.000 tyl (VEI 8), Tambora 1815 (VEI 7), Krakatau 1883 (VEI 6) adalah
> tiga gunungapi dengan letusan terdahsyat di dunia, dan semuanya ada di
> Indonesia, di Jalur Gunungapi Sunda yang melintang dari Sumatra, Jawa sampai
> Nusa Tenggara. Betapa pentingnya Indonesia dalam dunia gunungapi. Mari kita
> sadari dan kenalilah gunungapi-gunungapi Indonesia lebih dekat, mereka tak
> jauh dari kita. Kitalah, para geologist Indonesia, yang sewajarnya harus
> tahu lebih banyak tentang mereka.
>
> salam,
> Awang
>
> LAMPIRAN 1
>
> [iagi-net-l] LIPs (Large Igneous Provinces) : Asal Delaminasi Kerak-Mantel
> ?
> Awang Harun Satyana
> Wed, 13 Sep 2006 22:16:46 -0700
>
> LIP (Large Igneous Province) adalah wilayah-wilayah di kerak Bumi yang
> memiliki sebaran batuan beku di luar kewajaran, begitu luasnya. LIPs
> yang terkenal adalah Siberian Traps di wilayah Siberia, Ontong Java
> Plateau di Samudra Pasifik utara Papua New Guinea, dan Deccan Trap di
> India. Di Indonesia pun, kita punya LIPs dalam skala lebih kecil :
> Radjabasa Basalt Plateau di Lampung dan Toba Ignimbrit (welded tuff) di
> sekitar Danau Toba.
>
> Para ahli batuan beku dan tektonik mempermasalahkan asal kejadian LIPs
> ini, termasuk membahasnya sebagai antipode (titik seberang) dari suatu
> titik benturan meteorit/komet besar di kerak Bumi dari seberang yang
> lain. Saat meteorit/komet besar menghantam di satu titik di permukaan
> Bumi, goncangannya akan menggetarkan seluruh mantel dan inti Bumi,
> gelombang kejutnya diteruskan ke seberang bola Bumi yang lain, termasuk
> membawa material mantel melalui mekanisme plume tectonics sehingga
> terekstrusi ke permukaan di titik seberangnya. Mekanisme antipodal
> igneous province ini pernah saya tulis di milis ini ketika membahas asal
> Deccan Traps dan Siberian Traps. Siberian Traps adalah pada antipodal
> position benturan meteorit Permian di Antarktika yang beberapa bulan
> lalu ditemukan impact craternya oleh para ahli geologi dan geofisika
> melalui survey gayaberat. Diyakini, bahwa benturan meteorit Permian ini
> berhubungan dengan kepunahan massal flora dan fauna di ujung Paleozoic -
> sebuah kepunahan massal yang lebih besar daripada di ujung Kapur.
>
> Sekarang, jurnal-jurnal keahlian geologi ini sedang membahas suatu
> mekanisme baru sebagai asal LIPs, yaitu delaminasi di batas kerak dan
> mantel. Delaminasi adalah proses de-laminasi : tersobeknya urutan
> lapisan (laminasi) oleh proses geologi. Dalam hal delaminasi
> kerak-mantel, maka yang dimaksud adalah sobeknya/lepasnya lithospheric
> mantle (batas litosfer-mantel) dari kerak benua di atasnya karena batas
> litosfer-mantel ini lebih dingin dan lebih padat dibandingkan dengan
> astenosfer di bawahnya. Kecepatan delaminasi akan ditentukan oleh
> viskositas astenosfer, dan sobekan akan mengarah ke penjalaran retakan.
> Begitu, konsep delaminasi menurut pencetusnya (Bird, 1979 : Continental
> delaminantion and the Colorado Plateau - Journal of Geophysical
> Research, v. 84, p. 7561-7571).
>
> Apa hubungan delaminasi dengan LIPs ? Bird (1979) pun menyebutkan bahwa
> kehilangan massa karena delaminasi ini akan segera diikuti oleh
> kompensasi isostatik berupa pengangkatan, sehingga terbentuklah Colorado
> Plateau dan semua gejala magmatik ikutannya. Colorado Plateau ini adalah
> salah satu LIPs juga. Don Anderson, seorang experimental petrologist
> dari Seismological Laboratory Caltech, yang banyak publikasinya soal
> mantel Bumi, dalam jurnal "Elements" vol. 1 p. 271-275 (Desember 2005)
> menulis bahwa ketika kerak benua terlalu tebal, bagian bawah kerak ini
> yang disusun oleh eklogit akan terlepas (delaminasi), menyebabkan
> uplift, asthenospheric upwelling, dan pressure-release melting. Proses
> delaminasi ini akan menyebabkan segmen kerak bagian bawah yang punya
> titik lebur rendah terintroduksi ke mantel; kemudian segmen ini
> terpanaskan, naik, dekompres, dan lebur. Eklogit hasil delaminasi akan
> lebih panas dan kurang padat dibandingkan dengan kerak samudra yang
> tertunjam di zone subduksi.
>
> Beberapa wilayah LIPs mungkin diakibatkan passive upwelling astenosfer
> yang tidak homogen ketika fragmen-fragmen benua saling memisah (McHone,
> 2000 : Non-plumemagmatism and rifting during the opening of the central
> atlantic Ocean - Tectonophysics, 316, p. 287-296). Beberapa LIPs yang
> lain mungkin akibat suture zone yang tereaktivasi atau zone2 lemah kerak
> Bumi, yang berasosiasi dengan peleburan mantel di bawahnya (Foulger et
> al., 2005 : A source for Icelandic magmas in remelted Iapetus crust -
> Journal of Volcanological and Geothermal research, v. 141, p. 23-44).
>
> Back-arc magmatism/volcanism seperti di Sumatra dan Jawa yang berpotensi
> membentuk LIPs mungkin perlu dikaji lagi asal-muasalnya, apalagi kalau
> sekarang kita punya teknologi mantle seimic tomography yang bisa melihat
> sampai ke mantel. LIPs akan punya ciri low-velocity zones (LVZ) di
> kedalaman sekitar 200-350 km, jarang terdapat lebih dalam, daripada
> mantel di bawahnya. Atau, LIPs seperti di Radjabasa Flood Basalt juga
> perlu dicari asal kejadiannya dengan penipisan kerak benua di wilayah
> ini melalui poros Sumatra-Jawa via rifting dan pemisahan Jawa-Sumatra di
> Selat Sunda.
>
> Crustal delamination, variable mantle fertility model, dikombinasikan
> dengan passive asthenospheric upwelling, bisa menjadi mekanisme2 untuk
> menjelaskan tektonik dan komposisi LIPs, termasuk histori uplift dan
> karakter heatflow-nya.
>
> Salam,
> awang
>
> LAMPIRAN 2
>
> [iagi-net-l] Population Bottlenecking by Volcanic Eruption
> Awang Satyana
> Thu, 04 Nov 2010 01:06:04 -0700
>
> Tadi pagi ada laporan dari seorang pendengar radio bahwa abu Merapi sudah
> sampai ke Cibitung, Bekasi. Pak Surono, Kepala PVMBG (Pusat Vulkanologi dan
> Mitigasi Bencana Geologi) yang saat itu sedang diwawancarai mengatakan bahwa
> hal itu mungkin saja setelah mengetahui bahwa abunya sangat halus (efek
> transportasi ratusan km dari sumbernya). Di Purwokerto, kemarin sore-malam
> hujan abu, dan baru pagi tadi abu sampai di Bekasi. Semua abu volkanik itu
> sebagai akibat erupsi Merapi kemarin siang yang ditaksir punya ketinggian
> sekitar 5 km. Semakin tinggi kolom erupsi semakin luas kemungkinan
> penyebaran abu volkanik.
>
> Saya tiba-tiba jadi ingat salah satu dari dua erupsi terbesar di dunia,
> meskipun terjadi bukan dalam masa sejarah manusia modern, yaitu erupsi Toba
> pada sekitar 74.000 tahun yang lalu (Toba supervolcano eruption) - yang
> satunya lagi Yellowstone supervolcano eruption pada 2,1 Ma (juta tahun yang
> lalu); 1,3 Ma dan 640 Ka (ribu tahun yang lalu). Mari kita lihat Toba
> supervolcano eruption untuk mengetahui bagaimana besarnya erupsi saat itu,
> meskipun disusun atas hasil rekonstruksi geologi, paleoantropologi dan
> genetika.
