Pak Rovicky dan rekan2,
 
Sepertinya belum ada tanggapan untuk email ini ya. Mohon maaf telat sekali, 
tapi saya ingin menambahkan informasi tentang  topik "undiscovered resources 
assessment" ini, kebetulan saya sempat mengkoleksi beberapa tulisan terkait. 
Pada dasarnya apa yang disampaikan oleh Pak RDP di atas sudah mewakili dengan 
apa yang ingin saya sampaikan disini.
 
Topik ini sudah banyak dibahas di beberapa paper oleh peneliti USGS sekitar 
tahun 1990an walaupun studinya bersifat regional. Salah satunya seperti yang 
disampaikan oleh Singer (1993) bahwa ada 3 langkah di dalam mengakses suatu 
undiscovered deposit yaitu:
1. Berdasarkan review terhadap kondisi geologi dari daerah studi, dipilihlah 
model deposit yang sesuai, selanjutnya didelineasi area yang memungkinkan untuk 
keberadaan masing-masing tipe deposit.
2. Melakukan review terhadap data-data grade-tonnage di dunia (yang sudah 
diketahui) untuk setiap jenis model endapan yang ada.
3. Mengestimasi jumlah undiscovered deposit pada area yang sesuai serta dari 
hubungan grade-tonnage. Bagian ini yang tersulit dan biasanya melibatkan metode 
statistik/probabilistik, namun tetap butuh justifikasi secara subjektif 
berdasarkan pengetahuan geologi daerah tsb.
 
Untuk tahap ke-3 di atas ada beberapa metode yang bisa diterapkan sebagai 
pendekatan, antara lain 2 metode yang telah direview oleh Cox (1993) yaitu:
1. Metode kerapatan (density) endapan: dimana estimasi dilakukan berdasarkan 
analogi terhadap area yang sudah pernah dieksplorasi dengan baik dan memiliki 
setting geologi yang mirip serta diketahui kerapatan deposit per unit area. 
2. Metode penghitungan target: dimana estimasi dilakukan berdasarkan 
tanda-tanda keberadaan mineralisasi, anomali geofisika atau geokimia, dan 
teknis eksplorasi yang lain sehingga dapat diestimasi peluang keberadaan 
undiscovered deposit di area tsb kemudian dihubungkan dengan distribusi 
grade-tonnage untuk endapan serupa di dunia yang sudah diketahui.  
 
Topik ini sangat menarik untuk dibahas, dan saya sedang berpikir apakah 
metodologi yang ada bisa diterapkan di Indonesia...misalnya untuk mengetahui 
berapa peluang untuk menemukan deposit porfiri Cu-Au seperti yang ada di 
Grasberg di tempat lain...tentunya hal ini sudah pernah dipikirkan oleh rekan2 
yang memiliki interest. 
 
Beberapa paper yang dapat dijadikan referensi antara lain:
1. Dennis P. Cox: Estimation of undiscovered deposits in quantitative mineral 
resource assessments—examples from Venezuela and Puerto Rico. Natural Resources 
Research, Volume 2, Number 2, 82-91, 1993. 
2. Donald A. Singer: Basic concepts in three-part quantitative assessments of 
undiscovered mineral resources. Natural Resources Research, Volume 2, Number 2, 
69-81, 1993. 
3. L. J. Drew, J. D. Bliss, R. W. Bowen, N. J. Bridges, Dennis P. Cox, J. H. 
DeYoung, J. C. Houghton, Steven D. Ludington, W. D. Menzie, Norman J Page, D. 
H. Root and Donald A. Singer: 
Quantitative estimation of undiscovered mineral resources; a case study of U. 
S. Forest Service wilderness tracts in the Pacific mountain system. Economic 
Geology, v. 81, no. 1, p. 80-88, 1986.
4. C. F. Chung, D. A. Singer and W. David Menzie: Predicting sizes of 
undiscovered mineral deposits; an example using mercury deposits in California. 
Economic Geology, v. 87, p. 1174-1179, 1992.
5. Donald A. Singer and W. David Menzie: Map scale effects on estimating the 
number of undiscovered mineral deposits. Natural Resources Research, Volume 17, 
Number 2, 79-86, 2008. 
 
