Sy pasti memilih Jokowi karena memiliki government management talent yang 
dibutuhkan masyrakat saat ini, sederhana dengan program doable n realistic 
bukan spt Kompas tadi padi Jakarta bebas uang sekolah SD-SMA, Berobat & RS 
gratis, bebas banjiir n macet????? Apalagi didampingi Geologist, sekalian sbg 
SDA advisor tentang Pulau Seribu yang diincar ama Asing.

mds
----- Original Message ----- 
  From: rahardjo...@yahoo.co.id 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Tuesday, March 20, 2012 11:45 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2


  Tapi ahok sdh berkiprah di DPR yg levelnya nasional lho mas Totok, bukan 
sekedar DKI, 

  RS npa 0848
  Sekedar urun rembug
  Powered by Telkomsel BlackBerry®

------------------------------------------------------------------------------

  From: Sudibyo HT <htsudi...@gmail.com> 
  Date: Tue, 20 Mar 2012 11:21:21 +0700
  To: <iagi-net@iagi.or.id>
  ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
  Subject: Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2


  Belitung Timur bukan Jakarta,...Solo juga bukan Jakarta...Jadi, JokoWi dan 
Ahok tidak bisa sekedar copy-paste apa yang telah sukses mereka kerjakan untuk 
diterapkan di Jakarta.

  Tapi mereka PUNYA HATI,..mereka MUDA,BERPRESTASI,...
  Lawan mereka hanya Foke,...
  (hts)

  On Tue, Mar 20, 2012 at 11:05 AM, Jerry Sihombing 
<jerry.c.sihomb...@gmail.com> wrote:

    Saya senang sama jokowi secara objektif, beliau tulus, jujur, dan polos. 
    mau memajukan rakyatnya, esemka aja dia dukung penuh, 
    sayang dinegeri tercinta ini lebih banyak kepentingan oknum pengusaha 
didulukan 
    daripada rakyat jelata. ga ada lagi tuh "Vox Populi Vox Dei"
    susah cari pejabat kaya jokowi dari dulu - jaman sekarang. 


    jadi inget dulu dia bukan ya yg dihina Gubernur Jateng??


    _Jcs_


    On Mon, Mar 19, 2012 at 8:58 PM, Bandono Salim <bandon...@gmail.com> wrote:

      Kalau dipasangin dgn jokowi mungkin bagus yaa, berfikir untuk 
kesejahteraan rakyat.
      Kagok kalau jadi gub dki saja. 
      Powered by Telkomsel BlackBerry®

--------------------------------------------------------------------------

      From: rahardjo...@yahoo.co.id 
      Date: Tue, 20 Mar 2012 03:50:42 +0000
      To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
      ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
      Subject: Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2


      So, yang penting bukan siapa Dia akan tetapi Bagaimana Dia .... Setujukah?
      RS
      Npa 0848 
      Powered by Telkomsel BlackBerry®

--------------------------------------------------------------------------

      From: Alman <salmand...@gmail.com> 
      Date: Tue, 20 Mar 2012 10:18:43 +0700
      To: <iagi-net@iagi.or.id>
      ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 
      Subject: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2


      Pasangan Jokowi - Ahok benar2 mendobrak mainstream Pilkada DKI tahun ini. 


      Tahukah iagi-netters bahwa ternyata Ahok adalah seorang geologist?

      Berikut sekilas tentang beliau





      
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

      Nama : Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM
      Tempat lahir : Manggar, Belitung Timur
      Tanggal lahir : 29 Juni 1966
      Agama : Kristen Protestan
      Nama Istri : Veronica, ST
      Nama anak pertama : Nicholas
      Nama anak kedua : Nathania
      Nama anak ketiga : Daud Albeenner
      Nama bapak : Indra Tjahaja Purnama (Alm)
      Nama ibu : Buniarti Ningsih

      PERJALANAN AWAL

      Basuki T Purnama  (BTP) yang akrab dipanggil Ahok lahir di Gantung, desa 
Laskar Pelangi, Belitung Timur.

      Ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di 
Jakarta dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi 
Universitas Trisakti.

      Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik 
Geologi (Insiyur geologi) pada tahun 1989, Basuki pulang kampung–menetap di 
Belitung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor 
pertambangan PT Timah.

      Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Basuki menyadari betul hal 
ini tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena untuk 
menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga dibutuhkan 
manajemen yang profesional.

      Untuk itu Basuki memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen 
keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat gelar 
Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM) membawa 
Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu perusahaan 
yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik sebagai staf 
direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin konsentrasi 
pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Basuki memutuskan untuk berhenti bekerja 
dan pulang ke kampung halamannya.

      Perlu diketahui, tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada 
sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Bagi 
Basuki, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, Kecamatan 
Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan 
bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham, karyawan, dan rakyat) 
dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah 
Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas. Di sisi 
lain diyakini PT Nurindra Ekapersada memikili visi untuk menghasilkan sumber 
daya manusia yang tangguh.

      Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Basuki didukung oleh 
seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo untuk memulai pembangunan 
pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan memamfaatkan 
teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini diharapkan juga memberikan 
harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya suatu kawasan industri dan 
pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan Industri Air Kelik).

      KIPRAH POLITIK 

      Sebagai pengusaha di tahun 1995 ia mengalami sendiri pahitnya berhadapan 
dengan  politik dan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia melawan 
kesewenang-wenangan pejabat. Sempat terpikir olehnya untuk hijrah dari 
Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah yang 
mengatakan bahwa satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk memperjuangkan nasib 
mereka.

      Dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, sang ayah yang 
dikenal dengan nama Kim Nam, memberikan ilustrasi kepada Ahok. Jika seseorang 
ingin membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500 ribu rupiah, ini 
hanya akan cukup dibagi untuk  2000 orang. Tetapi jika uang tersebut digunakan 
untuk berpolitik, bayangkan jumlah uang di APBD yang bisa dikuasai untuk 
kepentingan rakyat. APBD kabupaten Belitung Timur saja mencapai 200 milyar di 
tahun 2005.

      Bermodal keyakinan bahwa orang miskin jangan lawan orang kaya dan orang 
kaya jangan lawan pejabat (Kong Hu Cu), keinginan untuk membantu rakyat kecil 
di kampungnya, dan juga kefrustasian yang mendalam terhadap kesemena-menaan 
pejabat yang ia alami sendiri, Ahok memutuskan untuk masuk ke politik di tahun 
2003.

      Pertama-tama ia bergabung dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia 
Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia 
mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan keuangan yang sangat 
terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak memberikan 
uang kepada rakyat,  ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur 
periode 2004-2009.

      Selama di DPRD ia berhasil menunjukan integritasnya dengan menolak ikut 
dalam praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD fiktif, dan menjadi dikenal 
masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD yang berani secara langsung dan 
sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka sementara 
anggota DPRD lain lebih sering “mangkir”.

      Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang 
mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di 
tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan 
melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telfon genggamnya yang juga 
adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Dengan cara 
ini ia mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan kebutuhan rakyat. 
Dengan cara kampanye yang tidak “tradisional” ini, yaitu tanpa politik uang, ia 
secara mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13 persen dan menjadi Bupati 
Belitung Timur periode 2005-2010. Padahal Belitung Timur dikenal sebagai daerah 
basis Masyumi, yang juga adalah kampung dari Yusril Ihza Mahendra.

      Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD yang 
mengerti betul sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada, dalam waktu 
singkat sebagai Bupati ia mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, 
sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke pelosok-pelosok 
daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsipnya sederhana: jika 
kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Selama menjadi bupati ia 
dikenal sebagai sosok yang anti sogokan baik di kalangan lawan politik, 
pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia memotong semua biaya pembangunan yang 
melibatkan kontraktor sampai 20 persen.  Dengan demikian ia memiliki banyak 
kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

      Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul 
suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007. 
Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel ketika 
63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang, karena 
banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, ia gagal 
menjadi Gubernur Babel.

      Dalam pemilu legislative 2009 ia maju sebagai caleg dari Golkar. Meski 
awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di 
Babel hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan 
memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut 
menjadi suara terbanyak.

      Selama di DPR, ia duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan 
sebagai figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat banyak. 
Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi anggota-anggota DPR 
lain dalam anti-korupsi, transparansi dan profesionalisme. Ia bisa dikatakan 
sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas kerja DPR baik dalam proses pembahasan 
undang-undang maupun dalam berbagai kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses 
melalui websitenya. Sementara itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja 
menyediakan materi undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan 
informasi dan mengadvokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal 
fundamental yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem 
rekrutmen kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan 
pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk 
merebut kepemimpinan di daerah.

      Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah 
individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam berani 
mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik dan yang 
jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan politik. Jika 
individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh kalau sampai hari ini 
politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup. Oleh karena itu ia berharap 
model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa dijadikan contoh oleh rekan-rekan 
idealis lain untuk masuk dan berjuang dalam politik.  Sampai hari ini ia masih 
terus berkeliling bertemu dengan masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan 
pentingnya memiliki pemimpin yang bersih, transparan, dan profesional.

      Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari 
10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh 
Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang 
terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat 
Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan bahwa 
berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan, ketulusan, 
kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat pencitraan.




      sumber : ahok.org











------------------------------------------------------------------------------

  “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.



“Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email.

====================================================================================================================================================================================
DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is 
intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain 
confidential information. You are hereby notified that the taking of any action 
in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, 
printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than 
the intended recipient(s) is strictly prohibited. 
If you have received this Message in error, you should delete this Message 
immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and 
other information in this Message that do not relate to the official business 
of PetroChina International Companies In Indonesia or its Group of Companies 
shall be understood as neither given nor endorsed by 
PetroChina International Companies In Indonesia or any of the companies within 
the Group.
==============================================================================================================================================================

Reply via email to