>
> Para ahli merekonstruksi erupsi supervolcano Toba berdasarkan penyebaran
> material letusannya berupa ignimbrit (welded tuff) yang saat itu terutama
> menyebar sampai ke India. Berdasarkan itu, kaldera karena letusan 74.000
> tahun yl (ini didasarkan dating umur endapan ignimbrit Toba)luasnya
> diperhitungkan 3000 km2 - tentu ini sangat luas dan tinggi kolom letusannya
> 50-80 km sampai mempengaruhi penyerapan sinar Matahari di stratosfer.
>
> Erupsi mega-kolosal Toba tentu telah menyebabkan suatu katastrofi yang
> dahsyat. Erupsi ini telah menurunkan temperatur permukaan Bumi 3-3.5 derajat
> Celsius selama beberapa tahun. Tentu lingkungan permukaan Bumi berubah
> secara signifikan akibat erupsi megakolosal ini.
>
> Kalau sekarang Merapi meletus mengakibatkan radius 15 km dari puncak Merapi
> mesti dibebaskan dari penduduk, maka pada 74.000 tahun yang lalu diyakini
> oleh para ahli paleoantropologi, genetika dan geologi bahwa supervolcano ini
> telah memunahkan banyak manusia saat itu yang dalam genetika disebut sebagai
> "population bottlenecking".
>
> Dengan menggunakan teknik ”average rates of genetic mutation”, beberapa
> ahli genetika melihat penciutan jumlah populasi manusia di dunia yang sangat
> signifikan itu terjadi pada sekitar 74.000 tahun yang lalu dan hanya
> menyisakan sekitar 10.000 individu yang yang hidup terisolasi. Manusia
> sekarang diperkirakan berkembang dari 10.000 individu ini melalui beberapa
> adaptasi dan diferensiasi spesies.
>
> Kesamaan temporal antara population bottlenecking dan umur erupsi Toba
> supervolcano berdasarkan umur ignimbrit membangun jembatan geologi dan
> genetika bahwa penurunan jumlah spesies manusia terjadi karena supervolcano
> eruption. Secara spatial jalur erupsi super Toba itu merupakan jalur utama
> migrasi manusia modern dari Afrika (out of Africa) ke banyak tempat di
> dunia. Karena secara temporal and spatial match, maka supervolcano Toba
> eruption 74 Ka dianggap sebagai penyebab population bottlenecking.
>
> Erupsi supervolcano Toba 74.000 tahun yl itu juga ada yang menghubungkannya
> dengan dengan mulainya zaman glasiasi di belahan utara Bumi, tentu ini
> karena terhalangnya sinar Matahari oleh piroklastika Toba. Glasiasi yang
> mungkin di luar siklus ini dapat saja berhubungan dengan population
> bottlenecking. Hanya, angka ini kebetulan cocok juga dengan siklus
> Milankovitch untuk decline summer solar radiation yang jatuh pada 75.000
> tahun yl. Seperti biasanya, siklus uniformitarianisme karena planetary
> movement bisa saja kebetulan bersamaan dengan terjadinya katastrofi karena
> eruption supervolcano. Kedua efek ini tentu
> sangat signifikan bila harus menyebabkan population bottlenecking.
>
> salam,
> Awang
>
>
>
> --- Pada Rab, 7/9/11, kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com> menulis:
>
>
> Dari: kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>
> Judul: Re: [iagi-net-l] Sesar Lembang Bergerak: IAGI/HAGI Jangan Diam Saja!
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Rabu, 7 September, 2011, 8:44 AM
>
>
>
> Mungkin untuk studi bisa dilihat juga apakah pergerakan sesar lembang ini
> ada hubungannya dengan pergerakan zona patahan strike slip sukabumi -
> padalarang di sebelah baratnya  atau patahan strike slip cilacap - kuningan
> di timurnya.
>
> mungkin juga perlu diamati aktivitas gunung burangrang, tangkuban perahu ,
> bukit nunggal yang tepat berada di jalur patahan lembang dan di antara zona
> patahan strike slip sukabumi padalarang dan patahan cilacap kuningan
> ...apakah ada peningkatan aktivitas ?
