Mungkin kalau  yg berpengalaman yg muda sdh bekerja semua , sedangkan  yg tua / 
pensiunan pada menikmati pensiunya saja dan jumlahnya sangat  terbatas 


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-----Original Message-----
From: "Yanto R. Sumantri" <yrs_...@yahoo.com>
Date: Sun, 11 Mar 2012 20:06:54 
To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re: Bls: Re: 
[iagi-net-l] Diskisi migas di Metro





________________________________
Apa bener Indonesia ini potensi geothermal - nya tinggi ?
Tapi anehnya saya cari geothermal geologist belum nemu tuh !!!!
Apa para ahli geologi tidak tertarik ke gethermal ya ?

si Abah

> Hehe.. agak terbawa suasana Pak.. 
>
> Dan saya setuju lagi Pak Franc!
> Geothermal memang paling cocok terutama di daerah yang
> memiliki potensinya seperti Indonesia. Untuk kapasitas
> pembangkit yang sama, surface area yang diperlukan
> geothermal sangat sedikit dibandingkan pembangkit listrik
> tenaga surya maupun angin.  Plus supply energi yang konstan,
> all day all night, gak peduli cuaca gak peduli musim.
> Kekurangan geothermal hanya satu: lokasi.
> Tidak semua daerah memiliki potensi geothermal, dan yang ada
> potensi juga sering terbentur dengan isu
 lingkungan karena
> rata-rata berlokasi di pegunungan yang cenderung menjadi
> daerah dilindungi.  Jadi miris kalau melihat ada proyek
> geothermal yang ditolak LSM dan DPRD (yg mengatasnamakan
> rakyat, padahal rakyatnya belum tentu sepikiran), bahkan
> oleh profesor (tapi tampaknya tidak paham geothermal) dengan
> alasan geothermal itu merusak lingkungannya. Dan sekarang
> malah mau mengkaji pilihan pembangkit berbahan bakar
> batubara untuk provinsi tersebut. Maaf malah jadi curhat
> sedikit.. hehe.. 
>
>
> Betul Pak Avi, bapake londo, lahir di Bali, jadinya
> londobali..  hehehe..
>
> Salam,
> WHY
>
>
>
> ________________________________
> From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Saturday, March 10, 2012 3:47 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
> Makin asik diskusi sampe pake angka2 segala.  he.. he.. he..
>
> dari diskusi yang ada, kelihatannya geothermal energy  yang
> paling feasibel untuk buat hydrogen nya ( quote dari RPK).
>
> dan energy gelombang laut, solar energy, dan energy angin
> masih memerlukan riset yang cukup dalam untuk meningkatkan
> efisiensi perubahan energy nya menjadi energy listrik.
>
> selamat ber akhir pekan,
> frank
>
>
>
>
>
> ________________________________
> From:
 Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com>
> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Saturday, March 10, 2012 12:44 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
> Betul Pak Franc, 
>
> Rata-rata satu barrel oil equivalent itu mengandung energy
> sebanyak 5.900 MJ. Solar (photovoltaic) panel rata-rata
> sudah memiliki efisiensi diatas 10%, tapi untuk mempermudah
> kita pakai saja efisiensi 10%.  Dengan effisiensi segitu,
> dan rata-rata irradiasi surya di permukaan Bumi Indonesia
> ~4.5 kWh/m2 per hari, artinya solar panel tsb
 dapat
> menghasilkan 1.62 MJ/m2 per hari. Dengan kata lain, 1 m2
> solar panel membutuhkan 3642 hari untuk mengumpulkan jumlah
> energi yang setara dengan 1 barrel minyak.  Atau 100 m2
> solar panel (10x10m) membutuhkan 36,42 hari. 
> atau 10.000 m2 (100x100m) panel membutuhkan 0.3642 hari,
> atau seharinya bisa setara dengan ~ 2,5 boe.
>
> Cukup banyak solar cell yang dibutuhkan untuk menyaingi 1
> barrel oil, tapi perlu juga diingat bahwa 1 barrel oil itu
> juga membutuhkan energi untuk berhasil ditemukan, kemudian
> diangkat ke permukaan, transportasi, refinery, penyimpanan,
> dsb. Dan ini belum dimasukkan dalam perhitungan diatas. The
> bottom line adalah dari segi cost, tentunya oil masih belum
> bisa disaingi, masih jauh lebih murah dibandingkan solar
> cell (photovoltaic). Kalau sudah lebih mahal pasti sudah
> banyak yang
 beralih. 