 
Salam, 
---------------
M. Nur Heriawan
KK Eksplorasi Sumberdaya Bumi 
FTTM - ITB

From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
To: IAGI <iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI <fo...@hagi.or.id>; 
geologi...@googlegroups.com
Sent: Friday, July 15, 2011 11:06 AM
Subject: [Forum-HAGI] Undiscovered resources, Sumberdaya yang "belum" 
diketemukan. Apa saja metode yang pas ?


Dalam memperkirakan sebuah potensi hidrokarbon ataupun potensi cadangan 
sumberdaya lain termasuk batubara, seringkali explorationist dihadapkan pada 
pertanyaan ... "Berapa sih yang belum diketemukan ?" [gimana ngga sulit ... Lah 
wong belum diketemukan kok sudah ditanya jumlahnya ....]

Namun pertanyaan seringkali muncul dalam sebuah perencanaan termasuk membuat 
"road-map" atau membuat rancangan untuk jangka panjang.

Paling tidak secara garis besar ada dua metode yaitu dengan 
- menggunakan metode statistik, berdasarkan yang sudah diketemukan, 
- menggunakan asumsi dan metode model geologi

Metode statistik
Menggunakan cara statistik dengan menganalogikan bahwa distribusi cadangan yang 
diketemukan akan membentuk distribusi normal. Disini ada beberapa metode yang 
ada walau detilnya saya belom tahu. Namun metode ini akan memberikan angka 
"paling aman" karena menggunakan dasar pemikiran atas yang sudah diketahui. 
Tentusaja lebih sedikit asumsinya karena lebih banyak berdasarkan atas apa yang 
SUDAH tahu, terasa lebih objektif

Metode model geologi
Menggunakan asumsi-asumsi proses geologi untuk memperkirakan berapa jumlah yang 
cadangan yang ada. Metodenya bermacam-macam. Untuk migas dapat dilakukan dengan 
pemetaan source rock dan melakukan modelling dan mengasumsikan (spekulatif) 
berapa jumlah migas yang dihasilkan. Untuk pertambangan juga mirip, misal 
memperkirakan besarnya batholit untuk menghitung kira-kira berapa jumlah 
endapan epithermal yang dihasilkan.
Metode ini sepertinya mengikuti logika ilmiah, namun penuh dengan asumsi dan 
spekulasi sehingga sangat subjektif.

Nah dari pengalaman rekan-rekan explorer, metode manakah yang cukup 
"bermanfaat" untuk membuat perkiraan berapa yang akan diketemkukan dimasa 
mendatang ?
Ataukah ada metode lainnya ?

Yang perlu dimengerti adalah ketika perusahaan meninggalkan sebuah konsesi atau 
PSC area tidak selalu karena tidak adanya (potensi) cadangan dilokasi itu. 
Namun seringkali juga karena tidak ada duit untuk eksplorasi, tidak ada (belom 
ada metode/teknologi) untuk menjadikan duit "materialized" misal deepwater, 
atau malah kehabisan waktu ijin usaha eksplorasi dll.

any views ?

RDP
"lagi mikir roadmap"
-- 
"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"



______________________________________________
Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui :
Bank BNI Cab. Menteng Jakarta
No. Rek: 0010740147
Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Iuran tahunan Rp. 100.000,- (profesional) dan Rp. 50.000,- (mahasiswa)
Info lebih lanjut silahkan mengunjungi http://www.hagi.or.id/keanggotaan/

Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
http://www.jcm2011.com/
______________________________________________
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
fo...@hagi.or.id | www.hagi.or.id
---*** for administrative query please send your email to 
itweb.supp...@hagi.or.id

Kirim email ke