>
> kalau melihat supervolcano toba / yellowstone...sepertinya gunung api besar
> banyak berhubungan dengan strike slip
>
> 2011/9/7 <andangbacht...@yahoo.com>
>
> Gempa Bandung Barat alias Gempa cisarua 28 Agustus 2011 yg lalu (3hari
> sebelum hari raya) telah mengakibatkan 103 rumah rusak (retak2, genteng
> somplak dsb) khususnya di sekitar daerah Jambudwipa, dan bahkan sampai akhir
> minggu lalu beberapa keluarga masih tidak berani kembali tidur di rumah
> malam hari karena takut masih akan terjadi gempa susulan (dan karena
> rumahnya masih belum diperbaiki: takut keambrukan atap/genteng dsb).
>
> Sbg orang Bekasi (Arema yg tinggal di Bekasi, tepatnya) saya ingatkan
> kawan2 Bandung: inilah saatnya mitigasi sesar lembang untuk diangkat dan
> terus dikobarkan dg melibatkan multi-kelompok: ada KRCB, MBI, MPPBI,
> IAGI/HAGI dsb. Mari kita seriusi sesar lembang spt kita serius dg Padang.
> Pakar2 gempa &atektoniknya khan tinggalnya juga disekitar garis sesar
> Lembang, ..dan aba2 sdh diberikan lwt gempa
>  Bandung Barat akhir Agustus lalu. Jadi sgt wajar mitigasi& sosialisasi
> diprioritaskan u/Lembang!!
>
> Informasi dr kawan2 ITB menyebutkan bahwa a‎​da 2 riset yg sdg jalan di S2
> GREAT (Graduate Research for Earthquake and Tectonics) u/sesar Lembang:
> Didik dg peta hazard-risk & Pretty dg riset patahannya. ‎​Plus GPS-surveynya
> Dr Irwan Meilano, ‎​plus paleoseismologi trenchingnya Dr Eko & juga
> geolistrik-georadar Dr Dany Hilman & puluhan studi S1-S2 kawan2 kebumian ITB
> sblmnya. (Rencana) mikroiseismik dr grupnya Dr. Surono (mbah Rono) juga sdh
> in-place. Basic ingridient mitigasi u/sesar Lembang sdh ideal. Tinggal
> konduktor yg meramunya dg aspek infrastruktur - sosial-ekonomi - kebijakan
> di lapangan. Ayo sama2 hadapi sesar Lembang, jgn sampai kecolongan spt sesar
> Opak di gempa Yogja 2006!!!
>
> Dalam rangka mewaspadai terus sesar Lembang, ada 2 kemungkinan implikasi dr
> kejadian gempa Cikalong Wetan Juni & gempa Bandung
>  Barat akhir Agustus lalu: 1) pelepasan energi bertahap sampai akhirnya
> hilang potensi kuncian geraknya, tapi bsa jg 2) itu smua merupakan
> precursor/pendahulu dr gempa yg lebih besar. Kalau kwn2 ahli bisa bikin
> analisis time-series dr sifat dan besaran gempa2 di daerah tsb 5 tahun
> terakhir, mungkin bisa keliatan polanya! Apapun yg terjadi, sbnarnya kita
> bisa menghindari dr nasib kecolongan spt di kasus Gempa yogja 2006 dg:
> 1)memobilisasi tenaga2 penyuluh pelatih u/earthquake drill berkala di daerah
> tsb, 2)membantu masy memeriksa kesiapan bangunan2 mrk thdp kmungkinan
> goyangan gempa dan memberi bantuan konsultasi bgmn menguatkan strukturnya
> atau ke arah / zona mana mrk hrs berlindung apabila terjadi gempa (kalau blm
> sempat selesai penguatan struktur rumahnya, dsb,...). Silakan, IAGI/HAGI!
>
> ADB
> Arema di Bekasi
> IAGI-0800
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>
> --------------------------------------------------------------------------------
> Ayo siapkan diri....!!!!!
> Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
> September 2011
>
> -----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>
> For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
> email to: o...@iagi.or.id
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
> information posted on IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
>
>

Kirim email ke