>
> Kunci dari pemanfaatan energi non fossil-fuel adalah energy
> mix dan energy storage.  Pemanfaatan energi surya, baik
> secara langsung dengan solar cell ataupun secara tidak
> langsung tapi masih turunan dari energi surya seperti angin,
> siklus air (potensial dari ketinggian, aliran, ombak, arus,
> dsb), semuanya memiliki kelemahan yang sama: intensitas yang
> tidak konstan.  Lain halnya dengan energi yang non-surya:
> geothermal dan nuklir. 
> Oleh karena itu energi mix sangat diperlukan untuk dapat
> saling mengisi sehingga saat yang satu merendah yang lain
> dapat menutupi kekurangannya. Energy storage juga penting
> untuk menyiasati saat supply berkurang, dan juga saat jumlah
> supply melebihi demand sehingga tidak ada energi yang
> terbuang sia-sia. Storage kimiawi cenderung mahal dan belum
> ada yang memiliki
 kapasitas besar untuk power-grid scale.
> Tapi masih ada form penyimpanan lain yang masih bisa
> dilihat, salah satunya dalam bentuk energy potensial air,
> lainnya dalam bentuk thermal storage, dsb.
>
> Penyimpanan dalam bentuk energi potensial air sudah banyak
> dilakukan sebagai bentuk large-scale energy storage untuk
> kebutuhan grid. Konsepnya juga cukup sederhana: pada saat
> off-peak listrik yang berlebihan digunakan untuk memompa air
> kembali keatas bendungan, air yang dipompa keatas kembali
> memiliki energi potensial yang dapat digunakan kembali untuk
> menggerakan turbin air pada saat peak-hours.
>  http://en.wikipedia.org/wiki/Pumped-storage_hydroelectricity
> Cara seperti ini memang memiliki energy losses dari
> efisiensi pompa dan turbin, tapi ini juga sama
 halnya dengan
> storage kimiawi yang memiliki losses pada charging dan
> discharging.
>
> Salam,
> WHY 
> - masih geologist -
>
>
> ________________________________
> From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Saturday, March 10, 2012 3:21 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
> Pak WHY,
>
>
>
> Solar energy memang top,  tapi tidak bisa dapat energy
> sepanjang hari (kecuali kalau dipasang di luar angkasa). dan
> yang
 paling penting adalah untuk mengganti 1 barrel minyak
> diperlukan area yang cukup luas untuk solar cell nya (pernah
> lihat artikel yang kasih angka2 ini tetapi lupa lihat
> dimana).
>
> jadi untuk membuat jakarta terang benderang pada malam hari
> saja perlu solar cell yang luas sekali. jauh lebih luas dari
> Jakarta.  energy itu dipakai terus. jadi energy persatuan
> waktu nya memerlukan solar cell yang luas sekali
> permukaannya.
>
> dan seperti kata Pak Koesoema, penyimpanan energy chemical
> kayak aki belum efisien dan kapasitas nya masih kecil.
>
> jadi ide penggabungan ini sudah lama dibicarakan dimana
> mana.  saya sendiri sudah posting berkali kali di milis kita
> ini. ide penggabungan ini adalah membuat hydrogen waktu
> masih ada sinar matahari, atau waktu anginnya cukup kencang,
>  atau waktu ombaknya masih
 bergerak.
>
> hydrogen ini jadi penyimpan energy potential  dan bisa lebih
> mudah di transportasikan.
>
> jadi hydrogen ini juga bisa membantu penyaluran tenaga
> hydrothermal yang susah ditransportasikan. sebenarnya ini
> yang mungkin bisa besar penambahan energynya terhadap
> kebutuhan manusia, tetapi energy loss nya akan besar sekali,
> (soalnya pertama membuat energy listrik, lalu energy
> listriknya dipakai untuk membuat Hydrogen nya lalu
> hydrogennya disimpan dan lalu ditransport ke tempat yang
> akan memakai energy hydrogen ini). Siklus pembuatan energy
> hidrogen ini memang seperti yang saya sebutkan diatas apapun
> sumber energy nya.
>
> yah, daripada energy geothermal nya tidak dipakai.
>
>
> ijinkan saya mengulang lagi apa yang kita bahas diatas.
> mari kita rangkum daftar challenges dari penyediaan sumber
>
 energy yang besar : 1. Penyimpan energy (energy bank) belum
> efisien dan tidak bisa menyimpan dalam jumlah besar. 2.
> transportasi energy listrik masih dibatasi dengan diperlukan
> nya kabel dengan loss yang cukup besar  (sampai sekarang
> masih banyak penelitian mengenai ini) 3. Sumber energy
> alternative itu umumnya intermittent.
> 4. Energy yang dihasilkan oleh 1 barrel minyak itu
> equivalent dengan jumlah yang besar sekali dari sumber
> energy lainnya (kecuali nuklir).
>
> nah keempat challenges ini bisa dijawab dengan membuat
> tetes2 hydrogen disimpan disuatu tanki yang aman, dan bisa
> ditransportasikan ketempat lain kalau jumlahnya sudah cukup
> untuk menghasilkan energy listrik yang diperlukan.
>
> sekedar tambahan, kalau tidak salah pernah diposting di
> milis IAGI,tentang  riset menghasilkan energy di angkasa
> luar dan
 mengirimkannya ke bumi, lewat alat komunikasi.
>
> fbs,
> catatan:  kalau tidak salah pesawat ulang alik pakai energy
> hydrogen untuk mendorong  roket dan pesawat nya ke angkasa
> luar.
>
>
>
> ________________________________
> From: Wayan Heru Young <londob...@yahoo.com>
> To: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Friday, March 9, 2012 10:28 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
>
>
> Saya sempat membaca artikel menarik dari pemuja matahari
> (bukan dalam arti agama atau kepercayaan),
 mengenai fosil
> fuel yang dikatakan sama dengan "ancient sunlight", yaitu
> energi matahari yang diolah di Bumi (flora-fauna), yang
> kemudian tertimbun dan perlahan menjadi bahan bakar fosil. 
> Dapat dibayangkan betapa tidak effisiennya proses tersebut,
> dari begitu besarnya energi matahari yang sampai di Bumi,
> hanya sebagian kecil sekali yang dapat diolah dengan
> fotosintesa, dan dari itu hanya sebagian kecil yang
> tertimbun dengan kriteria yang tepat, dan dari yang
> tertimbun itu juga sebagian kecil saja yang mendapatkan
> kondisi (P-T) yang tepat untuk mencapai maturasi, dan
> seterusnya sepanjang perjalanan energi itu hingga menjadi
> bahan bakar minyak atau batubara sebagai bentuk dari energy
> storagenya.
>
> Orang-orang solar-power-minded  tersebut mengatakan alangkah
> baiknya jika kita memotong jalur yang sangat rumit,
 panjang
> (ratusan juta tahun..) dan highly inefficient  itu dan
> langsung mengubah energi surya menjadi energi listrik yang
> kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Rata-rata solar
> cell yang sudah dijual komersil memiliki efisiensi diatas
> 10% dan ini sudah jauh lebih efisien dibandingkan "ancient
> sunlight" yang tersimpan di fosil fuel. Rata-rata
> fotosintesis hanya dapat mengubah 2% dari energi surya,
> belum lagi menghitung energy-losses selama prosesnya untuk
> menjadi fosil fuel.
>
>
> Sumber aslinya saya tidak ketemu, tapi ada yang ini yang
> cukup mirip konsepnya:
> http://www.scienceminusdetails.com/2011/02/why-fire-is-cool-entry-4-ancient-energy.html >
>
> Dalam artikel yang lain di sumber yang lain
 pula
> (http://www.kajul.org/welcomeEN.php) membagi energi dari
> asal muasalnya:  - Solar Radiation derived (solar, wind,
> hydro, bio, all fosil fuels)   - non solar radiation derived
> (nuclear & geothermal) 
>
> Di website tersebut saya juga baru tau istilah baru:
> burnivore.
