Eh dhe Jo pindah ra pamitan ki, Good Luck dhe di tempat baru where ever you are, hope you well there and enjoy Sugeng Sonten dhe
Avi NPA 0666 2012/2/2 <rahardjo...@yahoo.co.id> > Kalau onshore ngebor 1500 mtr cukup dgn USD 2 jt an, kalau offshore yg > laut dlm bisa 70 bahkan 100 jt an USD; coba tanya ke yg tahu, exxon ngebor > di selat makasar tu habis berapa utk 1 sumur.... Gede lho > Powered by Telkomsel BlackBerry® > ------------------------------ > *From: * bamkart...@yahoo.com > *Date: *Thu, 2 Feb 2012 09:28:36 +0000 > *To: *<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu > minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 > miliar atau Rp 11,16 tri > > Sy dengar Murphy ngebor 1 sumur Eksplorasi di laut dalam sekitar us $ 100 > jt. > > Salam,BK > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > ------------------------------ > *From: * mbatack <mbat...@yahoo.com> > *Date: *Thu, 2 Feb 2012 16:47:44 +0800 (SGT) > *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> > *ReplyTo: * <iagi-net@iagi.or.id> > *Subject: *Re: [iagi-net-l] Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu > minyak dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 > miliar atau Rp 11,16 tri > > 30 sumur dengan nilai investasi US$ 776 juta, berarti average persumur US$ > 25.9 juta? Walah..... apa nggak kliru tuh hitungannya? Biaya apa saja tuh > yang dicemplungkan kedalam sumur? Kalau 12 sumur dengan biaya US$ 461 juta, > hmmm, US$ 38.4 juta persumur-nya? Berapa yang offshore dan berapa yang > onshore? Kalau bisa di share, operatornya siapa saja? Jangan-jangan disitu > juga ada pembayaran PBB dan sosialisasi juga he he > Bambang > > ------------------------------ > *From:* ok.taufik <ok.tau...@gmail.com> > *To:* ia-itb <ia-...@yahoogroups.com>; iagi-net@iagi.or.id; > it...@yahoogroups.com > *Sent:* Thursday, February 2, 2012 1:40 PM > *Subject:* [iagi-net-l] Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak > dan gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau > Rp 11,16 tri > > > Wahyu Daniel : detikFinance > > detikcom - Jakarta, Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan > gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp > 11,16 triliun. Akibat kegiatan pengeboran sumur minyak yang ternyata tak > menghasilkan apa-apa atau diistilahkan dry hole. > > Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan, hal tersebut menandakan tingginya > risiko investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Dikatakan Priyono, > semua investasi tersebut ditanggung sepenuhnya oleh investor karena cost > recovery hanya akan dibayarkan pemerintah apabila lapangan migas sudah > berproduksi. > > Dry hole merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi yang > tidak berhasil menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk > dikembangkan. > > "Tingginya resiko saat eksplorasi membuat banyak investor tidak berani, > karena apabila tidak berhasil, mereka bisa kehilangan seluruh investasi. > Disinilah kita melihat kita masih sangat membutuhkan investasi asing," ujar > Priyono dikutip dari situs BP Migas, Kamis (2/2/2012). > > BP Migas mencatat, di 2010 terdapat kejadian dry hole di 30 sumur dengan > kehilangan investasi mencapai US$ 776 juta. Sedangkan di 2011, jumlah sumur > dry hole mencapai 12 sumuur dengan total investasi yang hilang mencapai US$ > 461 juta. > > Dicontohkan Priyono, kejadian dry hole di Blok Semai 2 di Papua. Pertamina > sempat memprotes saat kontraktor swasta terpilih sebagai operator blok > tersebut beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang terbukti > eksplorasi di sana tidak menemukan cadangan yang komersial. > > "Bisa dibayangkan apabila Pertamina masuk ke Semai 2, Pertamina bisa > kehilangan US$ 200 juta dalam waktu 6 bulan. Dengan hanya memiliki sebagian > partisipasi (participating interest) di blok tersebut, Pertamina tidak > harus menanggung kerugian sebesar itu," ujar Priyono. > Wahyu Daniel : detikFinance > > detikcom - Jakarta, Dalam dua tahun terakhir, investasi hulu minyak dan > gas (migas) di Indonesia 'menguap' sia-sia senilai US$ 1,24 miliar atau Rp > 11,16 triliun. Akibat kegiatan pengeboran sumur minyak yang ternyata tak > menghasilkan apa-apa atau diistilahkan dry hole. > > Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan, hal tersebut menandakan tingginya > risiko investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Dikatakan Priyono, > semua investasi tersebut ditanggung sepenuhnya oleh investor karena cost > recovery hanya akan dibayarkan pemerintah apabila lapangan migas sudah > berproduksi. > > Dry hole merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi yang > tidak berhasil menemukan cadangan migas yang cukup ekonomis untuk > dikembangkan. > > "Tingginya resiko saat eksplorasi membuat banyak investor tidak berani, > karena apabila tidak berhasil, mereka bisa kehilangan seluruh investasi. > Disinilah kita melihat kita masih sangat membutuhkan investasi asing," ujar > Priyono dikutip dari situs BP Migas, Kamis (2/2/2012). > > BP Migas mencatat, di 2010 terdapat kejadian dry hole di 30 sumur dengan > kehilangan investasi mencapai US$ 776 juta. Sedangkan di 2011, jumlah sumur > dry hole mencapai 12 sumuur dengan total investasi yang hilang mencapai US$ > 461 juta. > > Dicontohkan Priyono, kejadian dry hole di Blok Semai 2 di Papua. Pertamina > sempat memprotes saat kontraktor swasta terpilih sebagai operator blok > tersebut beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, sekarang terbukti > eksplorasi di sana tidak menemukan cadangan yang komersial. > > "Bisa dibayangkan apabila Pertamina masuk ke Semai 2, Pertamina bisa > kehilangan US$ 200 juta dalam waktu 6 bulan. Dengan hanya memiliki sebagian > partisipasi (participating interest) di blok tersebut, Pertamina tidak > harus menanggung kerugian sebesar itu," ujar Priyono. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > >