penyelenggara negara?
masih adakah?
saya kok ngeliatnya calo di atas, calo dibawah, dan sapi perahan di
tengah2...

kalo penyelenggara negara = hasil pemilu, ya gitu deh...bayangkan saja
membeli lapangan minyak tapi harus lewat pemilihan suara, yang disodorin
tanpa melalui proses vetting yang berkualitas, asal kinclong ato asal bisa
bayar, ya disodorin, kualitas seperti apa yang bisa diharapkan?

Rakyat sudah terlalu lama dipaksa memendam rasa, disuruh survive sendiri,
sehingga lama kelamaan terbentuk tribal mindset yang disatukan atas
kesaamaan nasib, atau kesamaan gengsi, atau kesamaan pikiran. Tribal
mindset ini pun dipupuk oleh rasa saling tidak peduli antara hasil pemilu
dan pencoblos pemilu. Yang penting hasil pemilu gak nginjek pencoblos
pemilu dan pencoblos pemilu gak ribut2 ke hasil pemilu, semua dianggap
damai.

Damai, ketika damai adalah api dalam sekam ketidakpuasan hidup.

ketidakpuasan hidup bertemu dengan nilai-nilai sosial yang semakin longgar,
dilonggarkan oleh para orang tua yang terdesak oleh gilanya para hasil
pemilu dan terpaksa harus flexible. Nilai-nilai sosial yang semakin longgar
menyalakan jiwa pemberontak para anak-anak bau kencur yang over-taught but
under-educated dan totally stressed up, sehingga muncullah geng-geng motor,
anak-anak pembantah orang dewasa.

Complex masalahnya. Tapi semua bermula dari satu: demokrasi ala calo.

TOLAK DEMOKRASI ALA CALO!

2012/5/10 <amienwid...@yahoo.com>

> Ada apa di negara ini??
>
> Saat ini penylenggara Negara (pemerintah dan DPR) memperlihatkan sikap
> yang tidak terpuji, korup, asal ngomong dan tidak punya rasa prihatin sama
> sekali terhadap rakyatnya. Penyelenggara negara ini betul betul sudah tidak
> lagi jadi tuntunan lebih banyak menjadi tontonan yg memuakkan penuh ketidak
> adilan maka rakyat semakin resah, gelisah, galau dan berubah menjadi
> agresif. Keresahan masyarakat yg terkadang diekspresikan dengan tawuran,
> tawuran dan tawuran,  baik antar pelajar, mahasiswa atau antar kampung,
> tawuran geng motor dll dll. Seperti keluarga beranak banyak bila ada
> ketidak adilan orang tua maka reaksi yang dipertotonkan anak  ada yang
> diam, ada yang marah-marah, ada yang ngedumel, ada yang memarahi orang
> lewat dan tawuran dll.
>
> Hampir semua elemen masyarakat sudah saling tawuran. Apa yang kau tunggu,
> apakah nunggu hancur hancuran?. Wahai penyelenggara Negara kembali ke
> khithah-mu sebagai penyelenggara yang bisa dipakai TUNTUNAN bagi kami.
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®




-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained

Kirim email ke