yuppp... dan peran utama adalah talkshow televisi yang tidak pernah menuju arah positif....isinya malah bikin panas kepala penontonnya...:-)
--- On Tue, 3/27/12, Agus Budiluhur <agus.budilu...@gmail.com> wrote: From: Agus Budiluhur <agus.budilu...@gmail.com> Subject: Re: [iagi-net-l] kenaikan (harga) BBM... To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, March 27, 2012, 12:03 AM Rekans Fenomena yang terjadi saat ini, sangat kemungkinan dipicu oleh kondisi psikologis masyarakat, dimana masyarakat (atau setidaknya terwakili oleh saya) hampir setiap hari disuguhuin oleh berita-berita yang menggambarkan betapa tidak efesien-nya penyelenggaraan administrasi (kekuasaan) negara sekarang ini (baik yang di eksekutif, legislatif atau bahkan yudikatif), yaitu dengan banyaknya kebocoran keuangan negara, dan problem yang menyakitkan adalah hal-hal tersebut tidak pernah tuntas terselesaikan tetapi malah ditimpa dengan penyimpangan (kasus2 korupsi) yang lain! Dan kita sudah terlalu muak untuk melihat kondisi ini, tanpa bisa melakukan apa-apa hanya bengong2 aja menyaksikan para badut2 tersebut bermain di panggung sandiwara. Maka tidak heran, logika para anti&demonstran hanyalah suatu penolakan yang recessive, lebih2 kalau kemudian ditunggangi oleh badut2 politisi yang saat tidak kebagian kue... Kalau dibilang bahwa waktunya (untuk menaikkan harga BBM) tidak tepat, terus kapan? Kapan republik ini bisa membenahi administrasinya (regardless mereka berasal dari existing partai manapun)? Belum lagi masalah pembangunan nasional yang tak tahu arah (tak jelas) di hampir semuuuaa sektor. Kalau mau melogikakan kondisi saat ini apakah harga BBM atau tidak perlu, sebaiknya jangan pakai logika! Salam -abl- (rakyat kecil yang berharap situasi ini tetap dalam koridor damai dan tidak mengganggu kepentingan umum) NPA 2156 2012/3/27 PRAKOSO, Anton <prakoso.an...@gmail.com> sebenarnya subsidi BBM itu bisa ditekan kalau sarana dan prasarana yang ada itu nyaman, aman dan efisien; misalkan public transportation contohnya kalau ini bisa dibikin nyaman, aman dan efisien (tepat waktu), banyak mungkin yang nggak ke kantor bawa kendaraan pribadi tetapi naik public transport; berapa konsumsi BBM yang bisa dikurangi/ditekan lhah di jakarta yang nggak lihat jam dan hari; dimana-mana macet, bahkan sempat denger ada yang bilang bahwa jakarta sudah bukan 'macet' lagi istilahnya, tapi 'kendaraan parkir di jalan' plus mesin dan AC yang hidup terus, berapa konsumsi BBM yg terbuang sia-sia hanya untuk diam di jalan ataupun kalau jalan hanya 10 meter/jam apalagi klo hujan jalanan sempit dan rusak pun mengakibatkan konsumsi BBM yang tinggi juga, truk2 pengangkut sembako yang harusnya bisa sampe tujuan 10 jam, molor jadi 17 jam; kan sudah agenda rutin tahunan sebelum Lebaran kalau pantura itu selalu diperbaiki karena jalan yg banyak lubang, rusak, bocel sana sini jadi hemat saya kalau cuman lihat big picture nya bahwa BBM naik karena harga minyak mentah naik kok ya kurang pas juga; karena komponen2 lain yang membuat subsidi BBM melonjak itu nggak coba diurut satu2, karena nggak cuma di jakarta saja tetapi hampir disemua daerah lebarnya ruas jalan nggak/kurang berkembang cepat yang mengakibatkan lambatnya perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, efeknya ke BBM pertanyaannya, apakah dengan naikkan BBM ini solusi sesaat atau jangka panjang ? ataukah benang kusut konsumsi BBM yang meningkat ini perlu dilihat lebih jernih lagi sebabnya... monggo kerso On 26 Mar 2012, at 21:56, Ok Taufik <ok.tau...@gmail.com> wrote: Harga BBM di dunia akan naik terus untuk negara yang kecil cadangannya seperti Indonesia dan tergantung atas import, waktu kenaikan BBM juga tak bisa di tolak lagi kapan akan dinaikkan, bisa tiap semester. setiap tahun sampai negara ini sudah tak mampu mengontrolnya lagi. Selama kebanyakan dari bangsa ini life stylenya boros BBM maka kesulitan tersebut lebih terasa. Sampai waktunya negara tak bisa lagi mengontrol tingkat konsumsi BBM maka swasta akan mengambil alih sepenuhnya harga BBM sesuai permintaan. Akankah harga BBM akan bisa lebih tinggi dari saat ini?, sangat mungkin bisa 2x lipat dan seterusnya karena pemerintah tak punya cadangan devisa untuk menyuplai BBM. 2012/3/27 noor syarifuddin <noorsyarifud...@yahoo.com> Dari Detik.... >PDI Perjuangan, kata Aria Bima, menolak kenaikan harga BBM lantaran >meyakini >pemerintah sebenarnya masih bisa mencari jalan keluar selain >menaikkan harga >BBM. Misalnya melakukan penghematan anggaran perjalanan >dinas pejabat, >melakukan efisiensi BPH Migas dan Pertamina, serta >meningkatkan produksi >(lifting) minyak dalam negeri. ===> sepakat, tapi seberapa realistis sih hal ini? - yang terus ngotot study banding ke LN juga orang-orang DPR - BPH MIGAS: apa sih perannya kok sampai in-efisiensinya bisa menekan harga BBM? - peningkatan produksi dan atau lifting: sepakat, tapi kalau defisit BBM sudah sedemikian besar kok rasanya berat untuk swasembada lagi walau produksi digenjot habis-habisan (kalaupun bisa)... >Pemerintah, ujar Aria Bima, juga bisa menekan harga BBM dengan membeli >>langsung minyak mentah kepada negara produsen, bukan melalui makelar dan >>spekulan seperti selama ini. Seiring dengan itu, pemerintah bisa >menyiapkan >kilang-kilang pengolahan BBM di dalam negeri dan mengembangkan >industri bahan >bakar nabati pengganti BBM. ==> sepakat juga, ada yang tahu seberapa besar "fee" yang diambil mereka dan apakah cukup untuk nombok subsidi BBM? Menyiapkan kilang = membangun kilang..? lha kha tetap perlu crude juga untuk bisa dikilang...kalau crude dalam negeri nggak cukup khan masih harus import juga... >"Namun, opsi selain menaikkan harga BBM itu tidak pernah serius >dilakukan. >Pemerintah hanya mau cari gampangnya saja dengan langsung >menaikkan harga >BBM," katanya. ==> sepakat juga, tapi DPR juga saya rasa cuman cari gampangnya: menyalahkan pemerintah dan tidak mau tahu permasalahan kronik yang sedang kita hadapi ini.... salam, NSy (pemakai BBM non subsidi, dan setia membeli di SPBU Pertamina) -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com -------------------------------------------------------------------------------- Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. -------------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- -- Sent from my Computer® -- Agus Budiluhur