Sy dengar Murphy ngebor 1 sumur Eksplorasi di laut dalam sekitar us $ 100 jt.
Salam,BK Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -----Original Message----- From: mbatack <mbat...@yahoo.com> Date: Thu, 2 Feb 2012 16:47:44 To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: Re: [iagi-net-l] Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 tri 30 sumur dengan nilai investasi US$ 776 juta, berarti average persumur US$ 25.9 juta? Walah..... apa nggak kliru tuh hitungannya? Biaya apa saja tuh yang dicemplungkan kedalam sumur? Kalau 12 sumur dengan biaya US$ 461 juta, hmmm, US$ 38.4 juta persumur-nya? Berapa yang offshore dan berapa yang onshore? Kalau bisa di share, operatornya siapa saja? Jangan-jangan disitu juga ada pembayaran PBB dan sosialisasi juga he he Bambang >________________________________ > From: ok.taufik <ok.tau...@gmail.com> >To: ia-itb <ia-...@yahoogroups.com>; iagi-net@iagi.or.id; >it...@yahoogroups.com >Sent: Thursday, February 2, 2012 1:40 PM >Subject: [iagi-net-l] Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas >(migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 >tri > > >Wahyu Daniel : detikFinance > >detikcom - Jakarta, Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas >(migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 >triliun. Akibat kegiatan pengeboran sumur minyak yang ternyata tak >menghasilkan apa-apa atau diistilahkan dry hole. > >Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan, hal tersebut menandakan tingginya >risiko investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Dikatakan Priyono, semua >investasi tersebut ditanggung sepenuhnya oleh investor karena cost recovery >hanya akan dibayarkan pemerintah apabila lapangan migas sudah berproduksi. > >Dry hole merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi yang tidak >berhasil menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk dikembangkan. > >"Tingginya resiko saat eksplorasi membuat banyak investor tidak berani, karena >apabila tidak berhasil, mereka bisa kehilangan seluruh investasi. Disinilah >kita melihat kita masih sangat membutuhkan investasi asing," ujar Priyono >dikutip dari situs BP Migas, Kamis (2/2/2012). > >BP Migas mencatat, di 2010 terdapat kejadian dry hole di 30 sumur dengan >kehilangan investasi mencapai US$ 776 juta. Sedangkan di 2011, jumlah sumur >dry hole mencapai 12 sumuur dengan total investasi yang hilang mencapai US$ >461 juta. > >Dicontohkan Priyono, kejadian dry hole di Blok Semai 2 di Papua. Pertamina >sempat memprotes saat kontraktor swasta terpilih sebagai operator blok >tersebut beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang terbukti eksplorasi >di sana tidak menemukan cadangan yang komersial. > >"Bisa dibayangkan apabila Pertamina masuk ke Semai 2, Pertamina bisa >kehilangan US$ 200 juta dalam waktu 6 bulan. Dengan hanya memiliki sebagian >partisipasi (participating interest) di blok tersebut, Pertamina tidak harus >menanggung kerugian sebesar itu," ujar Priyono. >Wahyu Daniel : detikFinance > >detikcom - Jakarta, Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan gas >(migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp 11,16 >triliun. Akibat kegiatan pengeboran sumur minyak yang ternyata tak >menghasilkan apa-apa atau diistilahkan dry hole. > >Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan, hal tersebut menandakan tingginya >risiko investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Dikatakan Priyono, semua >investasi tersebut ditanggung sepenuhnya oleh investor karena cost recovery >hanya akan dibayarkan pemerintah apabila lapangan migas sudah berproduksi. > >Dry hole merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi yang tidak >berhasil menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk dikembangkan. > >"Tingginya resiko saat eksplorasi membuat banyak investor tidak berani, karena >apabila tidak berhasil, mereka bisa kehilangan seluruh investasi. Disinilah >kita melihat kita masih sangat membutuhkan investasi asing," ujar Priyono >dikutip dari situs BP Migas, Kamis (2/2/2012). > >BP Migas mencatat, di 2010 terdapat kejadian dry hole di 30 sumur dengan >kehilangan investasi mencapai US$ 776 juta. Sedangkan di 2011, jumlah sumur >dry hole mencapai 12 sumuur dengan total investasi yang hilang mencapai US$ >461 juta. > >Dicontohkan Priyono, kejadian dry hole di Blok Semai 2 di Papua. Pertamina >sempat memprotes saat kontraktor swasta terpilih sebagai operator blok >tersebut beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang terbukti eksplorasi >di sana tidak menemukan cadangan yang komersial. > >"Bisa dibayangkan apabila Pertamina masuk ke Semai 2, Pertamina bisa >kehilangan US$ 200 juta dalam waktu 6 bulan. Dengan hanya memiliki sebagian >partisipasi (participating interest) di blok tersebut, Pertamina tidak harus >menanggung kerugian sebesar itu," ujar Priyono. >Powered by Telkomsel BlackBerry® > >