> Setelah vegetasi, herbivore, carnivore, dan omnivore, muncul
> jenis baru: burnivore. <quote>
> Burnivore: Same as Omnivores; with the difference that the
> burnivore uses 10 up to 1 million times more energy than its
> own body is able to use. The Burnivore accesses an energy
> flow through a process of burning all kinds of Chemical
> Energy (Wood, Coal, Oil, Gas) to release Heat Energy and
> sometimes a tiny bit of Light. Heat is used to cook food to
> make it easier to digest; and to
 expand air or gas to create
> kinetic energy to propel a bike, car, truck, boat, airplane
> or rocket forward to transport either itself or goods which
> it thinks are needed to improve its quality of
> life. <unquote>
>
>
> Dan karena pengetahuan bakar-membakarnya sudah tingkat
> tinggi dan "addicted to burning things" (dan juga investasi
> yang sudah ditanam di budaya membakar tersebut sudah sangat
> banyak), sering kali mereka memilih alternatif dari fosil
> fuel yang malah kurang tepat, maunya tetap mencari bahan
> lain yang bisa dibakar, seperti bio-fuel contohnya yang
> tidak mengurangi pembakaran malah justru menambah masalah
> dengan membuka lahan baru dan persaingan dengan bahan
> pangan.
>
> =======================================================================================Saatnya>
>  geologist oil&gas cari perkerjaan
 baru?  Sepertinya tidak! 
> Masih banyak sekali kebutuhan manusia akan oil n gas.
> Pertama, pengalihan sumber energi masih akan membutuhkan
> masa transisi yang cukup lama (bayangkan untuk menunggu
> sekian banyaknya mobil bensin perlahan-lahan habis
> tergantikan dengan mobil listrik).  Kemudian bahkan Setelah
> semua teralihkan ke energi lainpun minyakbumi masih akan
> tetap dibutuhkan di dunia: secara terbatas untuk bahan bakar
> pada keperluan khusus, dan secara tak terbatas (limitless)
> pada industri petrochemical untuk membuat berbagai macam
> senyawa penting seperti plastik, polycarbon, dst  yang
> sangat penting untuk kehidupan manusia modern seperti
> peralatan, kendaraan, kosmetik, dst..dst.. (look it up in
> google: "Oil is too Valuable to Burn" )
>
> Salam,
> WHY
>
>
>
 ________________________________
> From: "koeso...@melsa.net.id" <koeso...@melsa.net.id>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Friday, March 9, 2012 3:59 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
>
>
> Itulah pembicaraan mengenai energi alternatif itu biasanya
> tdk bisa membedakan sumber energi dan penyimpan energi
> (energy storage). Fuel cell disebut sebagai energy source,
> padahal Hidrogen itu tdk didapatkan di alam, tetapi harus
> dibuat, dan untuk pembuatannya perlu diinputkan energi
> berupa listrik untuk electrolysis ini, jadi sumber energi
> listrik
 ini dari mana? Dari solar cell kah, dari
> hydro-electric plant, dari geothermal?, bahkan dari PLTU (dg
> batubara sebagai sumber) atau PLTD (dg minyakbumi)? Jadi
> selalu kita harus bertanya: sumber energinya dari mana? RPK
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________________________________
>
> From:  Eko Prasetyo <strivea...@gmail.com>
> Date: Fri, 9 Mar 2012 15:40:00 +0800
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo:  <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] hydrogen sebagai sumber energy Re:
> Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
> http://www.spiritofmaat.com/archive/watercar/h20car2.htm
>
> Fuel Cells: This method uses oxygen from the atmosphere to
> complete the burning of the hydrogen in the fuel cell. What
> comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor, but
> the oxygen originally came from the atmosphere, not from the
> fuel. And so the use of fuel cells neither takes away nor
> contributes to the oxygen content of the air.
>
> Hydrogen: This fuel is complete in itself. It does not need
> oxygen from the atmosphere to burn, which is an improvement
> over fossil fuels in saving the oxygen in our air supply. In
> fact, when hydrogen burns perfectly, nothing at all comes
> out of the tail pipe. If salt and metal alloy are used to
> create hydrogen, then there will be residues of that in the
> exhaust, but hydrogen fuel does not contribute oxygen to the
>
 atmosphere.
>
> Brown's gas: This is the most perfect fuel of all for
> running our vehicles. Like pure hydrogen, it is made from
> water, i.e., hydrogen and oxygen, but it burns in the
> combustion engine so that, depending on the setup, it may
> actually release oxygen into the atmosphere. In that case,
> what comes out of the tail pipe is oxygen and water vapor,
> just as with fuel cells; but the oxygen comes from the water
> that's being used to create the Brown's gas fuel. So burning
> Brown's gas as fuel can add oxygen to the air and thus
> increase the oxygen content of our atmosphere.



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits,
 arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke